Rabu, April 30, 2008

Saksi Aman Tolak Tandatangani Hasil Penghitungan Pilkada Jabar

Wahana Kampus Fikom-UNPI

cianjur- Saksi dari tim Agum-Nu’man menolak menandatangani hasil sidang pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara, Selasa (22/4/2008), yang memenangkan pasangan Hade sebagai gubernur dan wakil gubernur Jabar periode 2008-2013. Dengan alasan yuridis, tim Aman tidak setuju dengan hasil rekapitulasi suara.Menurut Koordinator saksi Tim Aman, Rahadi Zakaria, ada dua alasan timnya menolak menandatangani hasil rekapitulasi suara tersebut.? tutur Rahadi saat ditemui seusai rapat pleno terbuka di aula KPU, cianjur, Selasa (22/4/2008).Alasan pertama, ungkap Rahadi banyak saksi-saksi dari tim Aman yang tidak menandatangani hasil berita acara di tingkat kabupaten dan kota. “Kami harus melakukan kroscek ke daerah karena sepanjang pengetahuan kami ada beberapa daerah kabupaten dan kota yang memiliki perbedaan hasil suara,” ujarnya seusai sidang pleno terbuka di Aula KPU, cianjurt, Selasa (22/4/2008).Alasan lain yaitu masalah Daftar Pemilih Tetap. “DPT memang wilayah kewenangan KPU, tapi kami ikut menandatangani DPT saat penetapan DPT,” jelas Rahadi. Sebab dari 40 juta penduduk yang berhak memilih versi mereka, hanya 27,9 juta penduduk yang ditetapkan sebagai DPT Pilkada Jabar 13 April lalu.Karena dua permasalahan tersebut, ungkap Rahadi, pihaknya tidak menandatangani hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi suara. “Secara yuridis kami keberatan dan tidak setuju,” tandas Rahadi.Hal itu tertuang dalam PP No 6 tahun 2005 pasal 28 yang menyatakan jika saksi tidak menandatangani dan tidak keberatan maka dinyatakan sah. “Logikanya, karena kami keberatan dan tidak menandatangani, itu tidak sah,”Menurut Rahadi, penolakan penandatangann ini merupakan bentuk partisipasi politik. “Partisipasi politik bukan hanya menyatakan iya tapi juga mengatakan tidak merupakan salah satu bentuk partisipasi politik.Sementara dua saksi pasangan lainnya, menandatangani berita acara penetapan hasil penghitungan suara Pilkada Jabar 2008.

Gunadi maulana

Read more

MENJELANG PILGUB JABAR 2008

Wahana Kampus Fikom-UNPI

Pada hari jumat tanggal 11 april 2008 kami selalu dikutsertakan mengikuti acara Coffee Morning di aula Bale Prayoga Pemda (Pemerinta Daerah) Cianjur. Pada kesempatan jumat yang lalu itu tema yang diangkat seputar persiapan pilgub (Pemilihan Gubernur) di kabupaten Cianjur. Acara tersebut dihadiri oleh ketua KPU Cianjur K.H Khairul Anam, perwakilan dari Bupati selain tiu juga ada dari Panwaslu (Panitia Pengawas Pemilu) serta dari pihak kepolisian. Untuk kesempatan pertama diberikan kepada ketua KPU (Komisi Pemilihan Umum) Cianjur yang menjelaskan tentang persiapan pilgub baik dari segi logistik pemilu yang sudah tersebardi seluruh kabupaten Cianjur tetapi msih ada lokasi yang belum menerima logistik pemilu seperti di kecamatan Campaka. Selain logistik pemilu dijelaskan pula bahwa surat suara yang sudah ada benar-benar asli itu dibuktikan dengan pengadaan alat canggih yang dapat melihat bagian-bagian terpenting dari surat suara tersebut.
Untuk selanjutnya giliran dari Panwaslu memaparkan bahwa mereka telah siap mengawasi pilgub di kabupaten Cianjur meskipun beberapa hari yang lalu sudah ada banyak pelanggaran yang dilakukan oleh ketiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur. Panwaslu akan melakukan tindakan hukum bekerja sama dengan Polri, setelah selesai perwakilan sari Bupati yang diwakilkan oleh salah seorang juru bicaranya bahwa Bupati telah bersiap untuk membantu kelancaran pilgub di kabupaten Cianjur. Terakhir dari kepolisian Polres Cianjur bahwa semua personel telah disiagakan untuk mengamankan pemilu di seluruh kabupaten Cianjur baik di dalam kota maupun luar kota Cianjur misalnya, di daerah Cianjur Selatan.
Acara coffee morning ini diakhiri pukul 11.00, kami selaku mahasiswa sangat senang dengan acara ini dan merupakan pengalaman yang menarik di karenakan bisa bertemu langsung dengan orang-orang yang ahli dalam bidangnya.

Pendapat
Perhelatan akbar ini ternyata kurang mendapat simpati dari masyarakat Jabar sendiri ite terbukti dengan kurangnya minat masyarakat terhadap pemilihan Gubernur ini. Misalnya di lingkungan saya warga di sekitar kurang antusias untuk datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) mereka seolah-olah tidak memeperdulikan acara akbar ini, saya juga menemukan sendiri banyak kasus misalnya, dalam surat suara banyak sekali keslahan dalam penulisan nama maupun alamat. Untuk ke depannya saya menyarankan kepada panitia penyelenggara agar memperbaiki kesalahan-kesalahan supaya kejadian seperti ini tidak terulang lagi serta banyak sosialisasi kepada masyarakat.
GALIH RAHMAT GINANJAR
06810014
Read more

PERSIAPAN MENJELANG PILGUB JABAR 2008

Wahana Kampus Fikom-UNPI
Acara Coffee Morning Press Jumat, 11 April lalu, kembali mendatangkan 4 pembicara yang berbeda. Masing-masing pembicara adalah Ketua KPU Cianjur, KH Chairul Anam, perwakilan Panwaslu Perwakilan dari bupati, H. Tedi, dan Humas Polres Cianjur, Priyadi. Mereka datang untuk membicarakan kesiapan mereka menjelang pemilihan gubernur yang dilaksanakan pada tanggal 13 April 2008.
Menurut Chairul Anam, masih ada 12 kecamatan di Cianjur yang warganya belum menerima Kartu Tanda Pemilih (KTP). Selain itu, banyak terdapat kesalahan cetak dalam KTP, seperti, kesalahan nama pemilih, atau tahun kelahiran pemilih tidak sesuai. Diakui oleh Chairul Anam bahwa percetakan meman mengalami banyak kesalahan teknis. Namun, kesalahan pada KTP tidaklah berpengaruh pada pemilhan, karena KTP hanyalah syarat administratif.
Jika tidak memilki KTP, asalkan memiliki surat C6 (surat panggilan), masyarakat masih bisa memilih. Jika tida memiliki C6, dapat memakai kartu identitas lain, asalkan terdaftar sebagai DPT (Daftar Pemilih Tetap).
Untuk menanggulangi penggelembungan pemilih, KPU diberi 4 macam alat deteksi (detektor), untuk memeriksa apakah surat suara asli atau tidak.
Sementara itu, pihak Panwaslu memiliki 2 Fungsi untuk mengawas jalannya pilgub, yaitu:
  1. Pengawasan pasif, yaitu panwas menerima laporan pelanggaran yang dilaporkan (pelanggaran administrasi maupun pidana).
  2. Pengawasan aktif, yaitu panwas aktif mencari kemungkinan-kemungkinan pelanggaran yang terjadi yang dilakukan oleh 2 kandidat gubernur maupun pihak-pihak lain.
Panwas di Kabpaten Cianjur sendri sudah merekapitulasi pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dan sudah menemukan 18 perkara dan 6 di antaranya adalah pelanggaran lalu lintas. Panwas sendiri terdiri dari beberapa unsur yaitu:
  1. Unsur Akademis
  2. Unsur Tokoh Masyarakat (ormas, LSM)
  3. Unsur Pers
  4. Unsur kejaksaan
  5. Unsur Kepolisian
Jumlahpemilh di Kabupaten Cianjur berjumlah 1.468.869 orang dengan 2440 TPS dan 24080 KTPS. Menurut Tedy, pihaknya sudah menghimbau masyarakat agar mau melaksanakan pencoblosan. Karena biasanya dalam suatu keluharan tidak semua masyarakatnya turut berpartisipasi dalampemilihan.
Kemudian pihak Kepolisa sudah melaksanakan simulasi pengamanan TPS dan melibatkan semua peronol untuk mengamankan TPS. Pola pengamanan yag akan dilakukan pihak kepolisian mengacu pada kondisi tiap wilayah dikaitkan dengan hipoleksosbudhankam.

Pendapat
Berkenaan dengan persiapan pilgub dan pelaksanaannya, memang masih banyak terdapat kekurangan. Seperti masalah Kartu Tanda Pemilih. Di daerah saya pun banyak terdapat kesalahan dalam penulisan nama pemilih dan tahun lahir pemilih.
Mengenai pencoblosan pun, masyarakat sepertnya kurang antusias. Dari sekitar 400 orang pemilih yang terdaftar, hanya 257 orang yang datang ke TPS, itupun 11 surat suara tidak sah. Menurut saya, hal ini karena masyarakat berpendapat pemilihan gubernur tidaklah seperti pemilihan presiden. Dengan kata lain pemilihan gubernur tidaklah sepopuler pemilihan presiden. Sehingga masyarakat tidak tertarikuntuk turut berpartisipasi dalam pesta demokrasi ini.

Nurida Husnaningtyas, NIM 0681003



Read more

Pilgub

Wahana Kampus Fikom-UNPI

Pilgub Jabar 2008 atau pemilihan gubernur Jawa Barat telah memasuki masa kampanye sejak kamis (27/3) lalu. Putaran demi putaran kampanye semakin membuai massa untuk turut serta dalam maraknya Pemilihan gubernur langsung oleh masyarakat Jawa Barat.

Visi Misi Para Calon Gubernur Jawa Barat 2008 sudah saya sampaikan kemarin di Menyongsong Pilgub Jabar (3).

Kembali mengingatkan, bagi para calon pemilih untuk memastikan bahwa nama dulur-dulur ada di DPT (Daftar Pemilih Tetap) di pemerintah setempat. Jangan sampai pada saatnya tiba jadi masalah.

Sebuah keprihatinan, dari pikiran-rakyat. Kabarnya logistik belum siap sepenuhnya. Tinggal dua pekan, semoga Pilgub Jabar 2008 bisa lebih baik daripada pemilu-pemilu sebelumnya, maupun pemilihan langsung di tempat lain. Ayo akang-akang di KPU, Panwas.
PASANGAN Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf menyerukan masyarakat dan simpatisannya memilih pasangan Hade, saat berkampanye di Gelanggang Generasi Muda, Kab. Majalengka, Senin (31/3).

PASANGAN Danny Setiawan dan Iwan Sulandjana meminta dukungan simpatisan, dalam kampanye putaran keempat yang berlangsung di Stadion Galuh Ciamis, Senin (31/3).

PASANGAN Agum Gumelar dan Nu`man Abdul Hakim, menyampaikan orasinya tentang ketertinggalan daerah dan bahaya narkoba di Lap. Sekarwangi Kab. Sukabumi, Senin (31/3).

(Agung Gumilar)
Read more

PEMIMPIN BARU JABAR 2008

Wahana Kampus Fikom-UNPI
Resume :

Dalam ajang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2008 ini, terdapat tiga calon Gubernur dan wakilnya. Diantaranya adalah pasangan Hermawan dan dede Yusuf, Danny dan Iwan, Agum Gumelar dan Lukman. mereka adalah orang-orang yang telah terbiasa berkecimpung dalam dunia politik. masing-masing dari mereka telah terbiasa dengan dunia politik yang senantiasa mengumbar janji-janjinya kepada masyarakat demi untuk mendapatkan apa yang mereka mau.
Dalam Coffee Morning yang rutin diadakan di PEMDA-Cianjur, Bpk Chairul Annam selaku nara sumber yang juga menjabat sebagai Ketua KPU memberikan informasi tentang Pilgub Jabar 2008. Pilgub ini telah terlaksana pada tanggal 13 April 2008. terdapat banyak kendala dalam pilgun kali ini. salah satunya adalah terdapat banyaknya kesalahan penulisa identitas pemilih. Hal ini telah biasa terjadi setiap pilgub.

pendapat :

Bukan tanpa sebab, pasangan dengan nomor urut 3 ini memang awalnya menjadi calon underdog dalam pemilihan orang nomor 1 dan 2 di Jabar. Namun, hasil dan keinginan pemilih di Jabar berkata lain. Tampaknya 10 alasan untuk memilih No. 3 (Pasangan HADE), yang dikemukakan tim sukses HADE sangat manjur.

Dari banyak variabel yang mengemuka, penulis menggarisbawahi beberapa variabel pendorong keberhasilan HADE. 1) pasangan muda, munculnya pasangan HADE, dengan usia yang realtif muda (keduanya berusia sekitar 40 tahun-an) tampaknya menjadi ‘senjata’ yang digunakan untuk menyasar kalangan muda di Jabar. Keduanya berumur sekitar 40 tahun-an. Sehingga tak salah apabila kelompok pemilih berusia 35 tahun ke bawah cenderung lebih memilih pasangan ini, termasuk di dalamnya adalah yang baru pertama kali ikut pencoblosan pemilu/pilkada. Terbanyak dari kalangan ini lebih memilih pasangan yang dari segi usia lebih muda daripada pasangan lainnya.

2) tokoh baru, pasangan HADE memang bisa dibilang sebagai ‘new comer’ dalam kancah perpolitikan di regional Jabar maupun nasional. Dua pasangan calon lainnya sudah lama malang-melintang dalam dunia politik. Sebut saja Danny Setiawan (DA’I) dan Nu’man Abdul Hakim (AMAN). Keduanya menjadi calon incumbent dalam pilgub 2008. Siapa pula yang tidak kenal dengan Agum Gumelar (AMAN)? Tokoh yang satu ini sudah banyak merasakan asam garam dalam dunia perpolitikan nasional. Purnawirawan TNI-AD ini merupakan mantan Menteri Perhubungan (1999; dan 2001-2004),serta Menko Bidang PolSosKam (2001).

Selain itu, ia pun pernah mencalonkan diri dalam pemilihan presiden RI tahun 2004, berpasangan dengan Hamzah Haz, yang diusung PPP. Bahkan, pada Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur DKI Jakarta tahun 2007, pun nama Agum ramai dibicarakan menjadi salah satu kandidat.

3) Harapan baru
Munculnya tokoh baru dalam pemilihan kepala daerah tampaknya menjadi alternatif bagi para pemilih menentukan pilihannya. Kondisi ini dipengaruhi oleh pengalaman para pemilih terhadap gaya kepemimpinan ‘lama’. Pemilih tampaknya kehilangan daya tarik terhadap calon pemimpin yang pernah memangku jabatan dan tidak membawa perubahan berarti. Di tengah jenuhnya pemilih terhadap pemimpin lama itulah yang mendorong pasangan pemimpin baru mendulang sukses raihan suara.

4) Popularitas Dede Yusuf sebagai selebriti yang sudah dikenal masyarakat.
Masyarakat pemilih di tingkat basis pun sudah mengenal siapa sosok Dede Yusuf. Bahkan, popularitas Ahmad Heryawan pun, seakan tergilas dengan nama besar keartisan Dede Yusuf. Namun, hal itu ditampik oleh Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf (Hade), Uum Syarif mengaku, kemenangan Hade bukan karena popularitas Dede sebagai artis. Di balik keartisannya, Dede Yusuf pun dipandang memiliki kapasitas dan kualifikasi sebagai calon wakil gubernur Jabar. Sebelum dipasangkan dengan Ahmad Heryawan, kata Uum, Dede beberapa kali mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kemampuannya dalam bidang kepemimpinan.


( Ardjia Adiati Kharisma-FIkom UNPI )

Read more

harapan masyarakat tentang pilgub jabar

Wahana Kampus Fikom-UNPI

Resume :

Seperti yang telah disampaikan pada coffee morning jumat lalu dimana didalamnya terdapat nara sumber dan orang-orang pers.Terjadi interaktif antara pers dan nara sumber,..Bapak Chairul Anam selaku nara sumber juga menjabat sebagai ketua KPU memberikan informasi tentang PILGUB diantaranya:

Beberapa masalah atau masih adanya kendala pilgub 2008 ini,misalnya kartu pemilih di12 kecamatan cianjur belum lengkap,dan masih banyaknya pembuatan kartu pemilih yang salah contohnya pencantuman kabupaten..

Bapak Chairul anam juga menegaskan bahwa jika kartu pemilih tidak ada atau tidak lengkap bias menggunakan kartu C6,ataupun KTP asalkan terdaftar dilingkungan tersebut..

Beliaupun memberikan informasi atau mempromosikan alat untuk mengetahui keaslian kartu pemilih.KPU mempunyai 4 alat diteksi yang dibuat oleh pihak yang berwajib,diantaranya:kaca film dan alat sensor

Acara coffee morning yang berakhir pada pukul 11:00 sedikit mengecewakan bagi para pers karena waktu yang disediakan sangat terbatas..sehingga banyak pertanyaan yang belum terlontar….

pendapat

Ajang pemilihan orang nomor satu di jawa barat saja berlalu, ajang pemilihan langsung di jawa barat ini merupakan yang pertama, secara garis besar pelaksanaan Pilkada tersebut berlangsung sukses, berdasarkan hasil yang diumumkan oleh KPUD jawa barat calon yang memperoleh suara terbanyak diraih oleh calon nomor urut 3

Menurut saya semua yang terjadi pada PilGub saat ini adalah cerminan dari keinginan sebagian besar masyarakat jawa barat yang merindukan sosok ideal pemimpin yang dianggap pantas…kenyataannya jika dilihat dari program masing-masing sebenarnya masing2 calon punya konsep membangun jawa barat yang “Brillian”;

Intinya terlepas dari dugaan negative yang bisa saja sangat bertolak belakang dengan opini personal lainnya, saya hanya seorang individu dari jutaan masyarakat jawa barat yang bermimpi Provinsi kita ini bisa dipimpin oleh pemimpin yang memiliki parameter yang kompleks dan akurat untuk men-sejajarkan diri dengan provinsi-provinsi lain yang telah lebih dahulu maju. Mengutamakan keamanan dan ketentraman serta kejahteraan seluruh masyarakat jawa barat ,semoga menjadi landasan bagi pasangan CaGub yang terpilih Hasil PilGub 2008 ini. Amin.

Semoga rakyat jawa barat semakin sejahtera..amiinnn….

( Dena anggriana_fikom )
Read more

Panggung Politik dan Pesta Demokrasi

Pelaksanaan pemilihan Gubenur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2008 (pilgub jabar) mulai memasuki titik-titik rawan konflik hanya dalam hitungan hari, komisi pemilihan umum daerah (KPUD) jabar akan menetapkn pasangan bakal calon yang layak bertarung di panggung politik dan pesta demokrasi,mulai saat itulah para calon akan tebar pesona dan menebar berbagai janji. akibatnya bukan hal aneh jika warga jabar sudah hafal dengan selogan-selogan ysng mereka ujarkan hanya untuk merauk simpati masyarakat jabar, melihat janji yang di tebarkan masing-masing calon sepertinya memperbaiki jabar bukanlah hal yang sulit, siapa pun yang menang dari pangung politik ini keliatan nya dapat membuat tempat pariwisata ini jadi lebih baik lagi. adakah hal itu hanya akan tinggal janji........?!
Saat pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur 13 April 2008 lalu, akhirnya pilgub akan melahirkan pemimpin daerah yang tidak populis di masyarakat. Dampaknya sudah dapat diduga dalam konstelasi politik di masyarakat jabar. Bahwa pilgub jabar tidak lebih sebagai permainan semata di sekitar elite politik.
Pendapat saya siapapun Gubernurnya, yang penting memiliki komitmen pada perubahan mendasar di semua aspek sistem kelembagaan maupun sosial kemasyarakatan. perubahan semestinya diawali terhadap pembenahan-pembenahan yang ada di kehidupan masyatarakat, menurut saya peroses pilgub akan dianggap berhasil bila dapat melahirkan pemimpin Jabar yang benar-benar punya komitmen politik untuk bangkit dari ketepurukan, dari kemiskinan, pengangguran, pelanggaran Hukum, moral, dan sosial, serta berkomitmen pada janji-janji yang di janjikan calon gubernur pada kampanyenya kemarin, maka tidak tepat dan terpuji jika dalam situasi yang masih bicara perut, rakyat harus belajar demokrasi dalam masalah politik, tidak akan berkembang jika suatu bangsa yang kuat dan besar bila mayoritas masyarakatnya masih lemah dan miskin, jangan sampai pemenang dari pilgub jabar kemarin hanya mementingkan perut masing-masing.
(R.Ayu Ega, M) FIKOM
Read more

perkembangan pilgub jabar dari awal hingga akhir

Wahana Kampus Fikom-UNPI

RESUME:

Pada acara coffee morning jumat lalu yang bertempat di balai prayoga pemda cianjur. Pihak KPU mengadakan jumpa pers dengan para wartawan dan pihak-pahak lainnya. Dengan narasumber antara lain : Ketua KPU Bpk Chairul Anam, Panwas, wakil bupati, dan kapolres cianjur.Ketua KPU menjelaskan beberapa syarat dan prasyarat tentang pilgub jabar ini antara lain:

- Bagi masyarakat yang mempunyai hak pilih akan tetapi tidak mempunyai kartu pilih maka ia masih bisa memilih asalkan mempunyai kartu C6. Tapi bila masyarakat tidak mempunyai kartu hak pilih dan surat c6 masyarakat masih bisa menggunakan hak pilihnya asalkan mempunyai kartu identitas KTP ataupun yang lainnya asalkan terdaftar di RT nya masing-masing.

- Biaya administrasi logistik kab.cianjur sudah dianggarkan dari APBD kab.cianjur surat suara untuk pemilihan pilgub jabar dan didukung dengan alat-alat yang canggih.

- Panwas pemilu sudah ada pelanggaran dari ketiga calon dan panwas pemilu akan melakukan tindakan hukum kerja sama dengan polri yang kasusnya ada 16 yang diantaranya adanya keamanan lalu lintas karena akan terjadi kemacetan disekitar tempat pemilihan suara.

PENDAPAT:

Dari pilkada ini, saya kebetulan tdk bisa memilih salah satu kandidat karena tdk mendapatkan kartu, ...beberapa hari ini saya memperhatikan, ada 2 kandidat dan 2 tim sukses yang sedang mempengaruhi rakyat jabar. “Tujuan penting yang harus dilakukan adalah mendorong kemajuan Jawa Barat dan terciptanya kesejahteraan bagi seluruh warga Jabar.”

Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Jawa Barat telah memasuki babak akhir. KPUD Jawa Barat menetapkan Selasa, 22 April 2008, sebagai hari penentuan pemenang Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur Jabar periode 2008-2013. Seperti sudah diketahui, prosesi PilGub/Wagub Jabar diikuti oleh tiga pasangan calon, yaitu DA’I (Danny Setiawan – Iwan R. Sulandjana), yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat, AMAN (Agum Gumelar dan Nu’man Abdul Hakim), diusung banyak partai, antara lain PDI-P dan PPP; serta HADE (Ahmad Heryawan – Dede Yusuf), diusung Partai Keadilan Sejahtara dan Partai Amanat Nasional.

Pengumuman pemenang Pilgub secara resmi memang akan diumumkan KPU Jabar pada Selasa ini. Namun, sebagai gambaran umum, penghitungan suara pilgub ini sudah diperoleh dari proses penghitungan cepat (quick count) yang dilakukan oleh beberapa lembaga survey, seperti Lingkaran Survey Indonesia dan Litbang Kompas. Secara keseluruhan proses quick count tersebut menentapkan pasangan HADE sebagai pasangan yang memperoleh suara terbanyak dalam proses pilgub tahun 2008 ini.

Kemenangan pasangan HADE tersebut tampaknya menjadi titik balik perubahan dunia politik. Munculnya pemimpin tidak mululu dijamin karena senioritas untuk mendapt dukungan suara rakyat. Pengalaman pun bukan lagi menjadi “modal” untuk menang. Sebab, masyarakat saat ini sudah melek politik, walaupun baru sekadar “membuka mata”. Mungkin setelah mata terbuka belum tentu mampu mewaspadai jalan berkelok dan terjal. Inilah wujud sebuah kemajuan politik

( Firna Resmi Aprianti -Fikom unpi-)
Read more

Kesiapan PILGUB 2008 di Cianjur

Ada empat narasumber pada dialog kali ini yang bertempat di gedung Prayoga Pemda Cianjur pada tanggal 11 April 2008. Yang menjadi pembicara diantaranya Bapak Chairul Annam, selaku ketua KPU Cianjur, perwakilan dari PANWAS PILGUB, perwakilan dari pemerintah oleh Bapak Tedi, serta Bapak Priyadi yang merupakan humas dari Polres Cianjur.

Setiap pembicara memaparkan materi yang sesuai dengan peranan dan tugasnya masing – masing dalam hal mengenai persiapan PILGUB kali ini. Bapak Chairul Anam menjelaskan tentang banyaknya kartu pemilih yang belum lengkap dalam beberapa kecematan. Ada 12 kecamatan yang kartunya pemilihnya belum lengkap, akan tetapi beliau menegaskan bahwa kartu pemilih bukanlah syarat normatif. Selain itu banyak pula kesalahan teknis atau cetak pada penulisan nama, jenis kelamin, dan lain sebagainya dalam kartu pemilih. Sedangkan syarat normatif untuk memilih yaitu telah terdaftar dalam DPT, bisa juga menggunakan kartu lain seperti KTP dan lain sebagainya.

Beliau juga mengantisipasi atas pemalsuan surat suara dengan cara mempersiapkan 4 alat deteksi yang masing – masing memiliki kegunaan untuk melihat ciri – ciri khusus dalam surat suara baik berupa tulisan maupun logo pada tempat – tempat tertentu yang hanya diketahui oleh KPU.

Perwakilan dari PANWAS PILGUB menjelaskan mengenai pengawasan PILGUB. Terdapat 2 fungsi pengawasan yang dilakukan oleh PANWAS yaitu, pengawasan pasif dan pengawasan aktif. Pengawasan pasif dilakukan dengan cara menerima pelaporan pelanggaran pada pelaksanaan yang bersumber dari berita yang diberitahukan oleh pemantau, masyarakat, dan lain sebagainya. Sedangkan pengawasan aktif yaitu mencari kemungkinan – kemungkinan yang terjadi dari pihak yang ikut melaksanakan PILGUB. Ada 16 perkara dari 6 kasus pelanggaran yang dilakukan dalam kampanye oleh masing – masing tim kampanye dari ketiga calon.

Sedangkan Bapak Tedi, yang mewakili Bupati dari jajaran pemerintahan setempat, menjelaskan bahwa yang menjadi kendala pelaksanaan PILGUB adalah sulitnya mendapatkan sarana dan prasarana, misalnya transportasi. Terutama di Cianjur Selatan. Selain itu kondisi alam juga akan sangat mempengaruhi kesuksesan PILGUB meskipun faktor ini tidak dapat diprediksikan, akan tetapi akibatnya akan fatal. Misalnya, pada hari pelaksanaan tanpa diduga adanya suatu bencana alam yang tidak akan memungkinkan PILGUB dilaksanakan.

Satu unsure lagi yang sama pentingnya yaitu pengamanan. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Priyadi, humas Polres Cianjur. Beliau menyebutkan pihak kepolisian telah mengerahkan pasukannya untuk ditempatkan disetiap TPS.

Sebagai warga Jawa Barat saya pun melakukan pencoblosan di TPS 2 yang berlokasi di Desa Sukamaju, dengan jumlah pemilih sebanyak ± 400 orang. Panitia PILGUB pun terlihat rapi dengan menggunakan seragam yang sama warnanya yaitu dengan kemeja putih lengan panjang, celana hitam, dan jas. Saya menilai minat masyarakat terhadap PILGUB ini tidak terlalu antusias. Dapat dibuktikan dengan adanya pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya atau pemilih yang tidak terdaftar. Suasana pada saat jam pencoblosan pun sepi pemilih. Pada jam 13.00 WIB hasil pemilihan pun dapat dilihat dengan kemenangan nomor urut 3 yaitu pasangan HADE (Ahmad Heryawan dan Dede Yusuf).

Ismi M. FIKOM NIM 06810006

Read more

Kamis, April 24, 2008

Cianjur siap jelang PILKADA JABAR 2008

Coffee Morning Pers, 11 April 2008 pada pukul 09.30 WIB
Pembicara :
1) Ketua KPU Kabupaten Cianjur (Chairul Anam)
2) Panitia Pengawas (Perwakilan Pers)
3) Pemerintah Daerah Cianjur (mewakili Bpk Bupati/H Tedi)
4) Polres Kabupaten Cianjur (Humas Polres Cianjur/ Bapak Priyadi)

 KPU Kabupaten Cianjur
Mengingat hari pencoblosan sudah memasuki H -2, pihak KPU tengah mengupayakan agar seluruh stock logistik dalam pemilihan nanti, dapat terpenuhi pada seluruh Kecamatan yang ada di Cianjur, termasuk ke wilayah pelosok di Cianjur selatan. Termasuk dalam kepemilikan Kartu pemilih, yang ternyata tidak semua orang memiliknya. Pihak KPU sendiri memberikan solusi yang lain sebagai alternative pengganti Kartu pemilih dengan menggunakan kartu C-6, karena kartu kepemilikan kartu pemilih bukan merupakan syarat normatif tetapi hanya sebagai syarat administratif saja. Sehingga seluruh masyarakat yang tidak mempunyai Kartu pemilih tetap masih dapat menyalurkan hak suaranya. Asalkan nama pemilih tersebut terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap) di masing-masing kecamatan.
Mengenai kekhawatiran salah seorang pasangan calon, yang memungkinkan adanya penggelembungan surat suara palsu. Pihak KPU telah mengantisipasi kemungkinan hal tersebut, yaitu dengan menyediakan 4 alat detector (hasil kerjasama dengan pihak kepolosian) yang bisa menunjukan surat suara asli, dan titik-titik yang bisa lolos dari detector tersebut, hanya pihak KPU saja yang mengetahuinya. Dan alat ini dimiliki oleh masing-masing KPU di seluruh Kabupaten di JABAR.
Untuk mengetahui hasil daripemungutan hasil suara di seluruh kecamatan Cianjur, pihak KPU akan menyaksikan Rekapitulasi hasil pemungutan suara pada tanggan 19 April, Sabtu malam di Lapangan BLK Cianjur.

 Panitia Pengawas (PANWAS)
Sesuai dengan UUD 32 Tahun 2004 yang menyebutkan bahwa Panitia pengawas terdiri dari panitia inti tanpa dibantu oleh panitia lapangan untuk di setiap kecamatan. Merupakan peraturan yang diharapkan bisa dirubah karena hal ini, merupakan bentuk pembatasan partisipasi Mahsiswa untuk menjadi bagian dari pesta demokrasi yang selalu di gelar. Anggota PANWAS yang terdiri dari 5 orang inti tersebut antara lain :
1) Pihak Akademis (setingkat Dosen atau Rektor)
2) Tokoh Masyarakat
3) Pihak Pers
4) Kejaksaan
5) Polres
Tugas dari PANWAS sendiri adalah mengawasi adanya pelanggaran yang memungkinkan terjadi dalam proses pemilihan Cagub dan Cawagub, agar sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku. Sehingga jika ada penyelewengan yang tidak pada tempatnya, pihak PANWAS berhak menegur dan memberikan sanksi pada pihak yang bersangkutan.

Adapun tugas khusus yang diemban oleh PANWAS adalah:
1) Pengawasan Fasip : PANWAS menerima laporan pelanggaran baik dari masyarakat maupun pihak pendukung para calon lain bila dinilai melakukan pelanggaran
2) Pengawasan aktif : PANWAS tidak hanya menunggu laporan pelanggaran, tetapi tetap mencari dan memeriksa setiap kemungkinan yang akan menyebabkan pelanggaran terjadi
Sepanjang pengawasan terhitung dari tanggal 27 maret – 9 April , PANWAS sudah merekapitulasi 16 perkara dari 6 kasus pelanggaran yang terjadi. Kebanyakan pelanggran yang sering terjadi adalah pelanggaran yang mengganggu aktifitas lalu lintas ketika berkampanye.
Mengingat pada tanggal 11 merupakan hari tenang, maka seluruh atribut dukungan para kandidat harus segera diturunkan dan dilepas. Tetapi ada 1 hal yang sedikit membuat kita tertawa, penurunan atribut (baik baligo, spanduk, stiker, dll) bukanlah tugas Panwas. Tetapi tugas dari seluruh pendukung dari masing-masing calon. Namun ketika dilansir pada pendukung tersebut, mereka menjawab bahwa mereka hanya dibayar untuk memasang dan tidak dibayar untuk menurunkan. Sungguh ironis..

- Pemerintah Daerah (PEMDA)
Berdasarkan informasi yang telah di wacanakan tentang persiapan PILKADA JABAR, tanggal 13 April 2008. Pihak PEMDA telah mempersiapkan komponen panitia terpilih sebagai petugas di seluruh kecamatan dan kelurahan di Cianjur. Jumlah petugas yang tersebar itu sebanyak 32.277 orang. Namun, diungkapkan pula kendala yang yang mungkin terjadi adalah kurangnya peranan masyarakat dan kesiapan dalam mengikuti pesta demokrasi ini. Selain itu, kendala alam yang tidak dapat diprediksi, dapat pula menyebabkan terhambatnya kegiatan ini.

-  Polres Cianjur
Dalam mempersiapkan momen acara akbar PILKADA JABAR, pihak Polres mengerahkan  1057 personilnya di seluruh TPS yang ada di Cianjur serta 128 personil pengaman satuan tugas (Satgas). Persiapan lainnya yang dilakukan Polres diantaranya dengan menggelar upacara penggerseran pasukan pengamanan dalam Pilkada JABAR dan pelatihan simulasi pengamanan 
didalam TPS yang bertempat dilapang Joglo. Adapun pola pengamanan yang diterapkan adalah 
TRIPOLEKSOSBUDHANKAM yang mencakup seluruh elemen Polda, Panwas, dan Linmas.

(Coffee Morning, By : Siska DK, Nim : 06810007, Fikom-UNPI- Cianjur)
Read more

Selasa, April 22, 2008

Wahana Kampus Fikom-UNPI
Read more