Rabu, Januari 28, 2009

MENJADI MAHASISWA IDEALIS

“Hati setiap pemuda mengenal keinginan dan keputusasaan, yang tak dapat diajuk hanya dengan ukuran-ukuran rasional. Dilain pihak pemuda selalu dibakar oleh cita-cita dan idealisme yang tinggi-tinggi. Mereka lincah, sigap dan suka meledak karena penuh vitalitas. Mereka tenggelam dalam semangat ”tak mengenal mati”, dan untuk membuktikan semangat itu mereka mempunyai kecenderungan untuk melakukan tindakan-tindakan ekstrem” (Adam Malik)

Wannabe-rebel (pemberontak tanpa misi dan prinsip yang jelas) kita hanya akan memandang sebuah pemberontakan dari sisi luarnya aja. Dan a wannabe-rebel tidak akan pernah membuat sejarah atau melahirkan pemikiran baru yang lebih baik yang bisa diwariskan pada generas berikutnya.
Kita orang timur emang seringkali binggung mengadaptasi culture barat yang sedemikian liberalnya, dimana disini masyarakat kita diikat oleh tatanan atau norma yang kadang tidak penting dan berlebihan. Masyarakat kita mencintai keseragaman dan kurang menghargai sosok-sosok idealis atau individualis. Menjadi seorang rebel memang susah untuk hidup di Indonesia, for real, tapi disanalah letak “art of the rebellion-nya”.
Perasaan tidak puas dan kegelisahan seringkali menjadi alasan yang cukup kuat menarik perhatian segolongan kecil anggota masyarakat ini untuk menjadi “pemberontak” terhadap kekakuan sistem yang ada. Sehingga, mereka seringkali mendapat cap sebagai bagian dari anak haram politik pendidikan pemerintah (Hariman Siregar, 2001).
Sesuatu yang memerlukan pengorbanan karena masyarakat kita masih cenderung melihat sisi negatif dari seorang rebel (di cap sok kebarat-baratan dll). Padahal menjadi rebel bukanlah hal yang 100% salah. Tergantung apa yang kamu lawan. Misalnya, kamu benci melihat sinetron-sinetron Indonesia yang mewah, dangkal dan mudah ditebak, lalu kamu bikin sebuah film dokumenter tentang bagaimana sinetron-sinetron tersebut membodohi masyarakat kita yang mayoritas masih hidup dibawah garis kemiskinan. Itu sebuah pemberontakan yang pintar. Sebuah counter terhadap komersialitas dan penyeragaman yang berlebihan serta anti kemapanan.
Kamu benci melihat budaya kekerasan yang semakin populer di masyarakat, lawan itu semua dan jangan ikut menjadi seperti mereka. Kamu kesal setiap kali melihat masyarakat dengan santainya membuang sampah plastik sembarangan, jadilah seorang pro-environment dan pengaruhi orang2 disekitarmu. Kamu gak tega melihat hewan2 dibunuh utk dimakan, jadilah seorang vegetarian dan daftarkan dirimu di peta2.com. Kamu bosan melihat budaya modern nan konsumtif anak muda yang manja dan kadang berlebihan, jadilah seorang berandal pasar barang bekas dan kenakan pakaian bekasmu dengan bangga dan stylish. Kamu merasa menyesal membeli majalah yang dipenuhi wajah-wajah infotainment ga penting, bikin dan cetaklah wajahmu sendiri. Bosan ama design kaos-kaos distro yang makin seragam dan cheesy, bikin clothing-line mu sendiri. Akan lebih baik jika kamu melakukan itu semua tanpa menjadi seorang fasis yang kaku. Just do your own thing.
Sejarah telah mencatat bagaimana upaya-upaya kaum muda untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Bagian kehidupan yang lebih luas yang secara tidak langsung telah memanggil peran pemuda pada persoalan-persoalan yang pelik. Keterlibatan pemuda ( dalam hal ini bisa diwakili oleh segolongan kecil mahasiswa ) menjadi bagian yang penting dengan menjadi motor penggerak dalam perubahan struktur sosial dalam masyarakat. Kehadiran mereka mewakili segolongan kecil intelektual yang memilih berumah diatas angin, tanpa berpihak pada sebuah paham ataupun kepentingan golongan tertentu. Mereka hadir untuk terus mempertanyakan kembali seluruh struktur atau perangkat pengertian politik yang ada di masyarakatnya secara menyeluruh. Mereka muncul sebagai penggugat terhadap segala hal yang dianggapnya tidak sesuai dengan ukuran-ukuran moral yang diyakininya.
Dua pemikiran di atas kemudian kritik lagi oleh Jean Paul Sartre, seorang pemikir eksistensialisme yang pemikirannya banyak berkembang di Barat hingga kini. Menurut paham eksistensialisme yang dikembangkan Sartre "manusia itu ada bukan karena apa yang dia pikirkan, melainkan yang ia perbuat."

"We-are-what-we-are-to-be."!!!

Akan tetapi yang terpenting menurut saya tentang kata idealis adalah konsistensi, sejauh mana orang atau mahasiswa tersebut konsisiten dengan gagasannnya yang dianggapnya benar. Bila seorang mahasiswa menggangap bahwa berorganisasi, atau aktif dalam memperjuangkan nasib rakyat tanpa pamrih itu dianggapnya benar atau ideal maka ia akan melakukan hal tersebut sepenuh hati tanpa harus berbuah tujuannya walaupun banyak hal yang memaksanya untuk berbuah. Dan bila seorang mahasiswa menganggap bahwa gaya hidup konsumtif, dan hedon itu sesuai dengan gagasan dan ideal menurut dia, kita tak perlu mencap dia tidak idealis karena sekali lagi ideal menurut kita belum tentu ideal menurut orang lain.
Namun demikian, tidak sedikit mahasiswa yang mampu menggambarkan dengan jelas perubahan yang dikehendakinya dengan baik, bahkan hingga mengatasi pemikiran yang berkembang saat itu. Hal ini ditunjang oleh kebiasannya berfikir, belajar dan mengkaji sesuatu dari berbagai sumber yang ia dapatkan. Kekuatan daya tangkap, daya nalar dan imajinasinya, menghantarkannya menjadi pemikir-pemikir muda yang potensial. Terlebih bila ia memang sengaja dididik, dibina, dikembangkan dalam kerangka ideologi dan untuk tujuan tertentu, maka ia akan tumbuh menjadi kader yang tangguh, agen perubahan masyarakat ke arah cita-cita yang diembannya. Usia mudanya memberikan peluang untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut, mengasah dan menajamkan pemikirannya, meningkatkan keberanian dan nilai kejuangannya. Idealisme yang dimiliki mendorong dirinya untuk bergerak demi perjuangannya itu.
Sikap kritis mahasiswa terhadap dirinya akan mengantarkan pada kondisi masyarakat luas. Jakob Burckhardt mengistilahkannya dengan Wuhle-‘mendobrak’, bahwa sikap kritis itulah yang menjadi jaminan berfungsinya intelegensia dalam masyarakatnya serta bermutunya sumbangan pemikirannya untuk kemajuan komunitasnya. Perjuangan menegakkan idealisme itu tidak berhenti hanya pada saat ia menjadi mahasiswa, yang ia jadikan kampus sebagai the first home, namun berlanjut pada kehidupan pasca kampusnya di masyarakaat, yang ia jadikan sebagai second home atau sebagai the school of life.

( chika )
Read more

Selasa, Januari 27, 2009

HARI IBU, REFLEKSI PENGHARGAAN UNTUK PEREMPUAN INDONESIA

yup, meski telat...ga ada salahnya cerita ini kembali nebeng sebagai pertanggungjawabanku menjadi ketua pelaksana di dalam peringatan Hari Ibu 22 Desember 2008 lalu....

Semua itu diawali dengan adanhya Partisipasi perempuan dalam gerak pembangunan daerah terutama dalam pengembangan sumber daya manusia diluar pendidikan dan keluarga dirasa belum optimal. Hal ini terjadi karena adanya stereotip bahwa perempuan merupakan makhluk lemah, pondok lengkah ( istilah Sunda ). Namun seiring dengan perkembangan jaman, dimana tuntutan dan peranan perempuan tidak hanya sebatas dalam lingkup keluarga saja. Pada era globalisasi ini sudah terjadi pergeseran budaya dan segala bidang, termasuk peran serta perempuan, dimana perempuan bukan hanya sebagai objek/partner pasif, namun dituntut peran dan tanggungjawab yang setara dengan laki-laki. Hal tersebut memang tidaklah mudah, dibutuhkan beberapa aspek yang berpengaruh terhadap peran serta perempuan dan aktivitasnya, salah satunya dan aspek yang paling penting tersebut yaitu tingkat pendidikan ( pengetahuan ).

Sejalan dengan visi-misi Pembangunan Daerah Kabupaten Cianjur yaitu, “Lebih Cerdas, Sehat, Sejahtera, dan Berakhlakul Karimah” dimana peran serta perempuan Cianjur, dituntut untuk bisa lebih aktif berpartisipasi dalam segala aspek pembangunan. Hal ini memerlukan Sumber Daya Perempuan yang mumpuni dalam segi pendidikan dan dalam cara pola berpikirnya. Oleh karena itu, keikutsertaan perempuan dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan menjadi aset penting dalam pembangunan.

Peran perempuan tidak dapat diabaikan, keikutsertaan perempuan Indonesia, Cianjur khususnya dalam menentukan sejarah dan arah perjuangan bangsa. Untuk itu Badan Eksekutif Mahasiswa UNPI Cianjur, dalam rangka Memperingati Hari Ibu yang ke-80 akan menyelenggarakan kegiatan Talk Show dengan Tema, Dengan Semangat Hari Ibu, Kita Tingkatkan Peran Serta Perempuan Dalam Pembentukan Generasi Muda Yang Aktif Dalam Organisasi Kemasyaakatan”. Ini merupakan langkah kecil dalam upaya merealisasikan partisipasi Perempuan tersebut dalam konsep Pembangunan dalam segala bidang.

Maksud dan tujuan dari kegiatan Peringatan hari Ibu ini adalah sebagai bahan evaluasi bagi generasi muda sebagai sebuah upaya kita meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap keluhuran kodrat, harkat, martabat, kedudukan dan peran kaum perempuan Indonesia dalam upaya meningkatkan moral bangsa.

Acara Talk Show ini yang dilaksanakan pada hari Senin, 22 Desember 2008 lalu. Dan digelar di Aula gedung Pertemuan Yuyun Moelim Taher UNPI Cianjur. Jumlah Peserta yang hadir kala itu sekitar 150 orang. Namun yang mendaftar hanya sebanyak 80 orang saja. Acara inipun turut dihadiri oleh ketua yayasan UNPI Cianjur beserta staf kepercayaan dan rengrengan yang dibawa langsung dari Jakarta. Sebuah kehormatan bisa didatangi oleh beliau. Mengingat beliau adalah icon perempuan yang sungguh luar biasa. Meskipun gaya feodal cukup kental mewarnai suasana Talkshow saat itu.

Diawali dengan penampilan ”Dramatisasi Puisi” dari Teater Biroe yang begitu membakar semangat para hadirin yang hadir. Sungguh, ini kali ke-2 naskah jejak-jejak perempuan dapat sukses ditampilkan pada acara kampus. Terima kasih teramat dalam untuk anak-anak teater biroe yang telah menghidupkan hasil karyaku menjadi karya yang inspiratif dan memunculkan maknannya yang tersembunyi.

Pembicara yang hadirpun sebenarnya sangat diluar rencana awal. Tapi mungkin inilah yang disebut ” Perubahan berjalan seiring proses”. Segala yang terjadi memang sangat jauh dari paparan ideal yang telah tercantumkan dalam proposal yang telah saya rangkum selama 2 minggu penuh dan sarat dengan pergolakan yang idealis dan realistis. Sungguh, kegiatanku ini tak ingin pernah di identikan dengan hal-hal yang jauh dari kenyataan yang sesungguhnya.

Namun akhirnya, kondisi dan situasi juga yang membawa idealisme tersebut pada ranah fragmatis yang sangat ku haramkan. 3 Pemateri yang mengisi acara tersebut akhirnya semua bernotabene latar politik paktis. Meski ada hal-hal yang sedikit keluar dari lingkup wilayah yang sebenarnya harus bersih dari wacana politik. Karena pemateri, terkombinasi dari konteks Politik, Hukum dan Ekonomi. Dengan begitu, pandangan mereka terhadap permasalahan yang ada akan disesuaikan dengan background mereka masing-masing. Sedangkan Moderator sendiri, sengaja ku tawarkan pada Dosen kebanggaanku yang selalu jadi motivator manusia seujratnya dalam hidupku. Dan sungguh luar biasa, acara berlangsung dengan lancar. Bangku-bangku cukup terisi penuh dengan hadirin yang datang. Liku-liku wacana yang tersaji tertata rapi, meskipun harus ada perpotongan segmen tanya jawab yang hanya 1 sesion saja, dengan alasan ”sang icon kampus” sudah tak bisa duduk terlalu lama menyimak pergulatan wacana yang ada.

Tepat pukul 14.00, akhirnya acara berakhir. Pamungkas kegiatan pun ditutup dengan penampilan Musik Akustik ”Teater Biroe” yang membawakan lagu Bunda. Persembahan khusus untuk para perempuan di dunia. Lalu berlarilah waktu pada acara ramah-tamah dengan sajian makan perasmanan yang disediakan pihak universitas. Dengan manis menyambut hadirin yang ada.

Napas panjang yang melegakan terhembuskan begitu tentram terasa. Setidaknya, sakit kepala yang selalu mendera pikiran dan menyita energi otakku harus selama berminggu-minggu berakhir dengan hasil cukup memuaskan. Lagi-lagi ini kebanggaan yang luar biasa..

Setelah hari itu, aku banyak belajar, tentang segalanya terutama makna kehadiran ibu disamping kita. Tak ayal, bagaimana nasib kita tanpa adanya Ibu disamping kita. Yang senantiasa mengingatkan kita disaat kita lupa, dan memberikan inspirasi tanpa batas.
Secara tidak lansung pula mereka membentuk kita sebagai generasi-generasi yang tampil dengan kendali kasih sayang tanpa syarat yang menjadi doktrin terdatsyat bagi hidup kita.

(Chika)
Read more

Jumat, Januari 16, 2009

DKC Ciptakan Atmosfir Baru, Kelompok Teater yang Bersinergi

Tingkat partisipasi pelajar sekolah terhadap dunia Seni, khususnya Teater makin meningkat. Pasalnya paska kepengurusan anggota yang baru Dewan Kesenian Cianjur ( DKC ) diresmikan pada tanggal 19 desember lalu oleh Bupati Cianjur, seperti mendapatkan nyawanya lagi.
Kondisi kelompok Teater yang dulunya terbentuk secara sporadis dan terkotak-kotak di wilayah dan sekolahnya masing-masing, serta sulitnya komunikasi yang terbangun antara kelompok teater dengan DKC menjadi permasalahan akut melemahnya perhatian serta kepedulian masyarakat dan pelajar pada dunia Teater.
Inilah yang menjadi dorongan kuat bagi para penggiat seni untuk membangkitkan kembali “gairah” masyarakat pada Teater serta menyatukan kelompok-kelompok tersebut dalam satu wadah yang solid.
Paguyuban Teater hadir sebagai bentuk kesadaran tinggi para penggiat seni yang ingin menghidupkan kembali Teater sebagai tempat mengapresiasikan potensi manusia yang nantinya menjadi asset budaya yang sangat diminati.
Lantas, dengan munculnya orang-orang baru dalam kepengurusan Komite Teater pun, turut menjadi “titik cerah” dalam membawa pembaharuan nyata untuk mewujudkan visi misi yang mumpuni dalam kemajuan Teater di Cianjur.
Dengan demikian peran Komite Teater sebagai fasilitator pembinaan untuk menghasilkan sebuah sinergi dan pola ketertarikan masyarakat pada ranah Teater dapat terfungsikan dengan baik.

Hadirnya Atmosfir Baru
Hiruk pikuk, serta banyaknya kelompok dan komunitas Teater di sekolah-sekolah yang berlatih bersama setiap hari Rabu dan Sabtu, membuat Gedung DKC tak pernah surut dari aktivitas seni.
Dengan mulai terbentuknya ikatan silaturahmi yang mulai terjalin diantara para kelompok Teater, semakin memperkuat adanya sebuah sinergitas yang baik. Sehingga memberikan ruang kebersamaan yang saling selaras.
Terlebih dengan adanya Festival Teater yang akan digelar oleh Kelompok Teater Trotoar pada tanggal 23 – 24 Januari 2009 mendatang, semakin menambah semangat para pelajar dan kelompok Teater untuk serius belajar Teater dalam menuangkan kemampuan akting mereka secara optimal.

( Chika )
Read more

Omset Turun, Jualan Tetap Jalan



Sop Buah boleh jadi makanan favorit di Bulan Puasa. Namun dalam cuaca yang tidak menentu serta hujan yang kerap sering mengguyur seperti sekarang, membuat sebagian dari pedagang Sop Buah hilang harapan untuk terus berjualan. Karena bisa dipastikan dalam kondisi dingin, jarang pelanggan yang akan datang membeli untuk jajanan yang memakai campuran es.
Namun tidak, bagi Asep Aung (22). Warga Desa Pamoyanan ini tetap istiqomah untuk terus berjualan Sop Buah. Meskipun kondisi cuaca terus menerus hujan, tak pernah menyurutkan semangatnya dalam mengais rezeki berdagang Sop Buah.
Bersama rekannya, Dede (21), Asep tetap berjualan setiap hari disekitar pintu masuk utara Hypermart. Ia biasa memulai usahanya mulai jam 10.00 pagi sampai jam 20.00 malam setiap harinya. Tempat mangkal jualannya ini, sudah sangat lama ia tempati, sehingga tak heran jika orang-orang sekitar sudah hapal betul dengan Sop Buah nya.
“ Sudah 2 tahun saya mulai jualan, kira-kira pas bulan puasa 2007 lalu. Awalnya cuma iseng, eh jadi keterusan.” tuturnya.
Hujan, memang jadi kendala menantang baginya. Dapat dipastikan omset penjualannya turun dengan significant. Jika pada hari-hari biasa ia bisa memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 500.000/hari, maka pada cuaca hujan seperti sekarang ia hanya bisa memperoleh keuntungan setengahnya saja.
“Alhamdulillah, yang beli mah ada aja, meski rugi terus jalani aja.” tegasnya.
Sedangkan untuk anggaran belanja keperluan jualan seperti membeli buah-buahan, susu cair dan penyediaan es, kadang ia harus merogoh kocek yang lebih untuk memenuhinya. Karena harga buah-buahan pun kadang tak menentu. Sehingga ia harus menyesuaikan budget yang dikeluarkan dengan keuntungan yang akan didapatkan.
Sop buah “ngeroompy” Asep, boleh jadi hanya satu-satunya yang masih bertahan berjualan, karena ketika didatangi dibeberapa titik tempat biasa Sop Buah dijajakan di jalan-jalan protokol Cianjur, tak terlihat satupun pedagang Sop Buah yang melakukan aktivitas berjualan.
Inilah modal utama yang dimiliki Asep. Semangat juang dalam memenuhi kebutuhan hidup dan tak pernah menyerah dalam menekuni bidang usahanya.
Read more

Minat Baca Pelajar di Perpustakaan Daerah Meningkat



Minat merupakan salah satu disposisi (kecenderungan) individu yang berdasar pada kesenangan dan hasrat yang selalu timbul untuk memiliki atau melakukan sesuatu. Minat seseorang menimbukan motivasi untuk mendapatkan atau melakukan apa yang diminatinya.
Besar atau kecilnya minat yang ada dalam dirinya terhadap sesuatu berpengaruh pada kuat atau lemahnya motivasi yang dimilikinya. Dengan demikian, minat baca seorang siswa akan mempengaruhi motivasinya untuk membaca.
Minat baca lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman atau lesson learn yang telah diperoleh dari lingkungannya baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah dan masyarakat. Dari ketiga lngkungan pendidikan tersebut, lingkungan yang dipandang lebih potensial untuk menumbuhkankembangkan minat baca adalah lingkungan pendidikan, terutama yang dikelola melalui jalur sekolah.
Perpusda (Perpustakaan Daerah) memiliki berbagai fungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan mencerdaskan masyarakat antara lain fungsi informative, yaitu semua informasi yang dimilikinya sanggup menjawab segala pertanyaan, fungsi edukatif mendidik seluruh anggota, fungsi rekreasi, yaitu sambil belajar denga cara membaca koleksi yang disediakan dan fungsi riset yang menyediakan koleksi untuk keperluan penelitian, semua fungsi yang ada digunakan untuk segenap anggota masyarakat, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, dilaksanakan pula Perpustakaan Keliling, untuk memberikan layanan kepada masayarakat yang jauh dari Perpustakaan Daerah. Pelayanan ini dengan menggunakan dua kendaraan Perpustakaan Keliling. Kendaraan Perpustakaan Keliling ini dalam setiap tahunnya melayani enam kecamatan, 12 desa, dan 24 pos layanan perpustakaan keliling.
Selain itu, sekitar 125 – 140 orang pelajar termasuk mahasiswa, datang setiap harinya mengunjungi Perpusda Banyak alasan serta motivasi para pelajar ini untuk datang.
Dan sebagian besar dari mereka, memang termotivasi datang untuk membaca. Terlepas apapun kategori buku yang mereka minati. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan minat baca yang cukup meningkat dari tahun 2007 lalu. Yang hanya mencapai 100 – 120 orang setiap harinya.
“Biasanya, pelajar sekolah yang paling banyak datang. Rata-rata dari mereka meminjam buku Agama dan Buku Fiksi.” tegas Pak Saefudin yang menjabat selaku Fungsional Pustakawan Di ARPUSDA ( Arsip dan Perpustakaan Daerah) Cianjur.
Jumlah Anggota yang terdaftar sampai akhir tahun 2008 pun sebanyak 64.000 orang anggota. Dengan rincian mahasiswa sebanyak 24.000 orang, untuk tingkat SMA sebanyak 16.800 orang, sebanyak 10.000 untuk tingkat SMP dan 610 orang untuk tingkat SD. Sisanya terdiri dari tingkat pegawai dan masyarakat umum.
Melihat kemajuan tersebut, tentu minat baca tersebut harus lebih ditingkatkan lagi dalam wilayah sarana dan prasarananya. Sistem manual yang masih dipergunakan di PUSDA Cianjur, menjadi salah satu wacana yang sedang dibidik untuk meningkatkan kualitas sarana. Yaitu dengan cara berpindah dengan menggunakan system komputerisasi yang telah direncanakan penggunaannya 2 tahun mendatang.
“Mudah-mudahan, tahun 2010 ARPUSDA telah memakai system Komputerisasi dalam pengaplikasian pelayanannya”. Jelas Pak A Muchtar.
Hal ini terkait dengan minimnya anggaran yang dialokasikan untuk kantor ARPUSDA dari Pemerintah Daerah. Meski demikian, penambahan jumlah koleksi buku yang berasal dari sumbangan Perpustakaan Nasional ( Perpusnas ) dan Badan Perpustakaan Daerah Jawa Barat ( Bapuda Jabar ) tengah dalam proses pengiriman. Namun belum dipastikan berapa jumlah buku yang akan diberikan. Karena sampai saat ini, jumlaj koleksi buku di PUSDA sebanyak 11.850 judul buku dengan jumlah 16.526 ekslemplar.
Tak hanya itu, serangkaian acara untuk meningkatkan minat baca pelajar, ialah dengan menggelar Pameran Buku, Pemasangan Umbul-umbul dan pemasangan iklan di beberapa media massa. Serta mengadakan berbagai perlombaan (seperti Lomba pidato dan Lomba Resensi Buku) untuk pelajar dan mahasiswa.
Kegiatan yang selalu rutin dilakukan setiap tahun ini, jelas cukup menarik respon dan antusiasme pelajar untuk semakin dekat dan mencintai buku.

( chika )
Read more

Madrasah Diniyah Bekali Pendidikan Agama Sejak Dini


Cianjur, Madrasah Diniyah kini menjadi bagian terpenting dalam era dunia pendidikan. Perbekalan ilmu dan pengetahuan agama, memang sudah semestinya diperkenalkan sejak dini. Anak-anak tentu merupakan pilar sasaran dari pendidikan tersebut, yang harus diarahkan secara tepat, agar pemahaman mengenai pendidikan agama bisa mereka cerna dengan baik.
Madrasah yang memiliki karakteristik khas yang tidak dimiliki oleh model pendidikan lainnya, menjadi salah satu tumpuan harapan manusia modern untuk mengatasi keringnya jiwa dari nuansa keagamaan yang kini semakin merajalela seiring dengan kemajuan peradaban dunia teknologi.
Sekolah agama diorientasikan sekolah “akhirat”, image semacam itu berkembang luas dalam masyarakat Indonesia yang mengalami perubahan besar. Dengan seiring berjalannya waktu, para orang tua pun secara berduyun-duyun memasukan anak-anaknya dalam lingkup pendidikan Madrasah atau “Sekolah Agama” sebagai bentuk penyeimbang dari masuknya pendidikan umum sebagai ilmu yang kini masuk mendominasi dalam konteks berpikir kekinian.
Namun, justru inilah yang menjadi tantangan besar bagi Pak Endang (45), yang sudah 12 tahun senantiasa mengajar dengan sabar anak-anak yang ingin belajar agama. Ia merupakan satu diantara 6 guru Madrasah Diniyah Al-Bidayah yang berada di kawasan Komplek SMPN 2 Cianjur. Ia memahami betul bagaimana konsep pendidikan umum kini semakin kurang mengajarkan fungsi dan arahan agama sebagai tuntunan dan pedoman manusia, khususnya agama Islam.
Meskipun dalam keadaan yang seadanya dan sedikitnya murid dengan 4 kelas yang ada, ia masih tetap bertahan hingga sekarang, yaitu sekitar 47 orang. (kelas 1 berjumlah 16 orang, kelas 2 berjumlah 10, kelas 3 berjumlah 11 orang, dan 10 orang untuk kelas 4).
Jam pengajaran yang hanya diberlakukan selama 4 hari dalam seminggu, yaitu mulai hari senin – hari kamis dan hanya menghabiskan waktu selam 2 jam saja, dinilai lebih efektif untuk mengajarkan anak-anak belajar agama setelah pulang dari sekolah umu. Sehingga dalam keadaan tersebut, dapat dengan mudah pembelajaran pengetahuan ditransformasikan dengan baik.
Sebagai lembaga pendidikan yang lahir dari masyarakat, madrasah lebih mudah mengintegrasikan lingkungan eksternal ke dalam organisasi pendidikan, sehingga dapat menciptakan suasana kebersamaan dan kepemilikan yang tinggi dengan keterlibatan yang tinggi dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat bukan lagi terbatas seperti peranan orang tua siswa (POMG) yang hanya melibatkan diri di tempat anaknya sekolah. Melainkan keterlibatan yang didasarkan kepada kepemilikan lingkungan.
Sesuai dengan jiwa desentralisasi yang menyerap aspirasi dan partisipasai masyarakat dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, masyarakat dituntut untuk memiliki kepedulian yang tinggi memperhatikan lembaga pendidikan yang berada di lingkungan setempat. Hal ini dapat menumbuhkan sikap kepemilikan yang tinggi dengan memberikan kontribusi baik dalam bidang material, kontrol manajemen, pembinaan, serta bentuk partisipasi lain dalam rangka meningkatkan eksistensi madrasah yang selanjutnya menjadi kebanggaan lingkungan setempat.
Akhirnya madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang hidup dari, oleh dan untuk masyarakat belum mendapatkan sentuhan pikiran dan tangan kita semua. Peningkatan mutu tidak akan terealisir tanpa andil semua pihak. Untuk itu, demi peningkatan mutunya maka madrasah perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan.

( chika )
Read more

One Man, One Vote, One Value

Forum Silaturahmi Masyarakat Cianjur, Kamis (08/01) mengelar acara dialog dan Silaturahmi Politik di Gedung Dewan Kesenian Cianjur (DKC). Dengan sasaran tema “Meramu Kondusifitas Masyarakat untuk pemilihan legislatif Presiden dan Kepala Daerah di Kabupaten Cianjur”. Ruang silaturahmi ini diharapkan menjadi sebuah langkah lanjutan untuk mengajak kembali masyarakat dalam menggunakan Hak pilih dan peran sertanya dalam pesta demokrasi Pemilihan Presiden yang akan digelar April mendatang. Mengingat kekhawatiran Unang Margana, SH selaku Ketua KPU Kabupaten Cianjur mengenai akan adanya kemungkinan muncul masyarakat Apatisme yang tidak memilih atau golput sangat besar.
Hal ini disinyalir bahwa, dinamika masyarakat Cianjur yang sudah jenuh dengan mekanisme pemilihan yang cukup rumit dengan sodoran pilihan partai yang cukup banyak. Selain itu, Ade Barkah Msc yang juga hadir sebagai pemateri menegaskan bahwa peran serta anggota dewan untuk mengajak masyarakat akan terus dilakukan demi terciptanya pesta demokrasi yang solid dan mapan, khususnya untuk Kabupaten Cianjur. Dengan begitu, parameter pemilihan umum yang berhasil akan dapat terukur jika partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya sangat tinggi. Meskipun kita dihadapkan dengan realitas, bahwa masyarakat cenderung menginginkan segala hal yang cepat dan instant. Sehingga kinerja dewan terkesan mandul dengan tuntutan masyarakat seperti itu. Tak heran jika, akan muncul spekulasi bahwa masyarakat dan anggota dewan tengah berkecamuk dalam situasi yang sama-sama fragmatis dan berorientasi pada materi.
Lain halnya dengan Abah Ruskawan yang secara tegas menyatakan tentang minimnya perhatian pemerintah terhadap potensi serta asset budaya yang dimiliki oleh Cianjur tidak dikembangkan secara maksimal. Berbagai Dinas pemerintah tentu memiliki arah serta jalan dalam pengembangan Cianjur yang lebih baik serta mengangkat kembali citra Kota Cianjur yang memiliki nilai penting bagi pembangunan budaya. Terlepas adanya benturan agama dan budaya harus diwujudkan secara berdampingan yang saling menunjang. Bukan dijadikan sebagai objek pemicu terjadinya perpecahan antar masyarakat. Dengan celotehan gaya sundanya, Abah menegaskan pula bahwa masyarakat cianjur harus memilih calon Presiden dan anggota legislatif yang benar-benar loyal serta dapat memberikan kontribusinya secara real terhadap visi-misi yang diusungnya. Masyarakat ayeuna butuh bukti, lain ngan saukur jangji. Tegasnya.
Berbagai elemen masyarakat turut diundang pula dalam kegiatan silaturahmi tersebut termasuk para tim sukses partai dan calon anggota dewan serta kalangan mahasiswa yang terlihat memenuhi tempat duduk yang telah disediakan. Dengan hadirnya elemen-elemen perwakilan tersebut, penilaian masyarakat serta kepercayaan yang terbangun pada KPU sebagai pihak netral tidak akan ternodai dengan isu-isu “kedekatan” dengan sejumlah pemimpin politik atau partai tertentu.

( Chika )
Read more

Cianjur Turut Kutuk Penyerangan Israel di Palestina : KFC jadi sasaran massa

Aksi Solidaritas mengutuk penyerangan Israel terhadap Palestina kembali digelar. Kali ini, Himpunan Umat Islam Cianjur yang tergabung dalam 53 organisasi, termasuk Ormas, Himpunan Islam dan BEM Universitas se-cianjur turun ke jalan dengan menggelar Long march yang dimulai di lapangan Prawatasari Joglo melewati sepanjang jalan Pangeran Hidayatulloh menuju Kantor Pemerintah Daerah ( PEMDA ) Kabupaten Cianjur. Arak-arakan bendera serta spanduk-spanduk yang mengutuk keras tindakan penyerangan yang dilakukan zionis Israel yang telah menewaskan ratusan orang kaum muslim dan melukai ratusan orang warga sipil termasuk wanita dan anak-anak yang tidak berdosa.
Tak kurang dari 120 personil keamanan yang tergabung dari satuan Polres, Polsek dan LLAJ diturunkan untuk mengamankan aksi tersebut. Tak hanya itu, aksi inipun menyerukan pemboikotan terhadap produk-produk Amerika dan Australia yang kini beredar bebas di Cianjur. Kalifornia Fried Chicken ( KFC ) yang berada dalam kawasan sebuah pusat perbelanjaan ( Toserba Selamat ) tentu menjadi sasaran massa karena berada dalam jalur aksi Long March. Penyegelan dengan coretan pilok atas nama umat islam terpampang jelas diantara kaca dan tembok Toserba, yang saat itu sengaja tutup karena akan adanya aksi penyegelan tersebut. Meskipun, stand CFC sebenarnya sudah dipindahkan posisinya ke bagian dalam Toko. Seruan yang cukup lama disampaikan ini, sontak membuat laju jalan kendaraan menjadi macet total dan mengganggu arus lalu lintas.
Aksipun dilanjutkan dengan menyisir sepanjang jalan dan berakhir di depan gerbang kantor PEMDA dengan orasi-orasi kutukan dan kecaman terhadap Israel. Tak luput, “ritual” membakar Ban mobil diatas karton bergambar bendera Israel, menjadi objek menarik yang mengundang reaksi masyarakat sekitar untuk turut menonton aksi tersebut. Sehingga polisi dengan sigap, mengalihkan jalur kendaraan umum yang melewati kawasan jalan siti jenab ke arah jalan raya, untuk menghindari kemacetan total arus kendaraan.
Audiensi yang dilakukan oleh perwakilan pihak massa dengan anggota Dewan, ialah menyerukan agar Pemerintah Daerah kabupaten Cianjur untuk lebih Pro aktif dan peduli terhadap saudara-saudara muslim di Palestina.
( Padahal, saudara kita di Papua yang terkena gempa, lebih membutuhkan perhatian seperti ini dari kawan-kawan massa ), ironis sekali..

Tepat jam 11.05, aksi mulai reda dan massa mulai meninggalkan kantor PEMDA dan menuju Mesjid Agung karena akan dilakukan Istigosah dan renungan bersama setelah shalat Jumat dilaksanakan bersama jemaat yang lain yang menyerukan agar melakukan doa bersama di setiap mesjid, majelis ta’lim maupun pondok pesantren serta melakukan Qunut Najilah setiap waktu shalat untuk mendoakan muslim Palestina yang menderita.



Nb : Himpunan Umat Islam se-kabupaten Cianjur

NU, MUHAMMADIYAH, PERSIS, SI, SII, PUI, BKSWI, FATAYAT NU, AISYIAH, PERSISTRI, WANITA SI, WAITA FUI, GPI, GP-ANSHOR, GARIS, PEMUDA MUHAMMADIYAH, PEMUDA MUSLIMIN, PPUI, NASYIATUL AISYIAH, PEMUDI PERSIS, HIMA PERSIS, IMM, HIMI PERSIS, DDII, DMI, BKPRMI, HAMINA, FRONT HIZHBULLOH, ISNU, KBA PII, HMI, PMII, IRM, HIZBUL WATHON, KAMMI, HISAB, SARASI IMAM, MIMBAR, RESSANT, HAMIDA, TIM PENGACARA MUSLIM, HTI, ALIANSI UMAT ISLAM CIANJUR, GMMC, MUSLIMAH GPI, BEM SE-CIANJUR.

( Chika )
Read more

Sabtu, Januari 03, 2009

Kolom Mereka yang Peduli Kampus Sms gratis ke 0856 5926 7404

Gelar acara-acara yang bikin betah di kampus dong. . . Khusus buat BEM UNPI, bukannya gak cinta ma tanah Pasundan tapi ngadain debat B.Inggris lebih seru kayanya daripada B.Sunda. (Ventom26_08562053xxx)
Ko di UNPI bisa ada Band yah?? Ceritanya Makrab jadi rebellious yah?? Langkah awal kita, buat bikin event tanpa harus takut sama birokrasi.
(Blank_0856593xxx)
Woi, mana donk kenyamanan yang diiming2kan teh?? Kita mimpiin fasilitas yang mumpuni buat laju jalan mimpi yang tertunda.. (tulalit_0838678xxx)

Dari redaksi !!!!
Beneran Perjuangan pisan.. gak mudah n gampang buat bikin tim yang solid n pertahanin buletin ini tetep nongol tiap bulan. Darah dan keringat emang bayaran mahal atas kepuasan ini. Nyoba jadi “Rebelious” itu susah!! Dan sekarang, giliran kalian jadi Rebel dengan cara dan gaya kalian sendiri.

Buletin Wahana Kampus: Pelindung: Rektor UNPI Penanggung jawab: Dekan FIKOM. Dewan Redaksi : Ridwan Mubarok. S.Sos. Asep Didi S.Soso. Pimpinan Redaksi : Siska DK. Keuangan : Rinna. Redaktur : Ardjia, Rd. Ayu Ega. Editor : Nurida. Redaktur Pelaksana : Ismi, Sanny. Iklan dan Sirkulasi: Dena, Elin, Galih. Firna, Sri, Agung, Lena, Anggre,Yoga, Rega, Astri, Farhan. Stiker Desaign : Gunadi. Koor Mading : Nita. Reporter : Seluruh Tim
Read more

Kiriman Puisi

CAHAYA CINTA
Cinta itu bagai cahaya
Kadang memancar
Tapi bisa juga redup
Tergantung seberapa dekat engkau
Dengan Sumber Cahaya.(Cacu)
Allah adalah Cahaya langit dan bumi
Allah membimbing kepada Cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki
.(Q.S. AL-NUR[24]:35)
Para Guru Spiritual (mursyid), sebagai orang tua sejati, yang memberikan kepada putra-putrinya (murid) hadiah terbesar di dunia ini, yaitu nasihat yang berharga, dengan ketulusannya membimbing menuju Sumber Cahaya. Kepada Syekh Syihab Al-Din Yahya Al-Suhrawardi Al Maqtul (Suhrawardi yang terhukum mati) yang dengan kehadirannya kegelapan hati seorang pengelana waktu terobati dengan seberkas pantulannya, semoga Allah selalu menyucikan jiwanya
Ada celotehan umum ”emang hidup mau makan cinta”, sebuah pertanyaan besar menguak makna dibalik kata – kata tersebut. Penegasan dari kata - kata tersebut adalah seolah -olah materilah yang membuat hidup...seolah-olah materilah yang membuat bahagia, padahal kebahagiaan materi terbatas ketika sayap Malaikat Izrail mendekap erat memisahkan antara jasad dan jiwa...hingga hilanglah kesadaran, yang ada penyesalan yang pedih dari semua yang telah dilakukan. Apakah cinta yang membuat hidup, apakah hidup yang membuat cinta.
Kadangkala kita tidak memahami bahwa ada kekuatan besar dibalik semua yang kasar, yang nampak, yang terindra. Kekuatan itu sendiripun terdapat dalam diri kita semua. Kembali pada ”emang hidup mau makan cinta”, tak dinafikan kita memang hidup butuh materi, tapi apakah yang menggerakan kita untuk mengejar materi itu sendiri adalah materi, tentu saja bukan.
Semisal Ibu mengandung kita selama sembilan bulan, karena rasa sayang dan sabar kitapun dilahirkan,disusui dan dilindungi, pertanyaan besar timbul; kenapa bisa timbul kasih sayang, apa yang menggerakan kasih sayang siapa yang membuat kasih sayang? sehingga segala sesuatu bisa ditembus olehnya. Pertanyaan tersebut tak bisa dijawab lagi, selain Dialah Sang Cahaya Murni, yang dariNya memancar cahaya cahaya menembus segala ruang dan waktu, hingga dengan pancaran CintaNya kitapun lahir dibumi ini. Cahaya CintaNyalah yang membuat segala menjadi ada, dan segala yang ada menjadi karenaNya.
Hilangkan Dendam dan kesombongan, jadilah pemaaf. hiduplah dengan cinta pada sesama makhluk, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, jangan pernah sekali kali memutuskan silaturahmi, karena segalanya bisa membuat gelap gulita dan menghilangkan cahaya, karena kelamnya hidup adalah tanpa Cahaya (Rahman) dan mati tanpa Cahaya (Rahim).
Dekatilah sumber Cahaya dengan cinta, agar kau bisa hidup dengan pancaran CintaNya. Yang dengan cinta engkau bisa melihat dunia terang benderang, hingga tertawa dalam meneguk setiap sum –sum kehidupan, maka tiap langkah tak ubahnya syukur dalam menuju Sumber Cahaya,dan ingatlah materi tak menolongmu pada sakaratul maut, melainkan cinta.

( M. Samsu Soleh / Cacu )
Read more

Kita hidup dibalik selimut Feodalisme !!!

Apa jadinya, jika mahasiswa yang penuh ide kreatifitas serta mulai berpikir mengenai sebuah arti kemajuan harus “mati” terhambat dengan birokrasi yang kurang mendukung???
Bukankah dalam konteks idealnya sebuah lembaga pendidikan, harus mampu membentuk serta melahirkan pribadi-pribadi yang “pintar” secara akademis dan mapan secara organisasi?? Pada kenyataannya, dosen atau aparatus kampus yang kita temui setiap hari, secara tidak sadar kita hormati karena kedudukannya, bukan karena kualitasnya. Mereka layaknya seperti dewa yang kita takuti. Yang setiap saat bisa memakan kita hidup-hidup. Hingga akhirnya lahirlah dosen dan aparatus kampus yang anti kritik terhadap mahasiswanya.
Apa sebenarnya yang terjadi?? Kultur akademis yang seharusnya muncul secara dominan malah “gugur tenggelam” bersama jubah-jubah kemunafikan bersama laju transparansi dana yang tidak tahu menahu “juntrungannya”.
Seharusnya ada ruang dialogis yang bertanggungjawab untuk meluruskan jalan berkelok ini, sehingga muncul kenyamanan yang dapat dirasakan semua pihak hingga tidak akan ada lagi “miss communication” versi individu terhadap berbagai masalah yang dihadapi. Ini saatnya kita membuat perubahan!!!

( Chika )
Read more

Waspadai, Bahaya Laten Terorisme

Ancaman bahaya terorisme, tidak hanya berakhir setelah di eksekusinya Amrozi CS beberapa waktu lalu, namun masih menghantui kita karena dengan satu alasan. Terorisme dapat muncul dimana saja dan oleh siapa saja. Oleh Karena itu, Sosialisasi terhadap Terorisme gencar dilakukan oleh pihak kepolisian. Seperti halnya sosialisasi yang diselenggarakan pada hari Rabu (26/11) lalu atas kerjasama pihak akademik UNPI dengan Polres Cianjur dan PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) Jakarta. Tidak kurang dari 40 orang mahasiswa ikut terlibat dalam sosialisasi tersebut, nampak pula kehadiran Presma dan gubernur tiap fakultas.
Sesi diskusi merupakan yang paling ditunggu-tunggu, terbukti dari banyaknya mahasiswa yang bertanya seputar terorisme yang serta pergerakannya di mayarakat. Sontak, cukup membuat pembicara (Sukamat) keteteran dengan pertanyaan dari mahasiswa. Paling tidak, mahasiswa sebagai komunitas yang rentan menjadi target perekrutan massa teroris harus paham serta mengetahui indikasi terkait mengenai laju jalannya perkembangan terorisme. Terlebih seorang buronan kepolisian yaitu, Noerdin M Top masih berkeliaran bebas. Untuk itu, antisipasi dini dari sosialisasi terkait sangat dibutuhkan dan harus terus dilakukan

( Chika & Astri ).
Read more

Outbound 2008 Ekonomi

Dalam rangka mempererat tali silaturahmi antar mahasiswa baru angkatan 2008, Fakultas Ekonomi kembali menggelar acara outbound dengan tema “Economics Leadership Basic Training” di halaman kampus UnPI pada hari Minggu (23/11) lalu, dan berhasil merekrut 24 paserta dibawah bimbingan ketua senat Ekonomi.

(Chika)
Read more

Reboisasi dan Penghijauan

Minggu (30/11) lalu, menjadi catatan penting untuk kawasan penghijauan di Cianjur. Pasalnya FKIP Unsur yang bekerjasama dengan berbagai pihak ( BEM UnPI, Gamapala UnPI, BEM Hukum dan Teknik UNsur, PKT, Yonif 300 Raider, Prabu Salaya Pencinta Alam dan perhutani) menanam 3000 pohon di kawasan gunung Geulis

Dan Mananggel dalam rangka hari penanaman pohon nasional. Tidak tanggung-tanggung 500 peserta ikut tergabung dalam kegiatan tersebut. Tanaman yang ditanam meliputi pohon jati, pohon karet dan pohon sawi. Diharapkan kegiatan ini dapat menjadi antisipasi nyata terhadap bencana alam yang terjadi di Cjr.

( Chika )
Read more

Pelantikan Anggota Baru Teater Biroe UNPI

Acara pelantikan anggota teater biroe diwarnai hiruk pikuk latihan “pemeranan karakter”. Jumlah anggota pendaftar yang berjumlah 15 orang, hanya diikuti oleh 10 orang saja, yaitu (Anggre, Oca, Lena, Onez, Muthiya, Yunita, Euis, Vey, Astria, Rindi) Gelaran acara yang dikemas sedemikian rupa oleh panitia digelar di Lapangan Parkir UNPI kemudian dilanjutkan ke Lapangan Hypermart cianjur. Tujuannya, untuk melatih mental serta pendalaman karakter pada setiap peran yang diberikan. Jaya Terus Teater Biroe!!!
( Chika )
Read more

Pelantikan “Kompi Galak” HMI Komisariat UNPI

Latihan Kader (LK) yang diselenggarakan pada hari jumat-minggu (24-26/10) lalu, diadakan di villa green apple blok F-10 Cipanas behasil merekrut 22 orang kader yang akan meneruskan misi HMI kom-UNPI selamua periode 2008-2009.
Materi yang disuguhkan selama 3 hari berturut-turut tersebut meliputi 14 materi wajib dan muatan lokal.
Salah satu materi wajib yang bikin orang “muntah berdiri” dan menjadi materi favorit adalah materi NDP (Nilai Dasar Perjuangan). Sontak membuat “pencerahan pikiran” yang cukup significant bagi para kadernya.
Pelantikan yang dilaksanakan di ruang C201 pada sabtu (29/11), berkhir dengan khimat dengan penyerahan sertifikat dan pin pada para kader. Tak lupa penyajian Dramatik puisi “Revolusi belum Mati” semakin membuat gejolak jiwa hadirin dan tamu undangan semakin berderu kencang.
( chika )
Read more

Fakumnya organisasi, paradigma mahasiswa

Menyadari bahwa mahasiswa merupakan abdi bagi masyarakat sabagaimana tercantum dalam tridharma perguruan tinggi dan disebut-sebut sebagai agent of change yang bisa ikut dan turut serta melakukan perubahan: alergi terhadap penyimpangan dan kritis pada dinamika sosial-budaya maupun carut-marutnya dunia perpolitikan saat ini.
Organisasi dalam sebuah lembaga idealnya dapat menjadi media pemberdayaan kualitas SDM bagi anggotanya untuk bisa mengantarkan pada perubahan yang lebih baik.
Tapi lain halnya dengan sumber daya manusia yang ada di kampus kita: Universitas Putra Indonesia, tidak semua ikut berpatisipasi dan mendukung perubahan yang dicita-citakan itu malah ada juga yang cuek bebek tak perduli. Itu bisa kita lihat dari persentase maba (mahasiswa baru) angkatan tahun 2008/2009 sebesar 30% yang ikut berpartisipasi dalam berorganisasi. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Salah satu faktor utamanya adalah belum aktivnya kembali berbagai UKM dan OKP yang ada dikampus kita karena tertidur panjang mengalami libur menjelang tahun ajaran baru. Hal itu bisa didukung pula oleh pelaku-pelaku inti dari beberapa organisasi yang ada di Unpi yang terlihat ogah-ogahan dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Padahal keberhasilan akan jatuh pada organisasi-organisasi yang menjaga fleksibilitas mereka, terus-menerus memperbaiki kualitas mereka. Bukankah tidak pernah ada pasukan yang buruk yang ada hanyalah pemimpin yang buruk?
Hal ini disinyalir ada sistem birokrasi yang rumit dari lembaga. Yang berwenag terpusat, rentang kendali yang sempit dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Hal ini sangat berpengaruh pada eksistensi suatu organisasi. Karena lingkungan sanagat berpengaruh pada kinerja suatu organisasi.
Adapun kendala dalam berorganisasi dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang stasis. Hanya sedikit kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Lingkungan statis menciptakan ketidakpastian lebih besar bagi para pelaku organisasi dari pada lingkungan yang dinamis. Dan karena ketidakpastian merupakan ancaman bagi keefektifan organisasi, maka organisasi ditantang untuk untuk bisa meminimalkannya. Salah satu cara mengu rangi ketidakpastian lingkungan adalah adalah melalui penyesuaian stuktur organisasi 1 dan menjadi menjadi “PR” bagi para pelaku organisasi.yang wajib dilakukan untuk mencapai perubahan. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?
( Astri, Fikom Tingkat 1 )
* Stephen P Robbins
Read more

3 on 3 UnPI Basket Ball Competition

Tidak hanya futsal yang ingin menampilkan daya kreatifitas lewat olahraga, Basket juga selalu mendapatkan perhatian khusus dari mahasiswa UNPI untuk ajang kompetisi yang bergengsi. Acara yang merupakan salah satu program BEM ini, diketuai oleh Erys R. Sontak,Lapangan basket mini UNPI pun dipenuhi riuk-riuh sporter yang datang karena Acara tersebut digelar scr 3 hari berturut-turut (27-29/11).
Para Jawara
Ditemui usai pertandingan, Marley Fave (Ak/1) yang merupakan juara pertama. “Pastinya senang dan happy..puas, coz kebersamaan kita kompak banget”
Sedangkan untuk juara kedua, kembali diraih tim Mr AMD. “Cape, coba ayeuna kudu kerja dai” tutur tim saat diwawancarai. Buat 3 point contest, Adang Maulana boleh tersenyum manis, karena dengan kelihaiannya, dia dinobatkan menjadi jawaranya juga. “Makasih buat kiki, nisa, rani, sila uda jadi supporter setia” tuturnya.
( Chika & Lena, Fikom Tingkat 2 )
Read more
FUTSAL Competition of The Week
Kampus UNPI tidak pernah sepi dari kegiatan mahasiswa yang penuh kreatifitas, sportifitas dan menjunjung tinggi tali silaturahmi antar mahasiswanya. Seperti gelaran acara Futsal yang disajikan 1 minggu penuh (17-25/11). Sorak sorai dan tepuk tangan suporter terdengar begitu menggelegar membela mati-matian tim fakultasnya masing-masing. Adalah suatu kegiatan positif dimana sebuah acara kompetisi olahraga dapat melahirkan pemain-pemain yang handal di UNPI. Inilah yang menjadi misi para panitia Futsal, yang ternyata merupakan masih gabungan panitia acara Mahasiswa Akrab Oktober lalu. Bambang PG (Teknik/7) selaku ketua panitia futsal sekaligus menjadi SC pada Acara Makrab lalu, ingin mengaktifkan kembali rekan-rekannya agar dapat menjadi wadah berkesinambungan antar mahasiswa untuk tetap eksis dalam berbagai kegiatan di kampus.
Sedangkan untuk acara futsal sendiri, digelar dalam rangka memperingati hari sumpah pemuda yang dituangkan dalam ajang kompetisi olahraga silaturahmi antar mahasiswa di UNPI.
Sampai akhirnya memasuki Final pada hari Selasa (25/11), akhirnya Mr AMD tampil sebagai pemenang. Throphy dan Uang pembinaanpun berhasil dibawa timnya yang terdiri dari Erys, Adang, Bagja, Sunandar, Irwanto dan Dani). “Selama 3 tahun kuliah di UNPI, baru kali ini saya dan teman-teman jadi jawara Futsal. Sungguh membanggakan pisan!!” tutur Erys ketika diwawancarai kamis sore.
Semua sorak sorai kembali mewarnai kemengan semua tim dan dengan diiringi Live-Band yang di sponsori Djarum mengakhiri acara Futsal dengan meriah.
So good luck buat mahasiswa-mahasiswa UNPI yang penuh Kreatifitas !!!

( Nita / Fikom Tingkat 2 )
Read more
PEDULI LONGSOR, PEDULI SAUDARA KITA

“BEM-UNPI Cianjur”
Panas Terik matahari seakan membakar ubun-ubun, tekad kuat mahasiswa/i berjaket biru berdiri di persimpangan jalan sambil menyapa pemilik kendaraan untuk bisa memberikan sumbangsihnya terhadap para korban bencana alam “Longsor” di Campaka pada Sabtu (15/11) lalu. Berpusat dalam tiga titik utama pada hari perdana penggalangan, yakni jalan pertigaan By-pass bawah, jalan pertigaan Mesjid Agung dan Pasar Bojong Meron. Tepat pada pukul 16.45 aksi ini pun berakhir disertai guyuran hujan deras yang membasahi kota Cianjur.
Berbeda dengan keesokan harinya (16/11), matahari sepertinya hendak memberikan semangat perjuangan yang baru diantara cahaya yang menyibak embun. Aksi yang dimulai kembali pada pukul 06.15 WIB, tak membuat lelah mahasiswa UNPI yang tergabung dalam BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di tengah keramaian Lapangan Prawatasari Joglo dan berakhir pada siang hari. Sehingga dana yang terkumpul selama 2 hari berturut-turut dilakukan penggalangan, alhamdulillah berjumlah Rp 3.788.200. Melewati pertimbangan yang cukup panjang, akhirnya bantuan tersebut disepakati akan disalurkan dalam bentuk uang dan akan diberikan melalui kepala desa setempat. Hal ini disinyalir, telah banyaknya para dermawan lain yang telah menyalurkan bantuannya berupa barang dan makanan. Berangkatlah rombongan ini pada keesokan harinya (17/11) dengan iringan 9 motor terdiri dari 18 orang.
( Farhan, Fikom Tingkat 1 )


“Aliansi Senat”
Setelah gencar mendirikan Aliansi Senat yang menuai banyak spekulasi pro dan kontra, kini gabungan 2 Senat tersebut tampil dengan program Bakti sosialnya pada Sabtu (22/11). Bersama PT Djarum dan Fakultas Teknik UNSUR, berangkat menuju tempat pengungsian warga di 3 titik berbeda, yaitu Cibokor, Giri Mukti dan Kampung Susukan. Sumbangan yang mereka berikan berupa kebutuhan sandang serta pakaian dan alat tulis untuk anak-anak. 25 mobilpun diberangkatkan menuju tempat pengungsian dan menyerahkan bantuan tersebut ke posko desa setempat.
( Chika )

SEMA-Fikom
Tak ingin ketinggalan, turut berangkat menuju tempat pengungsian di desa Cibokor, tepatnya di SMP 3 Cibeber, pada minggu (23/11) yang hanya tergabung mahasiswa tingkat 3. Sedangkan untuk tingkat 2, mereka telah lebih dulu berangkat kesana dengan rombongan motor pada Jumat (21/11) lalu.
Pada aksi solidaritas ini, bantuan yang diberikan berupa kebutuhan sehari-hari dan juga makanan bayi yang diserahkan pada kepala desa setempat. Namun bukan hanya bantuan itu saja, komunikasi interpersonalpun ternyata lebih membantu mereka, dengan menyentuh sisi psikologis-nya. Sedikitnya dengan mendengarkan mereka menceritakan kejadian pasca Longsor, adalah obat mujarab lain untuk hidup mereka.
( Chika )
Read more
REKAP BERITA EDISI BULAN DESEMBER
PENTINGNYA KESADARAN AKAN LINGKUNGAN

Bencana Longsor yang terjadi di Kampung Nyalindung, kecamatan Giri Mukti Cempaka Cianjur lalu, tentu menjadi pelajaran bagi kita semua akan pentingnya menjaga serta melindungi lingkungan. Kurangnya pengawasan serta pemahaman masyarakat akan kestabilan ekosistem alam menjadi kendala utama terjadinya bencana yang kerap terjadi.
Minimnya kesadaran masyarakat ini, harus menjadi catatan penting bagi pemerintah dan segenap elemen masyarakat untuk menggiatkan kembali sosialisasi “penyadaran serta dampak” bencana tersebut secara lebih maksimal dilakukan.
Selain itu, aksi nyata dari penyadaran itu, perlu diaplikasikan dalam kehidupan kekinian. Perubahan senantiasa harus dipikirkan secara global, namun dilakukan secara lokal secara bijaksana dengan konteks dasar kita sebagai makhluk hidup yang tinggal beriringan bersama makhluk lainnya.

( Chika & Astri, Fikom Tingkat 1 )
Read more