Minggu, Februari 15, 2009

SOSIOLOGI dalam Masyarakat

PENGANTAR SOSIOLOGI

Definisi Sosiologi dan Sifat Hakekatnya

Adalah sangat sukar untuk merumuskan suatu definisi (batasan makna) yang dapat mengemukakan keseluruhan pengertian, sifat dan hakekat yang dimaksud dalam beberapa kata dan kalimat. Oleh sebab itu, suatu definisi hanya dapat dipakai sebagai suatu pegangan sementara saja.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi atau ilmu masyarakat ialah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Sifat-sifat hakekat sosiologi adalah:

a. Telah diketahui bahwa sosiologi adalah suatu ilmu sosial dan bukan merupakan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu pengetahuan kerohanian.
b. Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif akan tetapi adalah suatu disiplin yang kategoris, artinya sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
c. Sosiologi merupakan ilmu pengtahuan yang murni (Pure Science) dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terpakai atau terapan (Applied Science).
d. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang kongkrit.
e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional.
g. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang umum dan merupakan ilmu pengetahuan yang khusus.

Perkembangan Sosiologi

Sosiologi Auguste Comte (1798-1853)

Auguste Comte yang pertama-tama memakai istilah “sosiologi” adalah orang pertama yang membedakan antara ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.

Menurut Comte, masyarakat harus diteliti atas dasar fakta-fakta objektif dan dia juga menekankan pentingnya penelitian-penelitian perbandingan antara pelbagai masyarakat yang berlainan.

Teori-Teori Sesudah Comte
a. Mazhab Geografi dan Lingkungan.
Pentingnya Mazhab ini adalah bahwa ajaran-ajaran atau teori-teori menghubngkan factor keadaan alam dengan factor-faktor struktur serta organisasi sosial. Ajaran dan teorinya mengungkapkan adanya korelasi antar tempat tinggal dengan adanya aneka ragam karakteristik kehidupan sosial suatu masyarak tertentu.

b Mazhab Organis dan Evolusioner.
Ajaran-ajaran serta teori-teori bidang biologi, dalam arti luas, banyak mempengaruhi teori-teori sosiologi.
Herbert Spencer adalah orang yang pertama-tama menulis tentang masyarakat atas dasar data empiris yang kongkrit. Suatu organisme menurut Spencer akan bertambah sempurna apabila bertambah kompleks dan dengan adanya diferensiasi antar bagian-bagiannya. Secara evolusioner, maka tahap organisme tersebut akan semakin sempurna sifatnya.
c Mazhab Formal
Ahli-ahli piker yang menonjol dari mahzab ini,kebanyakan dari Jerman.Sangat terpengaruh oleh ajaran-ajaran dan filsafat Immanuel Kant.Salah seorang diantaranya ialah George Simmel (1858-1918). Menurut Simmel,elemen-elemen masyarakat mencapai kesatuan melalui bentuk-bentuk yang mengatur hubungan antara elemen-elemen tersebut.Adalah tugas seorang Sosiolog untuk menganalisis proses terjadinya dan mengidentifikasikan pengaruh-pengaruhnya tersebut.
d Mazhab psikologi
Diantara sosiolog-sosiolog yang mendasarkan terjadinya pada psikologi adalah Gabriel Tarde (1843-1904) dari Prancis.Menurutnya bahwa gejala sosial mempunyai sifat psikologis yang terdiri dari interaksi antara jiwa-jiwa individu,dimana jiwa tersebut terdiri dari kepercayaan-kepercayaan dan keinginan-keinginan.Bentuk-bentuk utama dari interaksi mental individu-individu adalah imitasi, oposisi dan adaptasi atau penemuan baru.
e Mazhab Ekonomi
Karl Marx telah mempergunakan metode-metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori tentang perunahan yang menunjukan perkembangan masyarakat menuju suatu keaadaan dimana ada keadaan sosial. Menurut Marx, selama masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas, maka pada kelas yang berkuasalah akan terhimpun segala kekuatan dan kekayaan. Hukum, filsafat, agama dan kesenian merupakan refleksi dari status ekonomi kelas tersebut.
f Mazhab Hukum
Didalam tradisi perkembangan sosiologi hukum di Amerika Serikat, konsepsi budaya hokum mulai diperkenalkan pada tahun 60-an oleh Lawrence M Friedman lewat tulisan yang berjudul “Legal Culture And Social Development”. Konsepsi budaya hukum menunjuk pada nilai-nilai yang berkaitan dengan hukum (substantif) dan proses hukum (hukum ajektif)

INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial adalah hubungan yang dinamis antara inidividu dengan individu dan antara kelommpok dengan kelompok.

Berlangsungnya proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor, antara lain, faktor imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati. Faktor imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Namun demikian, imitasi mungkin pula mengakibatkan terjadinya hal-hal yang negatif dimana misalnya, yang ditiru adalah tindakan-tindakan yang menyimpang.

Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain.

Identifikasi sebenarnya merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam dari pada imitasi, oleh karena kepribadian seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.

Proses simpati sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang measa tertarik pada pihak lain. Simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerjasama dengannya.

Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat yaitu:
1 Adanya kontak sosial (Social-contact),
2 Adanya komunikasi
Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (menyentuh),jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh.

Arti terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan,gerak-gerak badaniah atau sikap),perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut.
 Bentuk-bentuk interaksi sosial :
a) Cooperation (kerja sama)
b) Competition (kompetisi)
c) Conflict (perselisihan)
d) Contravention (kontravensi)
e) Accomodation (akomodasi)

Sistem sosial adalah sistem yang ada pada masyarakat yang terdiri atas elemen-elemen sosial dan terbentuk dari tidakan-tindakan sosial yang dilakukan individu-individu dalam interaksi satu dengan yang lain.Dari interaksi tersebut terbentuk hubungan-hubungan sosial yang kemudian membentuk struktur sosial.Di dalam struktur sosial tersebut terdapat status,peran,nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur interaksi sosial. Di dalam struktur sosial juga terdapat unsur-unsur sosial yang pokok,seperti kaidah sosial,lembaga sosial,kelompok sosial dan lapisan sosial.Struktur sosial inilah yang akhirnya akan menentukan corak dari suatu bentuk masyarakat.

TEORI MASYARAKAT

Teori masyarakat

Menghadapi keanekaragaman teori,aliran,wawasan dan pandangan Filsafat mengenai manusia,serta menghadapi pula problem tentang kemanusiaan.Dijelaskan dengan Paradigma yang beraneka ragam.Pandangan mengenai manusia tidak saja mempunyai relevansi teorititis tetapi juga implikasi-implikasi yang praktis.Pandangan tertentu mengenai manusia ini antara lain mewarnai bagaimana kita memperlakukan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat antara pribadi menjadi implikasi praktis dalam kehidupan sosial dengan orang lain.
Ilmu sosiologi pada awalnya merupakan bagian dari filsafat pandangan sosial yang juga membahas tentang masyarakat.Hanya saja pada saat itu sosiologi belum memiliki satu metode ilmiah yang yang dapat berdiri sendiri.Akhirnya pada abad ke-19,Seorang kebangsaan Francis Auguste Comte sekaligus sebagai Bapak Sosiologi pada tahun (1798-1857) menyatakan bahwa sosiologi,sebagai ilmu yang dapat berdiri sendiri.Yang mempunyai kriteria bersifat teoritis, empiris (nyata dan dapat dibuktikan), komulatif (dapat ditambahkan dengan pengetahuan yang baru), dan non-etis (bisa mengubah teori).Dengan objek penelitian utamanya adalah masyarakat.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,masyarakat didefinisikan sebagai : sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama.Adapun beberapa teori yang mengartikan masyarakat, yaitu sebagai berikut :

Menurut Emile Durkheim, masyarakat adalah suatu kenyataan objektif individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang menderita ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

Menurut Max-Weber, masyarakat adalah suatu struktur atau aksi yang pada pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.

Menurut Mac Iver dan Charles Page, masyarakat adalah suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara,dari wewenang dan kerja sama antara berbagai kelompok dan penggolongan,dari pengawasan tingkah laku serta kebebasan manusia.

Menurut Selo Sumardjan, masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Menurut Paul B.Horton dan C.Hunt, masyarakat adalah sekumpulan manusia yang relatif mandiri,yang hidup bersama cukup lama dan mendiami suatu wilayah tertentu,memiliki kebudayaan dan melakukan sebagian besar kegiatan dalam kelompok itu.

Menurut Harold Laski, masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersma ditempat yang sama dan bekerja sama untuk mendapatkan tujuan bersama.

Menurut Ralph Linton, masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan telah lama sehingga dapat mengatur hidup mereka dan menggap diri mereka satu kesatuan sosiala dengan batasan yang jelas.

Perbedaan masyarakat Kota dan Desa

Dalam masyarakat modern,sering dibedakan anatara masyarakat pedesaan dengan masyarakat pedesaan rural comunity,dan urban comunity.Perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana,karena dalam masyarakat modern,betapapun kecilnya suatu desa,pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota.Sebaliknya pada masyarakat bersahaja,pengaruh dari kota secara relatif tidak ada.

A.Kehidupan Masyarakat Kota

Orang kota sudah memandang penggunaan kebutuhan hidup,sehubungan dengan masyarakat sekitarnya.Yang mempunyai ciri-ciri :
1) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dngan kehidupan agama di Desa
2) Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain
3) Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata
4) Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak dari pada warga desa
5) Jalan pikiran rasional yang prasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan
6) Jalan kehidupan yang cepat di Kota,mengakibatkan pentingnya faktor waktu
7) Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota,karena kota biasanya terbuka dalam menerima pengaruh luar

Namun,kelemahan dari Kehidupan Kota pun dapat terlihat dengan berkurangnya lahan untuk pemukiman yang menyebabkan sempitnya dalam perkembangan kehidupan yang lebih baik.Baik dilihat dalm sisi kesehatan,masyarakat Kota lebih cenderung mengidap lebih banyak mengalami masalah kesehatan karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung.

B.Kehidupan Masyarakat Desa

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya.Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan.

Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedasaan umunya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasehat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi.Adapun keunggulan dari masyarakat desa ialah :
1) Tingkat kekentalan terhadap Agama lebih menonjol
2) Sifat kekeluargaan yang bergotong-royong masih menjadi ciri khas yang relatif masih banyak ditemui
3) Sikap sopan santun yang masih melekat pada setiap anggota masyarakatnya masih menjadi modal utama kehidupan masyarakat desa
4) Kebiasaan adat istiadat yang selalu menjadi sumber dari kegiatan desa masih menjadi patokan dalam ritual kebudayaan
Namun ada pula yang menjadi kekurangan dari desa yaitu sebagian yang terdapat dalam kelebihan masyarakat kota.

PROSES TERBENTUKNYA MASYARAKAT

Kriteria dan unsur sistem sosial

Dari teori-teori para sosiolog di atas tentang mayarakat,dapat disimpulkan tentang beberapa unsur-unsur dari suatu masyarakat,yang juga dikemukakan oleh Soerjono Soekanto, yaitu :
1) Terdapat sekurang-kurangnya dua orang manusia yang hidup bersama
2) Mereka berhubungan dalam waktu yang cukup lama.Hal ini akan menimbulkan manusia-manusia baru.Selain itu,sebagai akibat hidup bersama timbul sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antar manusia.
3) Mereka sadar bahwa mereka satu kesatuan.
4) Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama yang dapat menimbulkan kebudayaan karena mereka merasa dirinya terkait satu dengan yang lainnya.

Pada dasarnya masyarakat terbentuk karena manusia memiliki keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lainnya dan keinginan untuk menyatu dengan lingkungan alamnya.Manusia menggunakan pikiran,perasaan dan keinginan-keinginannya dalam memberikan reaksi terhadap lingkungannya.Selain itu,manusia mempunyai naluri untuk selalu berhubungan dengan sesamannya.Hubungan yang berkesinambungan tersebutmenghasilkan pola pergaulan yang dinamakan pola interaksi sosial.

Marion Levy menyatakan bahwa ada lima kriteria yang perlu dipenuhi agar suatu kelompok dapat disebut masyarakat.Keempat kriteria itu adalahsebagai berikut :
 Kemampuan bertahan melebihi masa hidupp seseorang anggotannya.
 Perekrutan seluruh atau sebagian anggotannya melalui reproduksi atau kelahiran
 Adanya sistem tindakan utama
 Kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama secara bersama-sama
 Melakukan sosialisasi pada generasi selanjutnya.
(Talcot Palson).
Dari Uraian diatas terlihat bahwa masyarakat sebetulnya adalah sebuah sistem (sistem sosial) karena mencakup berbagai komponen dasar yang saling berkaitan secara fungsional.Beberapa komponen tersebut adalah populasi (warga masyarakat secara kolektif),kebudayaan dan hasil-hasilnya,organisasi sosial dan lembaga sosial.
Menurut Loomis,masyarakat sebagai sistem sosial memiliki sembilan unsur berikut :

Kepercayaan dan Pengetahuan, Perilaku anggota dalam masyarakat sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka yakini dan apa yang mereka ketahui tentang kebenaran,sistem religi dan cara-cara penyembahan kepada sang pencipta alam semesta

Perasaan, adalah kewajiban manusia yang berkenaan dengan situasi alam sekitarnya,termasuk di dalamnya sesama manusia.Perasaan terbentuk melalui hubungan yang menghasilkan situasi kewajiban tertentu yang bila sampai pada tingkat tertentu harus dikuasai agar tidak terjadi ketegangan jika berlebih-lebihan.

Tujuan, adalah suatu hasil akhir atas suatu tindakan atau perilaku yang harus dicapai,melalui perubahan-perubahan maupun dengan mempertahankan sesuatu yang sudah mantap.

Kedudukan (status) dan peran (role), kedudukan status adalah posisi seseorang secara umum dalam masyarakat dan hubungan dengan orang lain,seperti pergaulannya,prestasi,hak-hak serta kewajibanya.Peran (role) adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang sesuai dengan statusnya.

Kaidah atau norma, adalah pedoman-pedoman tentang perilaku yang diharapkan atau pantas menurut kelompok atau masyarakat.norma sosial merupakan patokan tingkah laku yang dibenarkan dalam masyarakat.

Tingkat atau pangkat, berkaitan dengan ststus atau peranan seseorang dalam masyarakat.pangkat diperoleh setelah melalui penilaian terhadap perilaku seseorang.

Kekuasaan, setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak-pihak lain.
Sanksi, suatu bentuk imbaslan yang diberikan terhadap seseorang atas perilakunya dan diberikan atau ditetapkan oleh masyarakat supaya sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

Fasilitas (sarana), semua bentuk cara,metode,benda-benda yang digunakan manusia untuk mencapai tujuan.
Unsur-unsur inilah yang nantinya akan menentukan bentuk masyarakat dan mengikat dalam ikatan sosial dengan dukungan lingkungan yang dinamis dan kondusif.

Dasar proses sosial

Proses sosial memberi gambaran tentang dinamika atau gerak diri masyarakat.masyarakat sering dapat ditinjau dari segi strukturnya atau dari aspek fungsinya.Fungsi dapat dilihat dalam pengertian tampang-melintang pada suatu waktu yang sama.Proses,di lain pihak perlu dianalisis dalam kurun waktu yang berbeda dengan memperhatikan titik pengamatan tertentu sampai dengan titik pandang yang lain juga dititik beratkan pada pedoman agama yang kental,sehingga setiap proses yang dilakukan dalam lingkungan sosial dapat terkendali dengan baik.

Ciri masyarakat yang berpedoman pada agama

Ciri-ciri masyarakat yang berpedoman pada agama sebagai tuntunan adalah sebagai berikut :
1. Ber-Tuhan artinya bahwa masyarakat tersebut adalah masyarakat yang beragama,yang mengakui adanya tuhan dan menempatkan hukum Tuhan sebagai landasan yang mengatur kehidupan sosial.
2. Damai,artinya masing-masing elemen masyarakat baik secara individu maupun secara berkelompok menghormati pihak lain secara adil.Sehingga tirani minoritas dan anarkhi mayoritas dapat dihindarkan.
3. Tolong-menolong tanpa mencampuri urusan internal individu lain yang dapat mengurangi kebebasannya.
4. Toleran,artrinya tidak mencampuri urusan pribadi pihak lain yang telah diberikan Tuhan sebagai kebebasan manusia.Seperti meyakini kepercayaan terhadap agama yang akan dipeluk seseorang sebagai pedoman hidupnya.
5. Keseimbangan antara hak dan kewajiban sosial.Setiap anggotanya memiliki hak dan kewajiban untuk menciptakan perdamaian,kesejahteraan,dan keutuhan masyarakatnya sesuai dengan kondisi masinhg-masing.

ANEKA KEBUDAYAAN DAN
KEHIDUPAN MASYARAKAT

Dua orang Antropolog terkemuka yaitu,Melville.J.Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukan bahwa Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan oleh adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri dalam kehidupannya.

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Ssansekerta “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal.Kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”.Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan,berasal dari kata Latin colere.Artinya mengolah atau mengerjakan.Dari asal arti tersebut dapat diartikan segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral,hukum,adapt-istiadat dan lain kemampuan serta kebiasaaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.Dengan kata lain kebudayaan mencakup kesemuanya yang dapat dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat.Kebudayaaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif.Artinya mencakup semua cara-cara dan pola berpikir, merasakan dan bertindak.

Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya,rasa dan cipta masyarakat.Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya,agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan masyarakat.

Rasa yang meliputi jiwa manusia,mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai social yang perlu untuk mengatur masalah-masalah kemasyarakatan dalam arti yang luas.Didalamnya termasuk misalnya saja agama,ideology,kebatinan,kesenian dan semua unsur yang merupakan hasil eksprresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat.Selanjutnya,cipta merupakan kemampuan mental, yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan.Cipta merupakan baik yang berwujud teori murni,maupun yang telah disusun untuk langsung diamalkan dalam kehidupan masyarakat.

STRATIFIKASI SOSIAL

Pengertian

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tertentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan.Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu,akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal yang lainnya.Gejala tersebut menimbulkan lapisan masyarakat,yang merupakan pembedaan posisi seseorang atau suatu kelompok dalam kedudukan yang berbeda-beda secara vertikal.

Sistem lapisan dalam masyarakat tersebut,dalam sosiologi dikenal dengan social stratification.Kata Stratification berasal dari stratum (jamaknya : strata yang berarti lapisan). Pitirim A Sorokin menyatakan bahwa social stratification adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (Hirarkis). Perwujudannya adalah kelas-kelas tinggi dan yang lebih rendah.

Bentuk-bentuk lapisan masyarakat berbeda-beda dan banyak sekali.Lapisan-lapisan tersebut tetap ada,sekalipun dalam masyarakat Kapitalistis, Demokratis, Komunistis dan lain sebagainya.Lapisan masyarakat tadi,mulai ada sejak manusia mengenal adanya kehidupan bersama di dalam suatu organisasi sosial.

Bentuk-bentuk konkrit lapisan masyarakat tersebut banyak.Akan tetapi secara prinsifil,bentuk-bentuk tersebut dapt diklasifikasikan ke dalam 3 macam kelas,yaitu yang ekonomis,politis dan yang didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat.Umumnya,ke-3 bentuk pokok tadi mempunyai hubungan yang erat satu dengan lainnya dimana terjadi saling pengaruh mempengaruhi.Akan tetapi,tidak semua demikian keadaannya.Hal itu semuanya tergantung pada sistem nilai yang berlaku serta berkembang dalam masyarakat bersangkutan.

Terjadinya Lapisan Masyarakat

Adanya system lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang biasa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seorang kepala masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.

Secara teoritis, semua manusia dapat dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial, halnya tidaklah demikian. Pembedaan atas lapisan merupakan gejala universal yang merupakan bagian sistem sosial setiap masyarakat.

Seperti telah diuraikan adapula sistem lapisan yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Hal itu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti pemerintahan, perusahaan, partai politik, angkatan bersenjata atau perkumpulan. Kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus dalam sistem lapisan. Unsur mana mempunyai sifat yang lain dari uang, tanah, benda-benda ekonomis, ilmu pengetahuan atau kehormatan.

Sifat Sistem Lapisan Masyarakat

Sifat sistem lapisan di dalam suatu masyarakat dapat bersifat tertutup (closed social stratification) dan terbuka (open social stratification). Yang bersifat tertutup membatasi kemungkinan pindahnya seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain. Baik yang merupakan gerak ke atas atau ke bawah. Di dalam sistem yang demikian, satu-satunya jalan untuk menjadi anggota suatu lapisan dalam masyarakat adalah kelahiran. Sebaliknya di dalam sistem terbuka setiap anggota masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk naik lapisan atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan yang atas ke lapisan di bawahnya. Pada umumnya sistem terbuka ini memberikan perangsang yang lebih besar pada setiap anggota masyarakat untuk dijadikan landasan pembangunan masyarakat dari ada system yang tertutup.

Sistem tertutup jelas terlihat pada masyarakat India yang berkasta. Atau di dalam masyarakat yang feodal, atau masyarakat dimana lapisannya tergantung pada perbedaan-perbedaan rasial. Apabila ditelaah pada masyarakat India, sistem lapisan di sana sangat kaku dan menjelma dalam diri kasta-kasta.


Oleh : Sisika Dian Klaresia / 06810007 / Bahan evaluasi telaah Sosiologi dalam Masyarakat
Read more

KEPENDUDUKAN

TULISAN MALTHUS TENTANG
KEPENDUDUKAN

Tulisan-tulisan tentang kependudukan sangat spekulatif sebelum John Graunt dan lain-lain memulai penelitian tentang kependudukan dalam angka pada abad ke-17.Bahkan pada abad ke-18 banyak diperdebatkan apakah jumlah penduduk Indonesia meningkat atau tidak,dan hanya sensus yang teratur dapat mengecek spekulasi semacam ini.

Thomlinson (1976 : 12) menulis bahwa : “Kalau Graunt dapat disebut bapak demografi,jelas Malthus dapat disebut ahli pertam dalam bidang tersebut”.Malthus hidup dari tahun1766 hingga 1834,dan bukunya yang terdiri dari 55.000 kata,berjudul “Essay On The Principile of Population”. Terbit pada tahun 1798 (revisinya yang terdiri dari 200.000 kata terbit pada tahun 1803),merupakan tonggak-tonggak bersejarah dalam penelitian kependudukan karena Malthus menggunakan data yang ada secara teratur.Dalam eseinya yang pertama ia mendebat ramalan Godwin tentang suatu masa depan dunia yang sempurna dengan kebutuhan semua orang terpenuhi.Menurut ajaran Malthus,hal ini tidak mungkin tercapai karena penduduk cenderung bertambah lebih cepat daripada bahan pangan.

Malthus merasa bahwa terdapat konflik antara dua kebutuhan pokok manusia,yaitu kebutuhan akan “makanan dan nafsu antar jenis kelamin”.Apabila bahan makanan meningkat,maka tanpa dikendalikan penduduk akan bertambah hingga batas maksimal persediaan bahan makanan.Pada tahun 1798,Malthus menggambarkan dua kategori pengendalian penduduk,yaitu :

Pengendalian positif yang ada hubungannya dengan sebab-sebab kematian dan naiknya kematian dalam hitungan tahun.Ini meliputi kemiskinan,penyakit,kelaparan dan perang.
Pengendalian preventif terhadap tingkat kelahiran.Ini meliputi “kegiatan yang menyimpang (improper arts)” seperti penguguran.

Tulisan-tulisan Malthus adalah controversial,tetapi cukup berpengaruh terhadap kebijakan social.Malthus mengkritik “Poor Law” (peraturan untuk membantu orang miskin) di Inggris pada abad ke 18,karena peraturan itu memberikan bantuan kepada keluaraga-keluarga besar.Ia berpendapat bahwa manusia pada dasarnya malas dan hanya akan bekerja kalau ia perlu menyokong keluarganya.Peraturan untuk bantuan kepada orang miskin yang baru dan lebih ketat dikeluarkan pada tahun 1834 menunjukan pengaruh teori Malthus.

Menjelang tahun 1860,banyak pejabat pemerintah di India berpendapat bahwa kelaparan adalah suatu pengendalian positif terhadap jumlah penduduk yang tidak dapat dirubah oleh kebijakan pemerintah.Meskipun turun pamornya selama abad ke-19,teori-teori Malthus mulai diperhatikan lagi karena cepatnya pertumbuhan penduduk di Negara-negara berkembang,penghamburan sumber-sumber alam dan keprihatinan terhadap sumber pangan.Tulisan-tulisannya menentang pandangan kaum Merkantilis,bahwa manusia menentukan sumber-sumber alam.Kaum Merkantilis sebaliknya menekankan perlunya nmengamati pertumbuhan penduduk dan kondisi sosial ekonomi.

Beberapa kritik terhadap Malthus :
Malthus menekankan terbatasnya persediaan tanah,tetapi dia tidak menyangka akan ada keuntungan besar dari kemajuan transport yang dikombinmasikan dengan pembukaan tanah pertanian baru di Amerika Serikat,Australia dan tempat-tempat lainnya.
Dalam kondisi yang menguntungkan,hewan dan tanaman dapat meningkat menurut deret ukur.Teknologi juga dapat maju dengan pesat.Peningkatan metode-metode pertanian seperti penggunaan pupuk dan bibit unggul telah banyak menaikan produktivitas.

Malthus tidak mempertimbangkan kontrol fertilitas setelah perkawinan.Pada tahun 1822,Francis Place menganjurkan pembatasan kelahiran oleh pasangan-pasangan yang sudah menikah.

Fertilitas dapat menurun apabila terjadi perkembangan ekonomi dan naiknya standar hidup.
Kritik ini sempat mengundang kontroversi tentang berbagai macam versi-versi yang dikeluarkan oleh beberapa ilmuan lain,hal ini dipandang bahwa Malthus kurang mempertimbangkan dan mendetailkan aspek-aspek yang dianggap kecil dan hanya memaparkan pokok-pokok masalah seputar keumuman tingkatan hidup manusia sebagai makhluk sosial saja terutama pada hal yang mengenai Fertilitas.

DEMOGRAFI
ILMU KEPENDUDUKAN

Pengertian Demografi

Pada dasarnya kependudukan telah menjadi sub ilmu yang banyak diteliti oleh para ilmuan sebagai salah satu aspek yang sangat berpengaruh pada kelangsungan kehidupan.Memuat beberapa pengertian tentang definisi demografi,dapat diartikan secara umum bahwa Demografi adalah uraian ilmu statistik tentang penduduk.Terutama perkawinan,kelahiran dan kematian,persebaran secara geografis,komposisi penduduk serta faktor-faktor perubahan situasi dan kondisi perkembangan zaman dari waktu ke waktu.

Para ahli Demografi terutama tertarik pada statistik fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan tempat penduduk). Karena inilah komponen-komponen yang sangat berpengaruh terhadap arus kemajuanperubahan penduduk.Adapun definisi lain yang menghimpun arti dari demografi,yaitu :

Demografi adalah Studi ilmiah tentang penduduk tentang jumlah,struktur, dan perkembangannya. (United Nation : 1958)
Demografi adalah studi statistik dan matematis tentang jumlah komposisi dan persebaran penduduk,serta perubahan factor-faktor setelah melewati kurun waktu tertentu. (Bogue : 1969)
Demografi adalah suatu studi tentang jumlah persebaran dan komposisi penduduk.Komponen seperti itu dapat dikenal sebagai natalitas,mortalitas dan mobilitas sosial. (Hauser dan Duncan : 1959)
Penduduk adalah hasil tingkat kelahiran,kematian dan migrasi.

Ada beberapa ilmu yang sifat pengabdiannya pada masyarakat mempelajari keadaan tentang penduduk juga. Seperti Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Kedokteran. Yang masing-masing ilmu tersebut mempelajari masalah kependudukan menurut kepentingannya dalam paradigma yang berbeda.Yaitu :
Ekonomi : Mempelajari tentang keadaan masalah penduduk terutama dalam hubungannya dengan penyediaan makanan dan bahan-bahan kehidupan sehari-hari demi kelangsungan hidup yang menuntut agar semakin lebih baik disamping kebutuhan yang lainnya sebagai pendukung.
Sosiologi : Mempelajari titik perhatian yang ditujukan kepada lembaga-lembaga sosial di kalangan penduduk itu dengan perubahan-perubahan sosialnya.
Geografi : Mempelajari keadaan masalah penduduk tersebut dan persebarannya serta dalam perimbangan kebutuhan tata ruang fisiknya.
Kedokteran : Mempelajari tentang segi kesehatan fisik dan jasmani penduduk sebagai makhluk hidup yang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Data Demografi

Data demografi biasanya selalu dikaitkan dengan kegiatan sensus.Kata sensus sendiri berasal dari bahasa latin yaitu “censere” yang artinya menaksir atau memungut pajak.sensus juga sering dihubungkan sengan kepentingan militer.Orang Yunani kuno menghitung jumlah laki-laki dewasa pada masa perang dan juga pada waktu persediaan pangan berkurang.Sekarang informasi sensus bersifat rahasia dan hanya boleh digunakan untuk analisis statistik saja,sedangkan data pribadi tidak diterbitkan.Yang menganggap sensus ada hubungannya dengan pajak,relatif sedikit jumlahnya,tetapi di beberapa Negara sensus masih dianggap mengganggu keleluasaan pribadi.Ada 2 sumber pokok data demografi yaitu :
1) Sensus penduduk
2) Survai sample demografi
3) Sistem demografi
a. Registrasi vital : (catatan peristiwa penting seperti perkawinan, kelahiran dan kematian)
b. Registarasi penduduk
c. Statistuk migrasi Internasional

a. Registrasi vital

Sensus dan survai menggambarkan keadaan penduduk pada suatu waktu tertentu.Statistik vital merupakan sumber utama untuk mengetahui perubahan penduduk karena statistik ini dikumpulkan secara kontinu dalam berbagai buku registrasi yang biasanya meliputi kematian,kelahiran dan perkawinan.Catatan-catatan tentang hal ini telah disimpan oleh beberapa kantor-kantor pemerintahan di Negara masing-masing sejak abad ke-14,tetapi sistem pencatatan sipil yang resmi baru dikembangkan pada abad ke 19 dan 20.Jika registrasi ini dilaksanakan dengan cermat dan diwajibkan seperti Australia dan Negara-negara maju lainnya,jumlah kelahiran dan kematian dapat dianalisis bersama-sama dengan sensus terakhir dan statistik migrasi untuk kemungkinan perhitungan tingkat kematian,serta memperkirakan jumlah penduduk pada setiap waktu.

Karena para petugas kesehatan masyarakat menekankan pentingnya mencegah penyakit dan mengurangi kematian,maka analisis hal-hal tertentu dari data registrasi (sebab kematian,umur waktu meningggal dan jenis pekerjaan orang yang meninggal tersebut) makin dibutuhkan.Meskipun demikian,di banyak Negara berkembang,sangat banyak biaya diperlukan untuk menyelenggarakan suatu sistem registrasi yang lengkap,sehingga dalam jangka waktu,registrasi agaknya dapat diandalkan untuk memberikan data demografi yang betul-betul dapat dipercaya.

b. Registrasi penduduk

Dengan suatu sistem registrasi vital yang mencatat secara terpisah setiap peristiwa yang dialami oleh seseorang,sulit diperoleh suatu gambaran lengkap tentang setiap individu.Jika buku registrasi penduduk mencatat setiap peristiwa (perkawinan,kelahiran dan kematian serta migrasi) yang dialami,gambaran tersebut menjadi lebih mudah.Menurut PBB,catatan penduduk yang baik pada saat ini seharusnya secara kontinu mencatat ciri-ciri setiap individu maupun keterangan tentang semua peristiwa penting yang dialaminya.

Buku registrasi penduduk yang pertama dikerjakan di Tiongkok pada zaman dahulu,kemudian ditiru oleh Jepang.Buku registrasi penduduk seperti yang dianjurkan PBB sekarang belum lazim dibandingkan sensus statistik vital. Bila suatu Negara mengikuti sistem buku registrasi produk,masing-masing penduduknya harus membawa kartu pengenal dan dibeberapa Negara hal ini dianggap menganggu kebebasan individu.Hanya 18 negara yang mempunyai buku registrasi penduduk lengkap yang dapat digunakan untuk kepentingan kedudukan.Dari 18 negara ini,selain yang di Eropa adalah Taiwan,Israel,Korea dan Muangthai.
(Shryock and Siegel, 1975 :34).

c. Statistik migrasi Internasional

Statistik ini bersumber pada catatan tentang para pendatang di perbatasan Internasional.Seorang pendatang yang melewati batasan biasanya harus menunjukan paspor,dan mengisi bagian formulir pada waktu datang maupun pergi.Namun demikian,tidak semua perpindahan Internasional dapat dicatat.Berjuta-juta orang Vietnam secara gelap telah menyebrangi daerah perbatasan untuk menetap di Muangthai dan lain-lain Negara.

Membandingkan Data Demografi

Apabila statistik demografi ditinjau dalam perprestif dunia,maka tingkatan kwalitas data dari berbagai Negara perlu diperhatikan.Kebanyakan Negara maju dapat melaksanakan pengumpulan data yang lebih baik karena mempunyai organisasi statistik yang lebih efisien,komunikasi yang lebih baik dan dana yang relatif banyak.Lagi pula,semua penduduk telah melek-aksara sehingga dapat memberikan jawaban yang lebih tepat.Umur merupakan contoh yang baik dari hal ini : di Australia,tiap orang mempunyai surat kelahiran dan tahu benar umur mereka sendiri.

Di negara-negara berkembang,kebanyakan penduduk tidak tahu umur mereka dan hanya menduga saja,terutama mereka yang sudah tua dan tuna aksara.Banyak “himpunan” angka yang biasanya berakhir dengan “0”.Dalam sensus Nigeria 1963, 2.524.406 orang mengatakan usianya 20 tahun,sedangkan hanya 615.710 orang mengatakan berusia 19 tahun.Jika seseorang sulit memberi keterangan tentang umur ataupun data yang benar tentang peristiwa-peristiwa penting,data kurang dapat diandalkan dan para ahli demografi terpaksa harus membetulkan kesalahan dengan berbagai cara.

Kesulitan lain dapat ditimbulkan karena definisi dapat berubah setelah melewati kurun waktu tertentu,dan juga karena setiap Negara menggunakan definisi yang berbeda.Misalnya,untuk sensus 1971,Australia mendefinisikan kota dengan penduduk 1.000 atau lebih,sedangkan India memilih angka 5.000 sebagai batas minimum.

Kesalahan Data Demografi

Penduduk merupakan lapangan untuk mendapatkan data,tetapi data yang salah,tidak nyata,akan menyesatkan kesimpulan dan akan melesetkan perencanaan dan peramalan.Maka pada data demografi modern diusahakan adanya tanpa kesalahan semaksimal mungkin,meskipun harus mengorbankan kebih banyak pekerjaan dan uang.Kesalahan biasanya berupa duplikasi atau perangkapan pencatatan,kesalahan klasifikasi dan kesalahan pendaftaran.

a)Kesalahan Duplikasi

Artinya ialahh bahwa orang atau datanya tidak terdaftar atau terdaftar dua kali.Pada sensus,kesalahan ini kurang terjadi karena pencatatan dilakukan serentak kepada semua orang.Hanya pada sensus de jure dapat terjadi kesalahan administrasi, sebab orang-orang yang tidak legal yang tertangkap di suatu wilayah,data mereka harus dikirimkan dan ditabelkan ke daerahnya sendiri yang resmi.Pekerjaan ini memerlukan kecermatan,kelupaaan atau salah alamat menyebabkan kesalahan yang fatal sehingga pekerjaan ini kadang dilakukan oleh orang lebih muda.Pada registrasi vital seperti kelahiran, kematian,migrasi dan perkawinan,ada banyak peluang membuat kesalahan yang tercatat.Di Negara-negara yang lebih tertib menjalankan registrasi penduduk,kekeliruan ini sering terjadi.Di Indonesia,dimana belum ada undang-undang registrasi penduduk penyimpangan-penyimpangannya lebih banyak lagi.

b)Kesalahan Klasifikasi

Kebanyakan data penduduk diambil dengan membuat wawancara.Jawaban yang diterima petugas dimasukan ke dalam klas atau golongan yang kriteria dan kategorinya telah ditentukan lebih dahulu.Dan jawaban yang berhubungan dengan pendapatan,matapencaharian,umur,sering memberi peluang untuk membuat kesalahan dalam penafsiran golongan.Pendapatan kerap kali tidak dikatakan terus terang,pada umumnya orang cenderung mengatakan pendapatannya kurang dari semestinya,karena rasa khawatir dikenakan pajak lebih tinggi.Atau biasa juga dikatakan hanyalah penghasilan resmi sesuai dengan daftar gaji,sedangkan pendapatan lainnya seperti honorium dari proyek-proyek dan keuntungan dari perusahaan-perusahaan beraneka ragam tidak dikemukakan.Matapencaharian juga mudah menimbulkan keruwetan, lebih-lebih apabila koresponden mempunyai pekerjaan rangkap yang sulit ditentukan baik yang pokok maupun yang sambilan.Mereka yang cukup pendidikan,biasanya tidak akan lupa hari dan tanggal kelahirannya,sehingga umur mereka dapat dikatakan dengan pasti.Tetapi yang kurang pendidikannya sering sulit mengatakan umur mereka dengan pasti dan biasanya hanya perkiraan saja.Orang cenderung mengatakan lebih muda dari sesungguhnya, karena umur lebih muda dapat memudahkan pekerjaan atau pindah ke pekerjaan lain yang lebih menguntungkan,di samping alasan-alasan lain,sebaliknya orang yang lanjut usia suka menambah umur mereka karena umur banyak merupakan kebanggaan.

c)KesalahanPencatatan
Para petugas dapat mencatat data yang salah,karena banyak pekerjaan yang akhirnya membosankan,sehingga ketelitiannya berkurang.Mereka dapat memasukan jawaban ke dalam kkas atau dengan memberikan kode yang keliru.Misalnya ada pertanyaan yang ditujukan kepada seorang wanita,(berapa anak yang pernah dilahirkan? Dijawab “tidak”.yang ditafsirkan lain oleh petugas dan dicatat di bawah kode,”tidak menjawab” yang seharusnya dibawah kode,0 anak”).

d)Koreksi kesalahan

Kesalahan dapat dikoreksi dengan mempersamakan beberapa macam data yang berkaitan,misalnya jumlah bayi dengan jumlah kematian bayi dan jumlah yang melahirkan.Dapat pula dikoreksi dengan data dari penelitian lain,dan kalau perlu mengadakan survai khusus sesudah sensus (post survey),dengan memilih wilayah yang tidak terlalu luas dan memperkerjakan petugas-petugas lapangan terlatih.Hasil sensus dan hasil survai khusus di wilayah yang sama tersebut dibandingkan dan penyimpangan-penyimpangan hasil sensus dapat diperkirakan, yang dapat dipakai sebagai pedoman untuk menilai hasil sensus keseluruhannya.

Tingkat-tingkat Evolusi Demografi

Perubahan jumlah penduduk yang sedikit demi sedikit makin banyak disebut evolusi demografi. Di dalam evolusi tersebut terjadi beberapa revolusi demografi.Jumlah yang makin besar disebabkan karena di dalam tiap jangka waktu ada pertambahan,Ada selisih lebih antara jumlah kelahiran dan kematian.Menurut teori pertumbuhan penduduk ada 3 tingkat evolusi,ialah :
 Tingkat pertumbuhan potensi tinggi (High potensial growth)
 Tingkat pertumbuhan berubah (Transitional)
 Tingkat permulaan menurun (Incipient decline)

Banyak kelahiran akibat kebiasaan perkawinan pada usia muda.Selain itu tingkat kematian pun ikut menjadi tinggi pula,Keadaan ini disebut tingkat pertumbukan yang stabil.Namun bisa saja jumlah ini dapat berubah meningkat naik maupun menurun.

NATALITAS,MORTALITAS DAN MIGRASI

Natalitas (kelahiran)

Semua orang yang hidup ini pernah lahir dan nantinnya akan mati.Di antara 2 kejadian vital ini terjadi peristiwa-peristiwa beraneka ragam yang menjadi objek dari ilmu kependudukan.

Kesuburan (fertilitas) menunjukan jumlah anak lahir hidup dan lebih mudah dihitung untuk wanita,sebab merekalah yang melahirkan anak.Satu cara sederhana untuk mengukur fertilitas adalah mengambil rata-rata anak lahir hidup dari wanita golongan usia tertentu.

Tingkat kelahiran kasar atau jumlah kelahiran dalam setahun dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun,kurang memadai untuk banyak perhitungan karena mengabaikan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.Tingkat fertilitas menurut golongan umur untuk wanita lebih informatif.

Tingkat kelahiran spesifik,ini merupakan perincian dalam perhitungan tentang kelahiran.Yang dipakai sebagai dasar adalah penduduk wanita dengan umur peridi,biasanya dipakai batas umur (15-44) tahun.Apabila yang dibandingkan jumlah semua keklahiran dan jumlah semua wanita dengan umur peridi,maka kita berhubungan dengan tingkat kesuburan umum.Jika perbandingan itu tidak meliputi seluruh kelahiran dan semua wanita antara umur 15-49 tahun,melainkan umur tertentu,disebut tingkat kesuburan khusus atau spesifik.Tingkat kesuburan spesifik umur pada suatu tahun adalah perbandingan antara jumlah kelahiran dalam tahun itu dan jumlah wanitadengan umur spesifik tersebut.Atau dinyatakan dengan angka dasar seribu ialah jumlah kelahiran tiap 1000 wanita dengan umur itu dalam suatu tahun.Karena umur penduduk biasanya dikelompokan dengan interval 5 tahun,maka hitunganpun disesuaikan dengan jangka waktu tersebut.

Mortalitas (kematian)

Mahkluk hidup ditandai dengan berlangsungnya metabolisma atau aktivitas kimia di dalam tubuh dalam kemampuan berkembang biak dan kepekaan terhadap rangsang,serta kemampuan beradaftasi terhadap lingkungan.Manusia yang pernah lahir dan melakukan kegiatan sepanjang hidupnya akhirnya juga akan mengalami kematian.

Andai kata tidak ada kematian,maka bumi ini sudah terlalu penuh dengan manusia.Kematian menghambat pertumbuhan penduduk yang disebut positive check dalam teori Malthus.Kematian terjadi karena organ atau bagian tubuh tidak berfungsi sehingga mengganggu proses metabisma keseluruhan atau memang karena sel-sel tubuh mengalami kerusakansehingga tidak dapat mengerjakan tugasnya lagi.

Tingkat kematian,seperti halnya kelahiran terdapat tingkat kematian kasar,tingkat kamatian dikoreksi dan tingkat kematian spesifik.Tingkat kematian kasar di suatu wilayah ialah jumlah kematian dalam satu tahun tiap 1.000 penduduk wilayah tersebut.Data untuk menyusunnya diperoleh dari registrasi.Karena pencatatan sering diragukan kecermatannya,angka-angka yang diperoleh perlu dikoreksi, sehingga didapatkan tingkat kematian dikoreksi.Menurut hitungan,tingkat kematian kasar di Jawa sekitar 19 permil dan yang dikoreksi 21,5 permil.

Tingkat kematian juga dapat diperinci untuk tiap umur atau golongan umur dan disebut tingkat kematian spesifik umur ialah,jumlah kematian umtuk umur tertentu tiap 1.000 penduduk dengan umur itu.Golongan bayi dan golongan usia tinggi biasanya mempunyai tingkat kematian tinggi.Dalam masyarakat yang belum maju,tingkat kematian bayi sangat sangat tinggi.Bahwa golongan usia tinggi mempunyai kematian banyak adalah wajar,karena semua orang tertentu akan mati pada usia itu.Yang termasuk golongan bayi adalah mereka yang berumur satu tahun kebawah.Tingkat kematian bayi sama dengan jumlah kematian penduduk berumur satu yahun kebawah tiap 1.000 kelahiran hidup.

Migrasi

Ada dua macam perpindahan yang berlangsung di dalam masyarakat,Mobilitas vertikal dan Mobilitas horizontal.Apabila ada orang pindah golongan atau pindah status,misalnya dari klas rendah ke klas menengah atau yang lebih tinggi atau sebaliknya,maka mutasi ini disebut mobilitas vertikal.Adapun mobilitas horizontal adalah perpindahan secara ruang atau secara geografi,dari suatu tempat ke tempat lain inilah yang disebut migrasi,meskipun tidak setiap gerak horizontal adalah migrasi.

Proses kehidupan di dalam demografi biasanya bergerak lambat,membutuhkan waktu banyak hingga sukar diamati dalam waktu singkat.Tetapi pada migrasi,prosesnya seringkali berlangsung mendadak.Misalnya seperti yang terjadi di Vietnam atau tempat-tempat lain.Migrasi acap kali merupakan akibat dari perubahan situasi yang hebat dan mendadak,seperti goncangan politik dan ekonomi atau bencana alam yang pada gilirannya nanti akan membangkitkan perubahan kependudukan.

Teori Migrasi,seperti halnya dengan gejala-gejala lain yang disebabkan dan mempunyai hubungan dengan faktor-faktor tertentu yang dapat diletakan dalam model-model relasi,maka demikkian pula relasi dengan migrasi dapat dituangkan dalam perumusan model tertentu. Sekitar tahun 1880 dikemukakan semacam hukum yang menghubungkan migrasi dengan variabel-variabel yang disimpulkan dari pengamatan terhadap gerak-gerik penduduk Indonesia.Generalisasinya sebagai berikut :
1) Migrasi bersih merupakan bagian kecil dari migrasi kotor antara dua wilayah
2) Untuk tiap arus migran utama terdapat arus berlawanan yang pada umumnya hampir sama kekuatannya
3) Penduduk asli sebuah kota kecil sifat migrasinya kurang dari penduduk pedesaan
4) Sebagian besar migrant hanya bergerak pada jarak dekat
5) Baik migrasi desa-kota maupun kota-desa dirangsang oleh tingkatan hidup
6) Penduduk bergeser kea rah pusat-pusat perdagangan dan indrustri besar
7) Migrasi jarak jauh biasanya pergi ke kota-kota besar
Macam dan motif migrasi,daerah-daerah yang mempunyai tingkat pertambahan penduduk lebih tinggi dari tingkat kemampuan menambah sumber daya akan membangkitkan tekanan penduduk,yangmenjadi faktor dorongan bagi penduduk untuk meninggalkan tempat tinggalnya.Urbanisasi yang sekarang banyak terjadi merupakan suatu contoh migrasi-dorong (push migration).

Faktor-faktor lain yang menjadi gaya dorong :
1) Kerusakan atau keausan sumber daya alam seperti bencana alam seperti erosi tanah,banjir,kebakaran dan goncangan iklim
2) Kesulitan penyesuaian atau pertentangan sosial,politik,dan keagamaan
3) Kurangnya sumber daya manusia yang dapat menghasilkan kemajuan hidup yang lebih baik,sehingga mendorong seseorang untuk pergi mancari pekerjaan di kota-kota besar,tanpa disadarinya pergeseran sosial yang jauh berbeda antara kota dan desa.
4) Adanya kebutuhan yang mendesak,sebagian orang yang menyandang kemiskinan untuk mengadu nasibnya di daeranh yang lebih menguntungkan dari pada hanya sebagai penggarap tanah.

Adapun yang menjadi faktor-faktor gaya tarik,yang membangkitkan migrasi-tarik (pull-migration) :
1) Penemuan atau perkembangan sumber daya alam dan manusia
2) Pendirian indrustri besar yang banyak berdiri di kota-kota
3) Keadaan iklim dan lingkungan yang menyenangkan,seperti kota-kota peristirahatan di daerah pegunungan,serta tatanan kota yang rapid an mempunyai fasilitas yang baik untuk proses kehidupan Orang yang dengan kehendak sendiri dan dengan motif tertentu,misalnya ingin mengembangkan bakat dan kemampuannya pindah ke daerah lain disebut migran primer.Pengaruh migrasi,proses migrasi berlangsung cepat dibandingkan dengan proses demograsi lainnya.Yang banyak mengalami perubahan karena migrasi ialah komposisi penduduk.Selain itu,kebudayaan dan norma-norma sosial mudah bergeser karenanya.Migrasi pada umumnya bersifat selektif,artinya bahwa yang pindah dan menempati tempat baru atu meninggalkan tempat asalnya mempunyai karakteristik kependudukan khas,mengenai umur,pendidikan,status sosial,dan kebudayaan.Migrasi desa-kota atau urbanisasi pada umumnya lebih banyak dilakukan,akibat adanya ratio seks di pedesaan berkurang dan di kota bertambah.

Tidak jarang timbul konflik apabila pihak-pihak yang berinteraksi sama kuat dan memegang prinsip.Tetapi karena pendatang biasanya hanya sedikit dibandingkan penduduk lama,mereka tidak mau terpaksa meluluhkan diri ke dalam kebudayaan setempat supaya dapat hidup berdampingan.Apabila jumlahnya agak banyak atau mereka merupakan kelompok kecilyamg berwibawa,mereka juga dapat membawa peubahan-perubahan ke dalam kebiasaan-kebiasaan dan norma setempat.

Di Indonesia misalnya selalu masih banyak kelompok-kelompok atau kampung-kampung khusus yang menunjukan identitas asal mula migran,misalnya adanya kampung Arab,kampung Cina dan sebagainya.Juga di Amerika yang terkenal sebagai Negara demokrasi unggulan,kelompok-kelompok semacam itu tetap hidup lestari,bahkan mereka kadang-kadang bangga dapat menunjukan asal-mulanya dan seolah-olah masih ada perasaan bahwa tempat tinggalnya sekarang belum menjadi tanah-air mereka sesungguhnya.

4 SEGI MASALAH VITAL KEPENDUDUKAN

Kurangnya Kepandaian Membaca dan Menulis

Lebih lima abad sudah berlalu sejak Gutenberg menemukan mesin cetak, namun demikian sepertiga dari seluruh orang dewasa di dunia mampu memanfaatkan teknologi Renaissance ini.Negara yang memiliki dana terbatas untuk pendidikan dan pemberantasan buta huruf biasanya tinggi tingkat kelahirannya.Pertumbuhan penduduk yang cepat,di samping pengaruhnya atas kualitas dan kuantitas pendidikan, cenderung mengurangi sumbangan pendidikan pada keadilan sosial yang lebih besar. Program untuk mengurangi ketimpangan antara anak laki-laki dan perempuan,antara golongan mampu dan golongan miskin dalam masyarakat,terpaksa dikorbankan karena sasaran minimum pendidikan tidak ada.Dampak dinamika penduduk terhadap pendidikan juga mempengaruhi keluaraga.Penelitian dilakukan di berbagai Negara dan berbagai latar belakang budaya menunjukan bahwa keluarga besar dan kehamilan yang rapat,kalau disertai kemiskinan,akan menghambat perkembangan kemampuan mengenal,bercakap,dan kemampuan bertindak.Sejauh pertumbuhan penduduk yang cepat menghambat program perluasan pendidikan,sejauh itu pula kebodohan dikembangkannya,di dunia yang butuh pendidikan.

Kepandaian membaca dan menulisn salah satu alat yang amat penting untuk menyadarkan khalayak ramai akan perlunya perubahan dan untuk memudahkan orang menerima pikiran baru.Dunia modern adalah dunia kata-kata dan walaupun banyak kesempatan untuk memperoleh pendidikan,tetapi orang yang buta huruf tidak dapat memanfaatkannya.Bagi sebagian besar umat manusia,kepandaian membaca dan menulis adalah pintu masuk abad ke dua puluh,alat untuk memperbaiki mutu kehidupan,naik jenjang socsal dan mengikuti perkembangan dunia.

Selain itu,semakin bergantungnya bangsa-bangsa di dunia satu pada yang lainnya berarti bahwa kerjasama internasional penting sekali untuk kelangsungan hidup peradaban manusia terutama tentang pengertian dan kesadaran betapa pentingnya mempelajari tentang kependudukan yang dilihat dari segi kemampuan tiap individu dalam suatu Negara dalam rangka membantu pemerintah,yamg menyangkut hal-hal apa saja yang dapat menambah dan mengurangi jumlah penduduk beserta dampak nyata yang akan terjadi dan berpengaruh besar terhadap kinerja sistem reintegrasi Negara kita,yang berlaku untuk semua lapisan dan golongan.

Pencemaran Akibat dari Kepadatan Penduduk

Menyerap sampah adalah fungsi alami penting bagi sistem lingkungan bumi.Dalam jalinan yang rumit bagi kehidupan tanaman dan kehidupan hewan. Sampai pada titik ini,mulai mempengaruhi kesehatan manusia,iklim,produksi pangan dan kehidupan berbagai bentuk makhluk hidup.Masyarakat luas sudah makin sadar akan adanya ancaman pencemaran,tetapi barapa akhirnya biaya memecahkan masalah pencemaran atau kegagalan memecahkannya belum sepenuhnya dipahami.

Pencemaran biologis sering kali disebabkan oleh kepadatan penduduk.Sampah organik yang dibuang manusia bertumpuk sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk.Tidak adanya cara yang mudah untuk membuang sampah yang terus bertumpuk ini,persediaan air bersih kota dapat tercemar karenanya.

Masalah pencemaran yang mula-mula bersifat setempat sekarang sudah menjadi masalah dunia.Zat pencemar kimiawi,yang tidak mudah hancur akhirnya akan sampai ke laut.Kota-kota besar di seluruh dunia menggunakan laut sebagai tempat sampah kota dan indrustri.Zat pencemar yang beredar di udara turun kembali ke bumi dengan hujan dan kemudian mengalir kembali ke laut.

Alam boleh dikatakan mampu sampai masa-masa terakhir ini menghadapi pencemaran yang ditimbulkan oleh umat manusia.Hanya dalam masa satu generasi terakhir ini,ketika penduduk dunia dan hasil indrustri meningkat pesat,pencemaran yang terus meluas dan tiada henti melanda biosfera menjadi masalah kompleks. Selama jumlah manusia terus bertambah besar,dan dengan demikian melahirkan permintaan baru akan pangan,barang dan jasa,maka akan semakin banyak masalah pencemaran yang akan dihadapi walaupun ada usaha keras untuk memecahkannya.

Penyakit Karena Lingkungan

Penyakit dan kematian di dunia dewasa ini,makin banyak disebabkan langsung oleh perubahan pada lingkungan akibat ulah umat manusia.Perubahan ini disebabkan oleh teknologi baru,pertumbuhan penduduk dan produksi barang dan jasa yang terus semakin besar untuk memenuhi kebutuhan manusia.Di antara penyakit yang ada kaitannya dengan perubahan lingkungan ini ialah emphysema, lumpuh, infeksi, penyakit jantung dan kanker.

Penyebaran penyakit karena lingkungan sebagian besar disebabkan oleh penggunaan bahan kimia baru dalam sistem lingkungan,pencemaran air dan udara yang makin besar dan hidup berdesakan.Penyakit karena lingkungan ini beraneka ragam bentuknya.Menakutkan,tetapi tidak pandang bulu dan menyerang siapa saja.

Bila penduduk bertambah padat,masalah kesehatan bertambah banyak.Salah satu dari sekian banyak akibat angka kelahiran tinggi di Negara sedang berkembang ialah kota cepat berkembang.Kehidupan kota melahirkan penyakit kota.Semakin banyak orang berdesakan di kota semakin besar pula pencemaran yang timbul,sehingga menghambat usaha manusia dan alam membersihkan udara dan air.

Di berbagai tempat di dunia,penduduk yang terus tumbuh tiada henti-hentinya turut menyebabkan makin banyaknya penyakit karena lingkungan.Bila diikuti dengan usaha keras mengendalikan pencemaran baru dan usaha besar-besaran memperbaiki keadaan air minum,kesehatan masyarakat dan perumahan di Negara miskin dan mengekang pertumbuhan penduduk dapat banyak menolong serta memperbaiki kesehatan manusia.

Kelaparan

Dunia sejak awal abad ini dihadapkan pada tiga perkembangan yang saling berkaitan dan mencemaskan di bidang pangan.yakni,konsumsi per kepala yang turun akhir-akhir ini,sulitnya menaikan cadangan padi-padian yang terus susut dan makin bergantungnya dunia pada ekspor pangan dari Amerika Utara.Sementara penduduk dunia terus naik,hampir 70 juta per tahun.Konsumsi pangan per kepala dunia yang turun ini disebabkan oleh beberapa faktor.Produksi sulit dinaikan karena harga bahan bakar tinggi dan persediaannya terbatas dan dalam hal kayu bakar langka,kotoran hewan makin banyak digunakan untuk bahan bakar dan bukan untuk pupuk sebagaimana mestinya.Di wilayah yang menjalankan pertanian pindah-pindah,produksi sulit dinaikan karena masa tanah dibiarka kosong makin pendek dan tanah tidak sempat memulihkan kesuburannya karena tekanan penduduk makin banyak dan kebutuhan semakin meningkat.

Di samping masalah permintaan yang meningkat cepat,ada masalah produksi.Iklim usaha yang dihadapi petani dan nelayan dunia dalam upaya mereka menaikan produksi pangan selama seperempat abad terakhir abad ini ini jelas kurang menguntungkan dibandingkan dengan iklim usaha dalam perempat abad yang baru usai.Tidak satupun dari sumber yang dibutuhkan untuk menaikan produksi tanah,bahan bakar,pupuk dapat dikatakan berlimpah sekarang ini.Akibatnya,produksi pangan jauh tertinggal di belakang.

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN

Masa kini banyak negara muncul dengan keadaan penduduk,karena banyak masalah yang timbul di dalamnya.Masalh tersebut pada umumnya muncul akibat pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat,yang menyebabkan penyediaan kebutuhan masyarakat yang banayk macam itu menjadi ketinggalan.Kehidupan yang kurang sejahtera karenanya pada umumnya diderita oleh masyarakat Negara-negara yang sedang berkembang termasuk diantaranya negara kita.

Ini tidak berarti bahwa negara maju bebas dari masalah kependudukan.Negara maju boleh dikatakan stabil tentang jumlah penduduknya,dan kebutuhan hidup sehari-hari serta kebutuhan yang lain terjangkau oleh kemampuan penduduk,sehingga secara lahir mereka serba berkecukupan.Namun,kesejahteraan hidup tidak hanya ditentukan oleh kecukupan secara lahir,kebutuhan-kebutuhan batinpun perlu dipenuhi.Dan kebutuhan batin yang sangat banyak ragamnya itu acapkali tidak dapat diperoleh semuanya di negara-negara maju,sehingga tidak dapat hidup tenang dan mendambakan kehidupan damai dan rukun seperti pada masyarakat yang jauh dari peradaban maju.

Jadi tiap negara memiliki masalah-masalahnya sendiri yang berhubungan dengaan penduduk.Dengan berbagai media,Negara mengusahakan supaya maslah kependudukan tersebut dapat diatasi dan dihindari dan salah satu pendekatannya ialah dengan Pendidikan Kependudukan.Lebih-lebih di negara berkembang dimana masyarakat belum cukup maju untuk dapat memahami dan menjadi sadar dengan sendirinya terhadap masalah-masalh yang ada,maka Pendidikan Kependudukan perlu dilaksanakan oleh pemerintah negara dengan aparat-aparatnya yang penuh wibawa.
Definisi Pendidikan Kependuduk,yang dalam bahasa inggrisnya “population education” masih merupakan tema yang baru,yang belum mempunyai perumusan mantap.Ini disebabkan karena kasus-kasus kependudukan yang menjadi pusat perhatian dan perlu menjadi kesadaran mesyarakat berbeda-beda di berbagai negara. Juga tentang materi yang perlu disampaikan di dalam proses pendidikannya tidak selalu diperoleh kesepakatan,karena masing-masing mempunyai latar belakang dan tujuan sendiri.

Dari pernyataan-pernyataan yang dikemukakan dapat ditemui 4 macam pendekatan dalam Pendidikan Kependudukan,ialah :
a) Pendidikan seks
b) Pendidikan kesejahteraan keluarga
c) Kesadaran kependudukan
d) Pendidikan mengenai nilai-nilai dasar orientasi yang memusatkan pada perencanaan untuk hari depan.

Pada umumnya orang menghinadari perumusan definisi dan membuat alat operasional dengan membuat daftar pokok-pokok bahasan untuk keperluan Pendidikan Kependudukan,sesuai dengan tempat dan tingkat pendidikan.Definisi-definisi operasional ini dapat dikelompokan menurut 2 aliran pemikiran,yang menekankan pada “kesadaran kependudukan dan dinamika penduduk”,dan yang “menekankan pada pendidikan seks”.Kedua aliran ini mempunyai sudut pandangan yang berbeda,meskipun di dalam materi pokok bahasannya banyak dijumpai persamaan.Yang terang ialah bahwa kedua pandangan itu agaknya menyetujui adanya pengetahuan tentang dinamika penduduk dan pengembangan sikap positif tentang pola keluarga kecil.

Tujuan Pendidikan Kependudukan,Dari perumusan definisi di atas dapat dilihat bahwa tujuan di dalam pendidikan ini untuk membina warga masyarakat agar memiliki sikap dan tingkah klaku yang rasional dan bertanggung jawab.Dan ini diusahakan guna meningkatkat kesejahteraan keluarga,masyarakat dan umat manusia pada umumnya.Yang mendorong usaha ini ialah keadaan masa kini di Negara kita yang dipandang belum cukup sejahtera.Keadaan yang belum cukup sejahtera tersebut secara asumsi merupakan akibat dari keseimbangan alam yang kurang terpelihara dan penggunaan sumber daya alam yang kurang bijaksana.Tindakan-tindakan yang kurang diinginkan tersebut antara lain digalakan oleh adanya pertumbuhan penduduk yang terlampau cepat,maka dari itu tekanan yang diletakan dalam pendidikan kependudukan ini ialah bagaimana membina masyarakat dapat membantu menghambat laju pertumbuhan penduduk itu.Selanjutnya bagaimana pola keluarga kecil dapat menjadi gaya hidup masyarakat.

Jadi pendidikan kependudukan tidak identik dengan dmografi formal yang mempelajari ciri-ciri dan statistiknya untuk pengetahuan,juga bukan demografi dalam arti luas atau ilmu kependudukan yang mempelajari penduduk dalam kaitannya dengan masalah-masalah sosial yang beraneka ragam.

Pendekatan pelaksanaan Pendidikan Kependudukan,yang diberikan di negara kita ditangani oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang penerapannya dilaksanakan di sekolah dan luar sekolah.Pendidikan sekolah dari tingkat Sekolah Dasar sampai tingkat tinggi menyusun mata-ajaran atau unit program ajaran yang berisi pendidikan kependudukan untuk siswa.Dengan penerapan ini diuasahakan dan diharapkan agar para siswa terbina memperoleh sikap dan tingkah laku sesuai dengan yang diinginkan dan dengan pribadi-pribadi yang telah terbina dan terbentuk itu diharapkan cita-cita yang terkandung di dalam Pendidikan Kependudukan secara langsung atau tidak langsung dapat menyebar luas ke dalam kehidupan masyarakat umum.

Pelaksanaan ini dapat dilakukan dengan pendekatan monolitik dan integratif. Yang pertama bertitik tolak dari pemikiran bahwa ajaran atau unit program ajaran mewujudkan sesuatu yang berdiri sendiri.Ini dapat dicapai dengan membangun ilmu atau disiplin sendiri,ialah ilmu pendidikan kependudukan atau dengan jalan menyisipkan pokok pendidikan kependudukan ke dalam mata ajaran lain aesuai dengan pokok dalam mata ajaran tersebut.

Sedang yang kedua bertitik pangkal dari pemikiran bahwa tiap pokok bahasan harus berintegrasi dengan pokok bahasan lain.Ini dicapai dengan membangun unit yang terdiri dari pokok-pokok yang keseluruhannya mewujudkan mata ajaran atau unit program ajaran pendidikan kependudukan atau dapat pula dilakukan dengan menyusun program inti tersebut disoroti secara interdisiplin dari berbagai ilmu yang ada kaitannya dengan masalah kependudukan tadi.
Tiap implikasi dari pendekatan tersebut tentu mempunyai keuntungan dan kelemahan,yang berhubungan dengan pengajar,dengan siswa,dengan tingkat pendidikan, dengan kurukulum,dengan fasilitas-fasilitas dan sebagainya.Hendaklah dipilih pendekatan yang paling sesuai dengan keadaan yang paling sesuai dengan masalah kependudukan tadi.

HUKUM KEPENDUDUKAN

Sebagaimana telah diketahui,di Indonesia sudah dilaksanakan program nasional keluarga berencana yang makin meluas guna menunjang pembangunan ekonami dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.Dalam pelaksanaan program tersebut telah dinyatakan pula usaha-uasaha untuk menurunkan tingkat pertambahan penduduk, yang sesungguhnya berarti bahwa sudah ada kebijaksanaan kependudukan yang dirumuskan secara nasional dan menyeluruh dan dituangkan dalam program-program kependudukan yang terpadu.

Dari hasil berbagai pertemuan dan penelitian yang telah dilakukan pada tingkat nasional maupun internasional ternyata bahwa ruang lingkup hukum kependudukan meliputi sektor-sektor kehidupan masyarakat yang sangat luas dan bersifat lintas sektoral.

Dalam hal ini telah diidentifikasi dan dilengkapi dengan undang-undang atau peraturan lain yang berlaku dalam bidang yang bersangkutan.Disamping itu,ada pula pokok-pokok pemikiran dan saran-saran untuk memperbaiki keadaan yang telah dihasilkan oleh peserta-peserta ahli dalam temuan ilmiah.

Dari perundangan yang berlaku ternyata banyak diantaranya masih bersifat pronatalitas sebagai warisan zaman kolonial dan belum disesuaikan dengan kebijaksanaan pemerintah untuk menurunkan tingkat kelahiran melalui program nasional KB.Di samping itu,ternyata masih banyak bidang-bidang yang penting bagi pembangunan.Tetapi belum mendapat pengaturan dengan undang-undang atau peraturan lain yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Pada akhir tahun 1976 dengan Surat Keputusan Ketua BKKBN No.243/Kpts/BKKBN/K/’76, telah dibentuk Panitia Perumusan Hukum Kependudukan yang terdiri dari wakil atau unsure dari BKKBN,BPHN,Fakultas Hukum – UI,Departemen Kehakiman,Sek-Kab dan PKBI.

Panitia Perumus Hukum Kependudukan tersebut diberi tugas da kewenangan sebagai berikut :
Merumuskan rancangan dan perundangan peraturan sebagai tindak lanjut dari seminar-seminar hukum dan kependudukan yang pernah diselenggarakan untuk disampaikan kepada badan koordinasi keluarga berencana nasional secara merata.
Memberi rekomendasi kepada badab koordinasi keluarga berencana nasional tentang kegiatan penelitian yang harus diselenggarakan untuk memperkuat perumusan yang dilakukan.
Memberikan saran-saran serta pertimbangan-pertimbangan kepada badan koordinasi keluarga berencana nasional dalam usaha merealisir rancangan tersebut untuk dijadikan peraturan atau undang-undang melalui saliran yang telah ditentukan.

Panitia perumus bertanggung jawab kepada ketua badan koordinasi keluarga berencana nasional.Oleh sebab itu,masalah kependudukan perlu ditangani secara menyeluruh dengan menetapkan kebijaksanaan nasional di bidang kependudukan yang merumuskan arah pertumbuhan nasional pada umumnya,pembangunan bidang sosial ekonami pada khususnya.

Untuk menjamin agar kebijaksanaan di bidang kependudukan serta cara-cara penanganannya dilaksanakan secara menyeluruh,terkoordinasi dan sinkron dengan program pembangunan,pokok-pokok kebijaksanaan kependudukan termasuk perlu dikukuhkan dalm suatu undang-undang kependudukan nasional.Undang-undang ini hanya menetapkan ketentuan-ketentuan pokok dan akan merupakan landasan bagi peraturan perundang-undangan lain yang menjalin masalah kependudukan di berbagai sektor.

Dalam usaha membuat undang-undang kependudukan nasional perlu juga diperhatikan usaha-usaha untuk menyusun undang-undang perlindungan lingkungan hidup (environmental law) serta pembinaan hukum ekonomi nasional (economic law) supaya diantara semua bidang hukum tersebut diadakan koordinasi dan sinkronisasi yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan dan penanganan masalah kependudukan.

Oleh Panitia BKKBN yang telah ditugaskan menyusun draft RUU tentang kependudukan,sementara telah diselesaikan sebuah draft RUU tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kependudukan yang memuat materi sebagai berikut :
 Ketentuan umum
 Pendataan penduduk
 Pengaturan kelahiran
 Lapangan dan Kesempatan kerja
 Keseimbangan persebaran penduduk dan kebijaksanaan persebarannya
 Pendidikan kependudukan Ketentuan peralihan,hukuman dan lain-lain.
Read more

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Tingkatan kepentingan teknologi di mata manusia berbeda-beda, tapi pasti tetap menjadi kehidupan sehari-hari setiap manusia. Teknologi telah mempermudah dan mengajak cara berpikir manusia untuk lebih maju. Fasilitas dalam mengerjakan pekerjaan di kantor, memasak air sampai untuk bertukar informasi telah disentuh oleh teknologi.

Kemajuan yang signifikan telah dilalui oleh para pengguna maupun yang tidak menggunakan teknologi sekalipunn. Di dunia komunikasi teknologi sangat berpengaruh, dalam aspek penggunaan maupun teori. Teori terdahulu yang diciptakan oleh pakar komunikasi 50 - 70 tahun yang lalu mungkin berkurang validitasnya karena perkembangan teknologi.

Perkembangan Ilmu dan Teknologi (iptek) di Indonesia sangat tertingggal. dari 150 negara, Indonesia hanya ada di posisi ke-110. Sedangkan dari achievment technology, Indonesia menduduki nomor 61 dari 64 negara. Itu menandakan ada persoalan besar yang harus segera ditangani. Persoalan besar yang harus diperhatikan itu antara lain kurangnya inovasi dan buah karya atau produk dari iptek.

Gaya hidup kita saja sekarang dapat dilihat dari teknologi yang kita gunakan (ataupun kebalikannya). Semakin maju alat teknologi yang kita gunakan, seseorang cenderung berpikir lebih praktis dan konsumtif. Di Asia sendiri (Indonesia termasuk di dalamnya) adalah bagian negara yang warganya sangat konsumtif dengan kemajuan dan beradanya alat komunikasi yang baru. Dimulai dari; TV, Laptop, komputer, telepon genggam, HP sampai mp3 play

Komputer

Komputer sebagai perangkat penting dari perkembangan teknologi komunikasi informasi, menduduki peringkatnya menjadi fitur paling digemari oleh seluruh masyarakat. Penyimpanan data yang akurat serta variasi yang bisa ditambahkan untuk memudahkan kita dalam pengerjaan yang membutuhkan lebih dari sekedar catatan. Dari sinilah segala “keajaiban” teknologi berkembang dan melebarkan sayapnya. Penemuan-penemuan lainnya yang secara beriringan muncul menjadi alat yang sangat canggih dan efisien. Tidak hanya dengan kegunaannya saja, tapi kini sudah banyak hadir computer dengan desain yang unik, fleksibel, efisien dan disesuaikan dengan kebutuhan kita. Inilah yang disebut memudahkan hidup dengan teknologi.

Teknologi komputer, telekomunikasi diperkirakan dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Namun peningkatan kualitas ini baru dapat dimanfaatkan oleh sebagian orang saja. Ada “jarak/kesenjangan” yang timbul antara mereka yang memiliki kemampuan komputer & akses kepada teknologi dan yang tidak memiliki. Kesenjangan digital sangat dirasakan tidak saja dalam kaitan paradoks kota besar dan kecil, kota dan desa, melainkan juga dalam suatu kota, Kesenjangan digital tersebut terjadi terutama sejak penggunaan Internet secara luas dan meningkatnya arus informasi yang sangat dominan, yang didukung platform Teknologi dan Sistem Informasi. Kesenjangan digital juga terkait dengan kesetaraan memperoleh peluang. Karenanya, sangat diperlukan upaya yang sungguh-sungguh untuk memperkecil kesenjangan itu

Internet

Perkembangan teknologi yang disebut internet, telah mengubah pola interaksi masyarakat, yaitu; interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah memberikan kontribusi yang demikian besar bagi masyarakat, perusahaan / industri maupun pemerintah. Hadirnya Internet telah menunjang efektifitas dan efisiensi operasional perusahaan, terutama peranannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk badan usaha atau lembaga lainya.

Tingkat pertumbuhan pengguna internet juga menunjukan angka yang sangat fantastik, bahkan internet telah menjadi bagian kebutuhan dalam sebuah rumah tangga. Fenomena ini menunjukan bahwa 5 sampai 10 tahun yang akan datang teknologi informasi akan menguasai sebagian besar pola kehidupan masyarakat, badan usaha maupun pemerintah.

Secara keseluruhan memang masih dapat dikatakan bahwa internet relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia dan frekuensi pemakainyapun belum terlalu banyak. Namun perkembangan internet di Indonesia telah menunjukan perkembangan yang signifikan. yang utama bagi user internet Indonesia adalah akses yang murah dan cepat, sehingga mereka bisa menikmati perkembangan teknologi informasi, terutama user internet di tingkat masyarakat daerah. Semua itu akan terwujud jika pengambil kebijkan di bidang ini bisa memiliki pandangan yang seimbang, baik dari segi user internet (masyarakat), maupun dari segi perusahaan penyedia jasa layanan internet dan teknologi informasi.

DAMPAK SOSIAL AKTUAL AKIBAT PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI

Dampak Positif

Dengan hadirnya Kemajuan Teknologi Komunikasi manusia semakin dimudahkan dalam berbagai kegiatan sosialnya. Secara tidak lansung pula mengubah pola pikir mereka untuk lebih maju seiring gencarnya respon terhadap tantangan jaman yang semakin canggih. Persaingan yang semakin banyak muncul tentu dapat memacu daya kreatifitas serta kemapuan daya saing yang semakin significant terlihat.

Begitu eratnya keterjalinan antara manusia dan teknologi sebagai perpanjangan kemampuannya, sehingga yang asalnya merupakan minus dari kemampuannya (ability), bisa dikembangkan menjadi surplus bagi kesanggupannya (capability). Menurut fitrahnya manusia tidak mampu terbang, namun dengan teknologi dia mampu terbang, bahkan tinggal beberapa lama di angkasa luar; pertemuan tatap-muka (face-to-face) secara berhadapan juga dapat dilaksanakan dalam jarak amat jauh melalui tatap-citra (image-to-image).

Banyak lagi yang bisa dicontohkan sebagai ilustrasi untuk menunjukkan betapa teknologi telah memungkinkan terjadinya transformasi mendasar dan berskala luas –bahkan nyaris sulit dibatasi– dalam peri kehidupan manusia dan kemanusiaan. Transformasi tersebut juga telah menimbulkan perubahan dalam berbagai pola hubungan antar-manusia (patterns of human relations), yang pada hakikatnya adalah interaksi antar-pribadi (interpersonal relations) dan bersifat hubungan intersubjektif.

Seiring dengan kemajuan teknologi, ruang dan waktu sebagai dimensi eksistensial juga berubah secara kuantitatif maupun kualitatif, terutama oleh faktor kekuatan (power) dan kecepatan (speed); kedua faktor ini makin meningkat pengaruhnya seiring dengan berlanjutnya pemutakhiran dan pencanggihan teknologi. Pengaruh faktor kekuatan dan kecepatan itu terutama mencuat dalam perkembangan teknologi transportasi serta komunikasi dan informasi.

Dalam kaitan ini, kiranya secara khusus perlu dicermati perkembangan teknologi yang menunjang kesanggupan untuk menyebarkan informasi dengan daya jangkau global. Teknologi ini menerpa kita dengan bahan informasi secara bertubi-tubi serta melintas dengan kecepatan tinggi sekali lewat jaringan global yang diibaratkan sebagai super-highways. Kedua faktor itu pula yang menambah nilai efisiensi, sehingga keterlambatan penguasaannya niscaya juga berarti ketertinggalan dalam laju proses modernisasi.

Dampak Negatif

Manusia menjadi malas untuk bersosialisasi dengan teman dan lingkungan sekitar. Dengan fasilitas yang dimiliki oleh HP, maka di zaman yang serba canggih dan modern ini segalanya bisa dilakukan dengan duduk di tempat tanpa perlu beranjak dari tempat duduk dan meninggalkan aktivitas seseorang. Mulai dari mengisi pulsa, transfer uang, memesan tiket, belanja, hingga memesan makanan dapat dilakukan tanpa beranjak dari tempat sedikitpun. Memang akan menjadi lebih mudah tetapi orang akan lebih tidak peduli dengan rasa sosial.
1. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face).
2. Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.

Akses Negatif dari Internet

Pengaruh negatif lain, adalah terbukanya akses negatif anak dari penggunaan internet. Mampu mengakses internet sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Sayangnya, anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet. Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang.

Lepas dari penilaian sejauh mana budaya baru itu tampil sebagai budaya-sandingan (sub-culture) atau budaya-tandingan (counter-culture) dalam hubungannya dengan budaya asli sesuatu masyarakat, kehadiran budaya baru itu sedikit banyak niscaya akan berpengaruh terhadap konformisme perilaku yang telah membudaya dan cukup mantap dalam masyarakat tertentu. Konformisme perilaku erat kaitannya dengan persepsi nilai kebudayaan dan norma kemasyarakatan sebagai acuan yang cukup menyeragamkan perilaku warga masyarakat yang bersangkutan. Maka kehadiran suatu budaya baru mudah menimbulkan gejala heteronomi yang mungkin menjadi sebab timbulnya kekaburan atau kegoyahan sumber konformisme perilaku termaksud.

Dalam masyarakat dengan teknologi maju cukup banyak contoh yang menunjukkan betapa heteronomi bisa mengakibatkan munculnya berbagai perwujudan perilaku menyimpang — bahkan bersifat ekstrem — yang bisa berakibat pertentangan antar-lapisan dan antar-golongan dalam masyarakat. Beberapa perilaku menyimpang itu bisa berwujud pelarian untuk menghindar dari pengaruh budaya baru, mungkin berupa pencemoohan sambil memperkenalkan sumber nilai lain sebagai alternatif (misalnya mistik, metafisik).

ANTISIPASI DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

Untuk bisa menghalau, berbagai dampak tersebut tentu harus dipikirkan secara cerdik juga. Karena perkembangan teknologi bukanlah fenomena yang gampang untuk dihadapi. Selalu saja ada ekses dan rintangan yang mengahdang. Terlebih wabah teknologi kini kian merajalela.
Dalam kegandrungan untuk menguasai dan menerapkan teknologi modern, sebaiknya kita juga menyisihkan waktu untuk mengamati munculnya berbagai gejala budaya baru dalam masyarakat yang telah menerapkan teknologi mutakhir dalam perikehidupannya. Dalam hubungan ini mestinya kita lebih dari sekadar melakukan studi dampak belaka; kita pun perlu mencurahkan perhatian pada studi perbandingan yang hasilnya bisa menjadi pedoman untuk kepentingan antisipasi terhadap berbagai risiko dan kontroversi yang boleh jadi akan menyertai penerapan sesuatu teknologi.

Selain itu, seharusnya pemerintah indonesia lebih berkonsentrasi terhadap pemerataan dan memajukan pendidikan serta ekonomi. Karena seiring dengan berkembangnya pendidikan dan ekonomi di indonesia, maka masyarakat di indonesia akan lebih mudah untuk mengikuti perkembangan teknologi. Karena dengan mengikuti perkembangan teknologi dibutuhkan tingkat pendidikan yang cukup untuk mengoperasikan teknologi tersebut dan membutuhkan kesejahteraan ekonomi yang memadai untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi.
Read more

KEDUDUKAN JURNALISME ONLINE DAN JURNALISME KONVENSIONAL YANG SALING MELENGKAPI

Oleh : Siska Dian Klaresia1

Jurnalisme pada umumnya dapat diartikan sebagai kegiatan dalam mengumpulkan, menulis, menyunting dan menyebarkan berita kepada khalayak atau masyarakat luas. Jurnalisme tidak bisa dilepaskan dengan masalah media, karena media merupakan institusi sedangkan jurnalisme sendiri adalah seperangkat pengetahuan yang membahas seluk-beluk kegiatan yang memungkinkan institusi tersebut hadir dan berfungsi dalam masyarakat.

Kegiatan dalam jurnalisme itu sendiri pada intinya adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas informasi., sedangkan media yang digunakan dapat berupa media cetak, maupun media elektronik. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, berita / informasi tidak hanya bisa kita dapatkan lewat media cetak seperti suratkabar, majalah, dsb maupun media elektronik seperti televisi dan radio, namun internet yang dipandang sebagai media interaktif juga dapat berfungsi sebagai media yang menyediakan berbagai informasi di dalamnya termasuk berita.

Dewasa ini, setiap orang bisa menulis berita dengan bebas melalui media internet. Baik yang merupakan wartawan sungguhan dan mempunyai lembaga resmi, maupun hanya wartawan “dadakan” yang merupakan personal individu yang tidak mempunyai lembaga resmi namun juga dapat menulis berita lewat internet. Rasa tidak puas akan informasi yang diperoleh masyarakat lewat media cetak maupun elektronik berupa televisi, serta kemudahan yang disediakan fasilitas internet untuk mengakses segala informasi dan menulis berita lewat internet, salah satunya adalah lewat situs weblog yang kita ketahui selama ini, menjadi salah satu penyebab munculnya apa yang disebut jurnalisme online yang kedudukannya dapat menggeser atau mempengaruhi jurnalisme tradisional atau konvensional tersebut.
Tulisan ini akan berisi mengenai opini-opini saya mengenai keberadaan jurnalisme online, dimana keberadaannya dapat menggeser, mempengaruhi atau bahkan menjadi sebuah persaingan dengan media tradisional seperti media cetak dan media elektronik lainnya yang didalamnya menyajikan suatu jurnalisme konvensional.

PERKEMBANGAN YANG SEMAKIN PESAT

Perkembangan tekhnologi komunikasi dan informasi di Indonesia saat ini memang berkembang dengan pesat, terutama di bidang elektronik. Kegiatan Jurnalisme saat ini pun bukan saja dilakukan melalui media cetak, namun dengan media elektronik juga telah hadir, dalam hal ini yang dimaksud adalah media internet atau e jurnalisme. Suatu kegiatan jurnalisme yang menggunakan komputer / internet sebagai media utamanya. Menurut saya hadirnya atau dengan adanya jurnalisme online ini sangat bagus sekali dengan perkembangan dunia jurnalistik pada umumnya. Kegiatan dalam mencari, mengumpulkan dan mengolah berita tidak hanya dilakukan dengan media cetak saja, namun dengan media internet juga dapat dilakukan, hal ini dapat memudahkan seorang jurnalis untuk dapat bekerja cepat dengan media internet tersebut. Selain berita yang ditampilkan bersifat fresh / selalu baru, pesan yang ditampilkan didalamnyapun bersifat menarik.

Dengan jurnalisme online ini, siapa saja dapat menulis berita dan melaporkan suatu kejadian atau peristiwa penting lewat internet tersebut. Memang untuk sebagian adalah merupakan lembaga resmi jurnalistik yang mempunyai situs sendiri dalam melaporkan berita-beritanya, namun untuk kalangan masyarakat / individu yang bukan “siapa-siapa” dalam arti bukan wartawan, bukan juga seorang editor maupun pekerja media, tetap dapat menuliskan berita lewat internet tersebut.

Pesta blogger yang terjadi di Indonesia, juga memunculkan wacana seputar citizen journalism ( jurnalisme warga ). Berkat kemajuan teknologi tersebut, dimulailah era baru dalam jurnalisme, yakni open source reporting. Sekarang, siapa saja bisa melaporkan apa saja yang dilihatnya, atau yang ingin dikatakannya. Berita, opini, reportase, sampai curhat yang sangat pribadi, semua bisa dibagi kepada yang lain. Tidak perlu menunggu wartawan menjemput dan tidak perlu menjadi somebody agar dilirik media.

Kondisi seperti ini, menurut saya sangat tidak nyaman sekali dipandang atau ditampilkan sebagai suatu berita lewat media internet tersebut. Kredibilitas jurnalis warga tersebut serta kualitas pelaporan perlu dipertanyakan. Mereka belum tentu mempunyai kemampuan yang benar-benar mendalam mengenai bagaimana penulisan berita yang baik serta aturan-aturan lain yang menyangkut dengan kode-kode etik jurnalistik.

Media internet sendiri, sebagai suatu media baru (new media ), pada gilirannya juga telah menghadirkan sekian macam bentuk jurnalisme yang sebelumnya tidak kita kenal yaitu “jurnalisme warga” yang telah saya singgung tadi. Dengan biaya relatif murah, kini setiap pengguna internet pada dasarnya bisa menciptakan media tersendiri. Mereka dapat melakukan semua fungsi jurnalistik sendiri, mulai dari merencanakan liputan, meliput, menulis hasil liputan, mengedit tulisan, memuatnya dan menyebarkannya di berbagai situs internet atau di weblog yang tersedia gratis.

Dengan demikian, praktis sebenarnya semua orang yang memiliki akses terhadap internet sebenarnya bisa menjadi “jurnalis dadakan” meski tentu saja kualitas jurnalistik mereka masih bisa diperdebatkan. Yang jelas, orang tersebut tidak dituntut harus lulusan sarjana Ilmu Komunikasi atau sekolah jurnalistik untuk menjadi seorang “jurnalis dadakan” di dunia maya tersebut. Sebagai contoh, seinget dan setahu saya, berita pertama soal bencana Tsunami di Aceh pada Desember 2005 yang lalu, justru muncul dan diketahui publik lewat blog pribadi di internet, jadi tidak melalui saluran-saluran media yang konvensional. Dapat dikatakan, kehadiran jurnalisme warga ini juga telah menjadi tantangan bagi jenis “jurnalisme mapan” yang diterapkan di media-media konvensional seperti suratkabar, majalah, radio dan televisi.

Dengan jurnalisme online ini, menurut saya memang menguntungkan bagi beberapa pihak saja namun tidak untuk semua masyarakat yang tidak mengetahui dan tidak mengerti tentang keberadaan jurnalisme online tersebut ( belum dapat dikatakan efektif ). Di lain sisi, kemunculan jurnalisme online memang memudahkan kerja wartawan atau pekerja media dalam menyampaikan berita-beritanya, namun masih banyak juga kekurangan-kekurangan yang ada dalam jurnalisme online tersebut.

Selain hal-hal yang saya utarakan tersebut di atas, keberadaan jurnalisme online jika dibandingkan dengan jurnalisme konvensional jelas berbeda sekali. Dalam jurnalisme konvensional, mengandung unsur-unsur seperti Timelines atau termassa, Proximity atau kedekatan, Impact atau dampak, Magnitude, Conflict, Kemajuan, dan Manusiawi. Para jurnalis dalam jurnalisme konvensial ini juga hanya dibekali dengan pengetahuan yang elementer dan dikenal dengan 5W + 1H. Berita dianggap elementer bila didalamnya terdapat what, who, when, where, why, dan how. Serta dalam jurnalisme konvensional ini baru memaparkan reportase faktual, bersifat linier dan hanya dari satu dimensi saja. Penulisan berita jurnalisme konvensional ini juga menganut sistem piramida terbalik, diawali dengan berita-berita yang penting dan hingga akhirnya berita yang kurang penting / tidak penting.
Berbeda sekali dengan jurnalisme online, pelaku / wartawan media online tidak harus selalu turun ke lapangan untuk mendapatkan berita, serta proses yang dilakukan dalam menyampaikan berita melalui media internet, tidak serumit seperti yang terjadi dalam jurnalisme konvensional misalnya saja media cetak seperti suratkabar maupun televisi. Kemampuan tekhnis yang dimiliki seorang pekerja media konvensional tidak hanya terbatas pada pengolahan kata-kata / fakta menjadi sebuah berita, tetapi juga penggunaan atau pengoperasian alat-alat teknis seperti kamera dsb juga teruji, tidak seperti pada jurnalisme online yang selain benyaknya wartawan “amatiran / dadakan”, mereka juga belum tentu memiliki kemampuan dan ketrampilan seperti yang dimiliki pekerja media konvensional.
Dalam jurnalisme konvensional, wartawan juga dituntut untuk memiliki kemampuan / kepekaan terhadap situasi dan kondisi yang terjadi di lapangan. Perjuangan serta proses yang dilakukan dalam mencari, mengolah sampai menyebarkan berita juga tidak semudah dan se-simple seperti yang terjadi dalam jurnalisme online.

Di Indonesia sendiri, sangat disayangkan bahwa peran pemerintah dalam menanggapi keberadaan media jurnalisme ini, perhatiannya sangat minim sekali. Jangankan jurnalisme online, yang merupakan media baru yang berkembang di masyarakat, jurnalisme konvensional yang lebih dulu ada saja, keberadaannya kurang sekali mendapat perhatian dari pemerintah.
Adanya jurnalisme konvensional ini, sangat membantu masyarakat / publik dalam memenuhi kebutuhannya dalam mendapatkan informasi, terutama bagi masyarakat yang tidak begitu bisa menggunakan media internet ( jurnalisme online ) tersebut. Walaupun publik merupakan pemirsa / penonton yang pasif dalam mendapatkan informasi, karena hanya bersifat satu arah saja tidak seperti pada jurnalisme online, namun jurnalisme konvensional selalu berusaha menyuguhkan berita atau informasi penting bagi masyarakat yang penyampainnya juga faktual serta menurut kaidah-kaidah jurnalisme.

Kemunculan atau keberadaan jurnalisme online, menurut saya keudukannya juga tidak dapat menggeser jurnalisme konvensional. Justru dengan adanaya kedua jenis jurnalisme tersebut, dapat menambah keberagaman serta wawasan dalam dunia jurnalisme serta saling melengkapi antar keduanya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Jurnalisme online dan jurnalisme konvensional memang merupakan jurnalisme yang mempunyai perbedaan yang sangat mendasar, baik dari media yang digunakan, pelaku atau pekerja didalamnya, hingga penyusunan serta penampilan pesannya yang juga berbeda, namun keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Keberadannya tidak bisa dikatakan sebagai media yang berlawanan atau saling berkompetisi, namun juga sebagai media yang dapat saling melengkapi dalam kegiatan jurnalistik atau dalam dunia jurnalisme.
Kehadiran kedua jenis jurnalisme tersebut pada intinya memiliki tujuan yang sama, yakni berusaha untuk memenuhi kebutuhan atau menyajikan informasi atau berita yang penting bagi masrayakat atau khalayak luas. Namun cara, sistem yang digunakan adalah berbeda, serta penyajiannya, menjadikan kedua jurnalisme tersebut terlihat sebagai sebuah jurnalisme atau media jurnalisme yang saling berkompetisi atau bersaing. Sebagai pengonsumsi media / berita sebaiknya dapat memilih saluran yang benar-benar dianggap efektif serta dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi masing-masing individu tersebut.

Saran yang bisa saya ungkapkan, sebaiknya para pelaku / pekerja media dalam kedua jurnalisme tersebut lebih memperhatikan dampak-dampak yang akan terjadi serta baik buruknya jika mereka menampilkan atau menyajikan sebuah berita atau informasi kepada khalayak luas, serta peran pemerintah dalam menanggapi keberadaan media jurnalisme di Indonesia, agar lebih diperhatikan lagi.
Read more

SIFAT- SIFAT PERIKLANAN

Definisi Iklan

Periklanan adalah fenomena bisnis modern. Tidak ada perusahaan yang ingin maju dan memenangkan kompetisi bisnis tanpa mengandalkan iklan. Demikian pentingnya peran iklan dalam bisnis modern sehingga salah satu bonafiditas perusahaan terletak pada berapa besar dana yang dialokasikan untuk iklan tersebut. Di samping itu, iklan merupakan jendela kamar dari sebuah perusahaan. Keberadaannya menghubungkan perusahaan dengan masyarakat. Khususnya konsumen.

Periklanan selain merupakan kegiatan pemasaran juga merupakan kegiatan komunikasi. Kegiatan pemasaran meliputi strategi pemasaran, yakni logika pemasaran yang dipakai unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasaran 1 .

Menurut Liliweri2 kegiatan komunikasi adalah penciptaan interaksi perorangan dengan mengunakan tanda-tanda yang tegas. Komunikasi juga berarti pembagian unsur-unsur perilaku, atau cara hidup dengan eksistensi seperangkat ketentuan dan pemakaian tanda-tanda. Dari segi komunikasi, rekayasa unsur pesan sangat tergantung dari siapa khalayak sasaran yang dituju, dan melalui media apa sajakah iklan tersebut sebaiknya disampaikan. Karena itu, untuk membuat komunikasi menjadi efektif, harus dipahami betul siapa khalayak sasarannya, secara kuantitatif maupun kualitatif.

Pemahaman secara kuantitatif akan menjamin bahwa jumlah pembeli, dan frekuensi pembelian yang diperoleh akan sejalan dengan target penjualan yang telah ditetapkan. Pemahaman secara kualitatif akan menjamin bahwa pesan iklan yang disampaikan akan sejalan dengan tujuan pemasaran yang telah ditetapkan.

Sementara itu, periklanan menurut Kamus Istilah Periklanan Indonesia adalah pesan yang dibayar dan disampaikan melalui sarana media, antara lain: pers, radio, televisi, bioskop, yang bertujuan membujuk konsumen untuk melakukan tindak membeli atau mengubah perilakunya (Nuradi, 1996:4).

Iklan pada dasarnya adalah produk kebudayaan massa. Produk kebudayaan masyarakat industri yang ditandai oleh produksi dan konsumsi massal. Kepraktisan dan pemuasan jangka pendek antara lain merupakan nilai-nilai kebudayaan massa (Jefkins, 1996:27). Artinya, massa dipandang tidak lebih sebagai konsumen. Hubungan antara produsen dan konsumen adalah hubungan komersial semata saja. Interaksinya, tidak ada fungsi lain selain memanipulasi kesadaran, selera, dan perilaku konsumen.

Sifat Iklan dalam konteks komunikasi

1) Informasi dan Persuasi
Kata-kata seperti Informasi dan persuasi nampaknya sederhana. Namun, dari dua kata itulah terdapat ciri proses komunkasi. Informasi artinga memberi tahu apa yang dimaksudkan oleh pemberitahu / komunikator yang dalam hal ini diwakili oleh “iklan” untuk menunjukan adanya garis hubungan antara seseorang yang ingin menjual produknya kepada seseorang yang lain yang membutuhkan produk itu. Kunci periklanan justru terdapat pada kecanggihan merumuskan informasi itu ( Bagaimana memasarkan, dan siapa saja yang membutuhkan ).
Persuasi, dalam proses komunikasi sangat dibutuhkan karena aktivitas perpindahan informasi harus mengandung daya tarik dan menggugah suatu perasaan tertentu.
2) Pengontrol informasi
Karena informasi mengenai suatu produk tertentu disebarluaskan melalu media massa dan bersifat terbuka, maka sebelum dimasukan ke media informasi harus menempuh tahapan tertentu. Bisa meliputi isi, penggunaan waktu, ruang, dan tujuan khalayak sasaran.
3) Media Komunikasi Massa
Perbedaan iklan dngan teknik komunikasi pemasaran yang lain adalah dalam hal komunikasi nonpersonal. Maksudnya adalah dalam komunikasi iklan terdapat alur komunikasi antara si pemasang iklan / sponsor dengan orang pembuat jasa iklan.

BAB II
PERANAN PERIKLANAN DALAM SISTEM SOSIO EKONOMI

Peranan Periklanan Secara Umum

Peranan iklan antara lain dirancang untuk memberikan saran pada orang atau masyarakat supaya mereka membeli suatu produk tertentu serta membentuk hasrat memilikinya dengan mengkonsusmsinya secara tetap. “ penampilan aktivitas bisnis yang secara langsung dalam mengikuti arus barang, layanan dan produsen kepada konsumen atau para pemakainya”.
Kleper, menititik beratkan pemasaran pada 4 unsur penting, yaitu :
a) Produk. Dalam pemasaran produk yang dihasilkan harus benar-benar yang bernilai ekonomis, lain dari yang lain, dan merupakan inovasi terbaru.
b) Harga. Dalam pemasaran mengandung arti dapat dijangkau oleh setiap sgmen khalayak yang menjadi sasarannya
c) Penyebaran. Dalam pemasaran mengandung arti dapat mencapai seluruh seluruh segmen yang direncanakan terlebih dahulu.
d) Komunikasi. Dalam pemasaran sebagai alat yang bias membantu arus jual dan penyaluran efektif kepada konsumen

ILM Sebagai Produk Non Komersial

Pada dasarnya, periklanan dibagi menjadi dua. Pertama, iklan komersial. Kedua, iklan nonkomersial atau biasa disebut dengan istilah Iklan Layanan Masyarakat (ILM) yang berorientasi pada fungsi control social dan ekonomi.

Kehadiran ILM dimaksudkan sebagai citra tandingan (counter image) terhadap keberadaan iklan komersial. Karena selama ini, iklan komersial sering dituduh menggalakkan konsumerisme. Merangsang konsumen untuk berkonsumsi tinggi, dan menyuburkan sifat boros.
Sebagai sebuah citra tandingan, pada dasarnya ILM adalah alat untuk menyampaikan pesan sosial kepada masyarakat. Media semacam ini sering dimanfaatkan oleh pemerintah untuk menyebarluaskan program-programnya. Sebagai media yang bergerak dalam bidang sosial, ILM pada umumnya berisi pesan tentang kesadaran nasional dan lingkungan. Misalnya ILM yang dibuat untuk menyukseskan program imunisasi nasional, pemberantasan nyamuk demam berdarah, virus flu burung, budaya gemar membaca, budaya menabung, menjaga lingkungan hidup, membuang sampah pada tempatnya, tertib lalulintas, wajib pajak, hemat listrik, donor darah, penyalahgunaan narkoba, dan sebagainya.

ILM adalah iklan sosial. Keberadaannya bersifat independen. Ia tidak terkait pada konsep bisnis perdagangan, politik atau agama. Bentuk fisiknya tidak berbeda dengan iklan komersial, sebab keduanya merupakan media komunikasi visual yang berperan untuk mempengaruhi khalayak luas sebagai target sasaran agar dapat tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu yang dianjurkan oleh pesan ILM tersebut. Oleh karena itu, perencanaan sebuah ILM mengacu pada konsep iklan komersial.

Tampilan ILM harus tepat pada sasaran yang dituju. Karena pada dasarnya, ILM itu bertujuan menggugah kesadaran terhadap pemecahan suatu masalah sosial yang sedang aktual. Dalam sajiannya, ILM harus mampu bersaing di antara kolom-kolom berita informasi di media massa cetak dan iklan komersial yang menawan dalam tampilan visualnya.
ILM merupakan aktivitas periklanan yang berlandaskan gerakan moral. ILM mengemban tugas mulia membangun masyarakat melalui pesan-pesan sosial yang dikemas secara kreatif dengan pendekatan simbolis. Sayangnya muatan pesan verbal dan pesan visual yang dituangkan di dalam ILM terlalu banyak. Secara visual, desain ILM yang disajikan pun menjadi jelek, tidak komunikatif, kurang cerdas, dan terkesan menggurui. Akibatnya masyarakat luas yang diposisikan sebagai target sasaran dari ILM dengan serta merta akan mengabaikan pesan sosial yang disampaikan oleh ILM tersebut.

Dampak selanjutnya, pesan sosial yang ingin disampaikan oleh pemerintah menjadi mubajir. Artinya, pesan verbal dan pesan visual yang terkandung di dalam ILM sangat lambat untuk ditindaklanjuti oleh target sasaran. Hal itu terjadi karena frekuensi penayangan ILM di media massa khususnya media massa cetak perlu diperbanyak dan lebih bersifat agresif. Sebab dengan frekuensi penayangan yang sangat rendah, pesan-pesan sosial yang terkandung di dalamnya sangat muskil diposisikan dalam benak khalayak sasaran. Apalagi ditindaklanjuti dengan gerakan positif seperti diisyaratkan dalam pesan-pesan sosial ILM tersebut.

Jika dilihat dari wujudnya, ILM mengandung tanda-tanda komunikatif. Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Di samping itu, gabungan antara tanda dan pesan yang ada pada ILM diharapkan mampu mempersuasi khalayak sasaran yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal (terkait dengan judul, subjudul, dan teks) dan tanda visual (terkait dengan ilustrasi, logo, tipografi, dan tata visual) ILM dengan pendekatan teori semiotika. Dengan demikian, analisis semiotika diharapkan menjadi salah satu pendekatan untuk memperoleh makna yang terkandung di balik tanda verbal dan tanda visual dalam iklan layanan masyarakat.
Read more