Jumat, Januari 16, 2009

DKC Ciptakan Atmosfir Baru, Kelompok Teater yang Bersinergi

Tingkat partisipasi pelajar sekolah terhadap dunia Seni, khususnya Teater makin meningkat. Pasalnya paska kepengurusan anggota yang baru Dewan Kesenian Cianjur ( DKC ) diresmikan pada tanggal 19 desember lalu oleh Bupati Cianjur, seperti mendapatkan nyawanya lagi.
Kondisi kelompok Teater yang dulunya terbentuk secara sporadis dan terkotak-kotak di wilayah dan sekolahnya masing-masing, serta sulitnya komunikasi yang terbangun antara kelompok teater dengan DKC menjadi permasalahan akut melemahnya perhatian serta kepedulian masyarakat dan pelajar pada dunia Teater.
Inilah yang menjadi dorongan kuat bagi para penggiat seni untuk membangkitkan kembali “gairah” masyarakat pada Teater serta menyatukan kelompok-kelompok tersebut dalam satu wadah yang solid.
Paguyuban Teater hadir sebagai bentuk kesadaran tinggi para penggiat seni yang ingin menghidupkan kembali Teater sebagai tempat mengapresiasikan potensi manusia yang nantinya menjadi asset budaya yang sangat diminati.
Lantas, dengan munculnya orang-orang baru dalam kepengurusan Komite Teater pun, turut menjadi “titik cerah” dalam membawa pembaharuan nyata untuk mewujudkan visi misi yang mumpuni dalam kemajuan Teater di Cianjur.
Dengan demikian peran Komite Teater sebagai fasilitator pembinaan untuk menghasilkan sebuah sinergi dan pola ketertarikan masyarakat pada ranah Teater dapat terfungsikan dengan baik.

Hadirnya Atmosfir Baru
Hiruk pikuk, serta banyaknya kelompok dan komunitas Teater di sekolah-sekolah yang berlatih bersama setiap hari Rabu dan Sabtu, membuat Gedung DKC tak pernah surut dari aktivitas seni.
Dengan mulai terbentuknya ikatan silaturahmi yang mulai terjalin diantara para kelompok Teater, semakin memperkuat adanya sebuah sinergitas yang baik. Sehingga memberikan ruang kebersamaan yang saling selaras.
Terlebih dengan adanya Festival Teater yang akan digelar oleh Kelompok Teater Trotoar pada tanggal 23 – 24 Januari 2009 mendatang, semakin menambah semangat para pelajar dan kelompok Teater untuk serius belajar Teater dalam menuangkan kemampuan akting mereka secara optimal.

( Chika )
Read more

Omset Turun, Jualan Tetap Jalan



Sop Buah boleh jadi makanan favorit di Bulan Puasa. Namun dalam cuaca yang tidak menentu serta hujan yang kerap sering mengguyur seperti sekarang, membuat sebagian dari pedagang Sop Buah hilang harapan untuk terus berjualan. Karena bisa dipastikan dalam kondisi dingin, jarang pelanggan yang akan datang membeli untuk jajanan yang memakai campuran es.
Namun tidak, bagi Asep Aung (22). Warga Desa Pamoyanan ini tetap istiqomah untuk terus berjualan Sop Buah. Meskipun kondisi cuaca terus menerus hujan, tak pernah menyurutkan semangatnya dalam mengais rezeki berdagang Sop Buah.
Bersama rekannya, Dede (21), Asep tetap berjualan setiap hari disekitar pintu masuk utara Hypermart. Ia biasa memulai usahanya mulai jam 10.00 pagi sampai jam 20.00 malam setiap harinya. Tempat mangkal jualannya ini, sudah sangat lama ia tempati, sehingga tak heran jika orang-orang sekitar sudah hapal betul dengan Sop Buah nya.
“ Sudah 2 tahun saya mulai jualan, kira-kira pas bulan puasa 2007 lalu. Awalnya cuma iseng, eh jadi keterusan.” tuturnya.
Hujan, memang jadi kendala menantang baginya. Dapat dipastikan omset penjualannya turun dengan significant. Jika pada hari-hari biasa ia bisa memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp 500.000/hari, maka pada cuaca hujan seperti sekarang ia hanya bisa memperoleh keuntungan setengahnya saja.
“Alhamdulillah, yang beli mah ada aja, meski rugi terus jalani aja.” tegasnya.
Sedangkan untuk anggaran belanja keperluan jualan seperti membeli buah-buahan, susu cair dan penyediaan es, kadang ia harus merogoh kocek yang lebih untuk memenuhinya. Karena harga buah-buahan pun kadang tak menentu. Sehingga ia harus menyesuaikan budget yang dikeluarkan dengan keuntungan yang akan didapatkan.
Sop buah “ngeroompy” Asep, boleh jadi hanya satu-satunya yang masih bertahan berjualan, karena ketika didatangi dibeberapa titik tempat biasa Sop Buah dijajakan di jalan-jalan protokol Cianjur, tak terlihat satupun pedagang Sop Buah yang melakukan aktivitas berjualan.
Inilah modal utama yang dimiliki Asep. Semangat juang dalam memenuhi kebutuhan hidup dan tak pernah menyerah dalam menekuni bidang usahanya.
Read more

Minat Baca Pelajar di Perpustakaan Daerah Meningkat



Minat merupakan salah satu disposisi (kecenderungan) individu yang berdasar pada kesenangan dan hasrat yang selalu timbul untuk memiliki atau melakukan sesuatu. Minat seseorang menimbukan motivasi untuk mendapatkan atau melakukan apa yang diminatinya.
Besar atau kecilnya minat yang ada dalam dirinya terhadap sesuatu berpengaruh pada kuat atau lemahnya motivasi yang dimilikinya. Dengan demikian, minat baca seorang siswa akan mempengaruhi motivasinya untuk membaca.
Minat baca lebih banyak dipengaruhi oleh pengalaman atau lesson learn yang telah diperoleh dari lingkungannya baik lingkungan keluarga maupun lingkungan sekolah dan masyarakat. Dari ketiga lngkungan pendidikan tersebut, lingkungan yang dipandang lebih potensial untuk menumbuhkankembangkan minat baca adalah lingkungan pendidikan, terutama yang dikelola melalui jalur sekolah.
Perpusda (Perpustakaan Daerah) memiliki berbagai fungsi untuk meningkatkan pengetahuan dan mencerdaskan masyarakat antara lain fungsi informative, yaitu semua informasi yang dimilikinya sanggup menjawab segala pertanyaan, fungsi edukatif mendidik seluruh anggota, fungsi rekreasi, yaitu sambil belajar denga cara membaca koleksi yang disediakan dan fungsi riset yang menyediakan koleksi untuk keperluan penelitian, semua fungsi yang ada digunakan untuk segenap anggota masyarakat, untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, dilaksanakan pula Perpustakaan Keliling, untuk memberikan layanan kepada masayarakat yang jauh dari Perpustakaan Daerah. Pelayanan ini dengan menggunakan dua kendaraan Perpustakaan Keliling. Kendaraan Perpustakaan Keliling ini dalam setiap tahunnya melayani enam kecamatan, 12 desa, dan 24 pos layanan perpustakaan keliling.
Selain itu, sekitar 125 – 140 orang pelajar termasuk mahasiswa, datang setiap harinya mengunjungi Perpusda Banyak alasan serta motivasi para pelajar ini untuk datang.
Dan sebagian besar dari mereka, memang termotivasi datang untuk membaca. Terlepas apapun kategori buku yang mereka minati. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan minat baca yang cukup meningkat dari tahun 2007 lalu. Yang hanya mencapai 100 – 120 orang setiap harinya.
“Biasanya, pelajar sekolah yang paling banyak datang. Rata-rata dari mereka meminjam buku Agama dan Buku Fiksi.” tegas Pak Saefudin yang menjabat selaku Fungsional Pustakawan Di ARPUSDA ( Arsip dan Perpustakaan Daerah) Cianjur.
Jumlah Anggota yang terdaftar sampai akhir tahun 2008 pun sebanyak 64.000 orang anggota. Dengan rincian mahasiswa sebanyak 24.000 orang, untuk tingkat SMA sebanyak 16.800 orang, sebanyak 10.000 untuk tingkat SMP dan 610 orang untuk tingkat SD. Sisanya terdiri dari tingkat pegawai dan masyarakat umum.
Melihat kemajuan tersebut, tentu minat baca tersebut harus lebih ditingkatkan lagi dalam wilayah sarana dan prasarananya. Sistem manual yang masih dipergunakan di PUSDA Cianjur, menjadi salah satu wacana yang sedang dibidik untuk meningkatkan kualitas sarana. Yaitu dengan cara berpindah dengan menggunakan system komputerisasi yang telah direncanakan penggunaannya 2 tahun mendatang.
“Mudah-mudahan, tahun 2010 ARPUSDA telah memakai system Komputerisasi dalam pengaplikasian pelayanannya”. Jelas Pak A Muchtar.
Hal ini terkait dengan minimnya anggaran yang dialokasikan untuk kantor ARPUSDA dari Pemerintah Daerah. Meski demikian, penambahan jumlah koleksi buku yang berasal dari sumbangan Perpustakaan Nasional ( Perpusnas ) dan Badan Perpustakaan Daerah Jawa Barat ( Bapuda Jabar ) tengah dalam proses pengiriman. Namun belum dipastikan berapa jumlah buku yang akan diberikan. Karena sampai saat ini, jumlaj koleksi buku di PUSDA sebanyak 11.850 judul buku dengan jumlah 16.526 ekslemplar.
Tak hanya itu, serangkaian acara untuk meningkatkan minat baca pelajar, ialah dengan menggelar Pameran Buku, Pemasangan Umbul-umbul dan pemasangan iklan di beberapa media massa. Serta mengadakan berbagai perlombaan (seperti Lomba pidato dan Lomba Resensi Buku) untuk pelajar dan mahasiswa.
Kegiatan yang selalu rutin dilakukan setiap tahun ini, jelas cukup menarik respon dan antusiasme pelajar untuk semakin dekat dan mencintai buku.

( chika )
Read more

Madrasah Diniyah Bekali Pendidikan Agama Sejak Dini


Cianjur, Madrasah Diniyah kini menjadi bagian terpenting dalam era dunia pendidikan. Perbekalan ilmu dan pengetahuan agama, memang sudah semestinya diperkenalkan sejak dini. Anak-anak tentu merupakan pilar sasaran dari pendidikan tersebut, yang harus diarahkan secara tepat, agar pemahaman mengenai pendidikan agama bisa mereka cerna dengan baik.
Madrasah yang memiliki karakteristik khas yang tidak dimiliki oleh model pendidikan lainnya, menjadi salah satu tumpuan harapan manusia modern untuk mengatasi keringnya jiwa dari nuansa keagamaan yang kini semakin merajalela seiring dengan kemajuan peradaban dunia teknologi.
Sekolah agama diorientasikan sekolah “akhirat”, image semacam itu berkembang luas dalam masyarakat Indonesia yang mengalami perubahan besar. Dengan seiring berjalannya waktu, para orang tua pun secara berduyun-duyun memasukan anak-anaknya dalam lingkup pendidikan Madrasah atau “Sekolah Agama” sebagai bentuk penyeimbang dari masuknya pendidikan umum sebagai ilmu yang kini masuk mendominasi dalam konteks berpikir kekinian.
Namun, justru inilah yang menjadi tantangan besar bagi Pak Endang (45), yang sudah 12 tahun senantiasa mengajar dengan sabar anak-anak yang ingin belajar agama. Ia merupakan satu diantara 6 guru Madrasah Diniyah Al-Bidayah yang berada di kawasan Komplek SMPN 2 Cianjur. Ia memahami betul bagaimana konsep pendidikan umum kini semakin kurang mengajarkan fungsi dan arahan agama sebagai tuntunan dan pedoman manusia, khususnya agama Islam.
Meskipun dalam keadaan yang seadanya dan sedikitnya murid dengan 4 kelas yang ada, ia masih tetap bertahan hingga sekarang, yaitu sekitar 47 orang. (kelas 1 berjumlah 16 orang, kelas 2 berjumlah 10, kelas 3 berjumlah 11 orang, dan 10 orang untuk kelas 4).
Jam pengajaran yang hanya diberlakukan selama 4 hari dalam seminggu, yaitu mulai hari senin – hari kamis dan hanya menghabiskan waktu selam 2 jam saja, dinilai lebih efektif untuk mengajarkan anak-anak belajar agama setelah pulang dari sekolah umu. Sehingga dalam keadaan tersebut, dapat dengan mudah pembelajaran pengetahuan ditransformasikan dengan baik.
Sebagai lembaga pendidikan yang lahir dari masyarakat, madrasah lebih mudah mengintegrasikan lingkungan eksternal ke dalam organisasi pendidikan, sehingga dapat menciptakan suasana kebersamaan dan kepemilikan yang tinggi dengan keterlibatan yang tinggi dari masyarakat. Keterlibatan masyarakat bukan lagi terbatas seperti peranan orang tua siswa (POMG) yang hanya melibatkan diri di tempat anaknya sekolah. Melainkan keterlibatan yang didasarkan kepada kepemilikan lingkungan.
Sesuai dengan jiwa desentralisasi yang menyerap aspirasi dan partisipasai masyarakat dalam pengembangan dan peningkatan kualitas pendidikan, masyarakat dituntut untuk memiliki kepedulian yang tinggi memperhatikan lembaga pendidikan yang berada di lingkungan setempat. Hal ini dapat menumbuhkan sikap kepemilikan yang tinggi dengan memberikan kontribusi baik dalam bidang material, kontrol manajemen, pembinaan, serta bentuk partisipasi lain dalam rangka meningkatkan eksistensi madrasah yang selanjutnya menjadi kebanggaan lingkungan setempat.
Akhirnya madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam yang hidup dari, oleh dan untuk masyarakat belum mendapatkan sentuhan pikiran dan tangan kita semua. Peningkatan mutu tidak akan terealisir tanpa andil semua pihak. Untuk itu, demi peningkatan mutunya maka madrasah perlu dibantu, dibela dan diperjuangkan.

( chika )
Read more

One Man, One Vote, One Value

Forum Silaturahmi Masyarakat Cianjur, Kamis (08/01) mengelar acara dialog dan Silaturahmi Politik di Gedung Dewan Kesenian Cianjur (DKC). Dengan sasaran tema “Meramu Kondusifitas Masyarakat untuk pemilihan legislatif Presiden dan Kepala Daerah di Kabupaten Cianjur”. Ruang silaturahmi ini diharapkan menjadi sebuah langkah lanjutan untuk mengajak kembali masyarakat dalam menggunakan Hak pilih dan peran sertanya dalam pesta demokrasi Pemilihan Presiden yang akan digelar April mendatang. Mengingat kekhawatiran Unang Margana, SH selaku Ketua KPU Kabupaten Cianjur mengenai akan adanya kemungkinan muncul masyarakat Apatisme yang tidak memilih atau golput sangat besar.
Hal ini disinyalir bahwa, dinamika masyarakat Cianjur yang sudah jenuh dengan mekanisme pemilihan yang cukup rumit dengan sodoran pilihan partai yang cukup banyak. Selain itu, Ade Barkah Msc yang juga hadir sebagai pemateri menegaskan bahwa peran serta anggota dewan untuk mengajak masyarakat akan terus dilakukan demi terciptanya pesta demokrasi yang solid dan mapan, khususnya untuk Kabupaten Cianjur. Dengan begitu, parameter pemilihan umum yang berhasil akan dapat terukur jika partisipasi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya sangat tinggi. Meskipun kita dihadapkan dengan realitas, bahwa masyarakat cenderung menginginkan segala hal yang cepat dan instant. Sehingga kinerja dewan terkesan mandul dengan tuntutan masyarakat seperti itu. Tak heran jika, akan muncul spekulasi bahwa masyarakat dan anggota dewan tengah berkecamuk dalam situasi yang sama-sama fragmatis dan berorientasi pada materi.
Lain halnya dengan Abah Ruskawan yang secara tegas menyatakan tentang minimnya perhatian pemerintah terhadap potensi serta asset budaya yang dimiliki oleh Cianjur tidak dikembangkan secara maksimal. Berbagai Dinas pemerintah tentu memiliki arah serta jalan dalam pengembangan Cianjur yang lebih baik serta mengangkat kembali citra Kota Cianjur yang memiliki nilai penting bagi pembangunan budaya. Terlepas adanya benturan agama dan budaya harus diwujudkan secara berdampingan yang saling menunjang. Bukan dijadikan sebagai objek pemicu terjadinya perpecahan antar masyarakat. Dengan celotehan gaya sundanya, Abah menegaskan pula bahwa masyarakat cianjur harus memilih calon Presiden dan anggota legislatif yang benar-benar loyal serta dapat memberikan kontribusinya secara real terhadap visi-misi yang diusungnya. Masyarakat ayeuna butuh bukti, lain ngan saukur jangji. Tegasnya.
Berbagai elemen masyarakat turut diundang pula dalam kegiatan silaturahmi tersebut termasuk para tim sukses partai dan calon anggota dewan serta kalangan mahasiswa yang terlihat memenuhi tempat duduk yang telah disediakan. Dengan hadirnya elemen-elemen perwakilan tersebut, penilaian masyarakat serta kepercayaan yang terbangun pada KPU sebagai pihak netral tidak akan ternodai dengan isu-isu “kedekatan” dengan sejumlah pemimpin politik atau partai tertentu.

( Chika )
Read more

Cianjur Turut Kutuk Penyerangan Israel di Palestina : KFC jadi sasaran massa

Aksi Solidaritas mengutuk penyerangan Israel terhadap Palestina kembali digelar. Kali ini, Himpunan Umat Islam Cianjur yang tergabung dalam 53 organisasi, termasuk Ormas, Himpunan Islam dan BEM Universitas se-cianjur turun ke jalan dengan menggelar Long march yang dimulai di lapangan Prawatasari Joglo melewati sepanjang jalan Pangeran Hidayatulloh menuju Kantor Pemerintah Daerah ( PEMDA ) Kabupaten Cianjur. Arak-arakan bendera serta spanduk-spanduk yang mengutuk keras tindakan penyerangan yang dilakukan zionis Israel yang telah menewaskan ratusan orang kaum muslim dan melukai ratusan orang warga sipil termasuk wanita dan anak-anak yang tidak berdosa.
Tak kurang dari 120 personil keamanan yang tergabung dari satuan Polres, Polsek dan LLAJ diturunkan untuk mengamankan aksi tersebut. Tak hanya itu, aksi inipun menyerukan pemboikotan terhadap produk-produk Amerika dan Australia yang kini beredar bebas di Cianjur. Kalifornia Fried Chicken ( KFC ) yang berada dalam kawasan sebuah pusat perbelanjaan ( Toserba Selamat ) tentu menjadi sasaran massa karena berada dalam jalur aksi Long March. Penyegelan dengan coretan pilok atas nama umat islam terpampang jelas diantara kaca dan tembok Toserba, yang saat itu sengaja tutup karena akan adanya aksi penyegelan tersebut. Meskipun, stand CFC sebenarnya sudah dipindahkan posisinya ke bagian dalam Toko. Seruan yang cukup lama disampaikan ini, sontak membuat laju jalan kendaraan menjadi macet total dan mengganggu arus lalu lintas.
Aksipun dilanjutkan dengan menyisir sepanjang jalan dan berakhir di depan gerbang kantor PEMDA dengan orasi-orasi kutukan dan kecaman terhadap Israel. Tak luput, “ritual” membakar Ban mobil diatas karton bergambar bendera Israel, menjadi objek menarik yang mengundang reaksi masyarakat sekitar untuk turut menonton aksi tersebut. Sehingga polisi dengan sigap, mengalihkan jalur kendaraan umum yang melewati kawasan jalan siti jenab ke arah jalan raya, untuk menghindari kemacetan total arus kendaraan.
Audiensi yang dilakukan oleh perwakilan pihak massa dengan anggota Dewan, ialah menyerukan agar Pemerintah Daerah kabupaten Cianjur untuk lebih Pro aktif dan peduli terhadap saudara-saudara muslim di Palestina.
( Padahal, saudara kita di Papua yang terkena gempa, lebih membutuhkan perhatian seperti ini dari kawan-kawan massa ), ironis sekali..

Tepat jam 11.05, aksi mulai reda dan massa mulai meninggalkan kantor PEMDA dan menuju Mesjid Agung karena akan dilakukan Istigosah dan renungan bersama setelah shalat Jumat dilaksanakan bersama jemaat yang lain yang menyerukan agar melakukan doa bersama di setiap mesjid, majelis ta’lim maupun pondok pesantren serta melakukan Qunut Najilah setiap waktu shalat untuk mendoakan muslim Palestina yang menderita.



Nb : Himpunan Umat Islam se-kabupaten Cianjur

NU, MUHAMMADIYAH, PERSIS, SI, SII, PUI, BKSWI, FATAYAT NU, AISYIAH, PERSISTRI, WANITA SI, WAITA FUI, GPI, GP-ANSHOR, GARIS, PEMUDA MUHAMMADIYAH, PEMUDA MUSLIMIN, PPUI, NASYIATUL AISYIAH, PEMUDI PERSIS, HIMA PERSIS, IMM, HIMI PERSIS, DDII, DMI, BKPRMI, HAMINA, FRONT HIZHBULLOH, ISNU, KBA PII, HMI, PMII, IRM, HIZBUL WATHON, KAMMI, HISAB, SARASI IMAM, MIMBAR, RESSANT, HAMIDA, TIM PENGACARA MUSLIM, HTI, ALIANSI UMAT ISLAM CIANJUR, GMMC, MUSLIMAH GPI, BEM SE-CIANJUR.

( Chika )
Read more