Senin, November 10, 2008

Jalan Baru Pemuda Indonesia Refleksi kritis atas matinya nasionalisme

“Perubahan dimulai dari membuang duri dijalan, agar tak terinjak yang lain”

80 Tahun sudah para pemuda Indonesia menorehkan kidahnya dalam mengantarkan bangsa ini menuju jalan panjang yang bernama kesatuan. Deangan latar belakang yang berbeda, mereka mengukuhkan satu bangsa satu nusa satu bahasa, semua tak lain demi persatuan bangsa ini menuju cita-cita, sebagai bangsa yang berdaulat dan bermartabat.

Harta dan nyawa bukanlah sebuah halangan dalam menorehkan kisahnya demi bangsa ini, ketulusan menjadi sebuah baju yang melekat erat dan kejujuran menjadi langkah kebersamaan. Sebuah plot dan epic bangsa yang tertindas bangkit, itulah kita, Indonesia. Lewat para pemuda 80 tahun silamlah, kini semua bisa menghirup nafas dari keberadaan negeri yang berkepulauan ini.

Hari yang tepat semua memperingati momen tersebut, namun seiring waktu akankah momen tersebut masih meniupkan makna dari “ Sumpah Pemuda” Indonesia tahun 80 silam, atau hanyalah ritus tahunan yang hanya menjadkan tanggal tersebut sebagai tanggal ceremonial saja??. Lantas dari sekian banyak jargon memperingati sumpah pemuda, punya makna apa untuk melanjutkan sumpah pemuda pada hari esok.
Dikala semua bicara nasionalisme, yang pada kenyataannya nasionalisme sendiri telah di lempar ke dalam tong sampah keterpurukan bangsa ini, hingga pada akhirnya nasionalisme telah mati. Dan akan dikenang hanya pada tanggal-tanggal keramat, sambil menunggu kehancuran. Mirip perayaan ulang tahun memang, bukan lantas harus bertanya, berapa usia kita, tapi mau apa dngan usia kita sebagai pemuda.

Itulah wacana-wacana yang digulirkan ketika memperingati hari “Sumpah Pemuda” oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM-UNPI) pada tanggal 28 Oktober 2008 lalu di “Meja kebangsaan serba guna kantin UNPI”. Perayaan yang juga diisi oleh berbagai macam simbolik yang sederhana, bukan menjadi sebuah halangan dan hambatan untuk tetap menjunjung tinggi kehormatan para pemuda di tahun 80. Dalam acara tersebut pun turut mengundang pembicara dari kalangan dosen dan mahasiswa yang membuat suasana nasionalis terasa membakar dada. Terlebih Opening Act yang disajikan, berupa pembacaan puisi “Revolusi belum Mati” semakin membuat suasana kajian peringatan “Sumpah Pemuda” menjadi begitu sakral. Semangat inilah yang terlihat dalam setiap diri mahasiswa dan mahasiswi UNPI yang menjadikan momen tersebut sebagai hari dimana kita sebagai pemuda, memulai untuk maju bersama atas nama nasionalisme.

Namun, kemajuan zaman yang sarat dengan globalisasi, hari ini tengah menghantui para pemuda Indonesia. Dikala mereka lupa akan jati diri mereka dan secara sengaja “melacurkan” harga diri menjadi sebuah kesenangan hidup yang hanya sementara serta mereka gadaikan pada setumpuk uang. Pemuda yang seharusnya menjadi generasi penerus misi dalam persatuan bangsa, seperti acuh tak acuh akan suasana bangsa saat ini. Lantas, adakah jalan untuk mengembalikan “moral lacur” mereka untuk konsep pembangunan jati diri di negeri ini?? Inilah realitas yang harus kita pikirkan bersama. Bukan hanya oleh pemerintah saja, tetapi oleh kita juga sebagai pemuda penerus bangsa. Jika kesadaran ini tidak dimulai oleh kita, siapa lagi?? Dan jika tidak kita mulai dari sekarang, kapan lagi??. Oleh karena itu, mari kita berbuat sesuatu untuk bangsa ini, Indonesia.

(ck-4)
Read more

Dari Redaksi

Salam Redaksi!!!!
Woi, bukan rebel kampus namanya kalo wahana kampus gak bisa bertahan sampe hari ini. Liburan selama 3 bulan full, emqng bikin otak agak beku. Eits tapi engga buat para pemburu berita kayak kita. Liburan yang nyantai nan damai selalu kita idamkan, tapi gimana lagi brow...kita itu para drakula yang haus akan informasi. Gatel banget kalo gak bikin sebuah berita yang pengen ditunjukin sama kalian semua. Tampang Buletin ini emang gini-gini aza, tapi berita yang kami sajikan tentu lebih cihuy donk...Makanya ditunggu banget partisipasi kalian semua buat ikutan nulis n nebeng di Buletin Wahana kampus edisi mendatang. . . Pokonya cayo buat para aktivis kampus, kalian emang rebel !!!

UKM yang ada dan berdiri di UNPI sudah mencapai 8 organisasi, dengan segala hiruk-pikuk kegiatannya yang beragam. Diawali dengan FUMI dan DKM untuk bidang religi islami, Basket yang gandrung dengan dunia olahraganya. HI, Tarung Drajat dan BKC yang solid dengan ilmu Bela diri dan jurus mematikannya. Serta Gamapala yang eksis dengan jiwa petualangnya. Dan tak lupa Teater BIROE yang tampil memukau dengan gaya dan perannya di dunia teaternya. Masing-masing UKM tersebut menawarkan sejumput ilmu dan kemampuan yang berguna untuk dipelajari. Makanya, Nyo ikutan ! (redaksi)
Splash News : * Tim Basket UNPI berhasil Mengguli kemenangan 55-54 melawan UNSUR dalam pertandingan persahabatan sabtu lalu. Keduanya sepakat akan menggelar kembali pertandingan yang sama dengan konsep yang lebih akbar. (Redaksi)
* OKP HMI, (24-26/10) lalu sukses menggelar acara LK-1 yang memboyong 22 orang kader yang siap menjadi penerus misi HMI dalam memperjuangkan nilai2 kemanusiaan yang universal..

Redaksi..
Read more

Budaya Global ; Budaya Langit yang Nakal dan Binal

Doraemon, bisa ikutan numpang “Ulang 11 tahun” mengudara secara terus-menerus. Sementara Keluarga Cemara, untuk 100 episode yang akan datang, sedikitnya perlu 7 bulan hanya untuk memproduksi.
Impian mewujudkan Indonesia yang maju, demokratis, adil dan kokoh, merupakan obsesi gerakan reformasi yang bergulir di Indonesia selama ini. Namun, sebagai sebuah impian dan juga harapan tampaknya memang masih jauh dari realitas yang ada. Krisis ekonomi belum sepenuhnya teratasi, sementara demokratisasi dalam system politik sedang dalam proses mencari bentuk. Penegakan korupsi dan KKN belum tercapai sepenuhnya, karena masih ada pihak-pihak yang “nakal” dan “getol” mengemas keadaan serta situasi untuk dipalsukan. Pada awalnya, budaya bangsa adalah pemahaman yang bersifat politis. Suatu Individu, suatu kelompok, mengidentifikasikan diri dalam pengertian bersama dan mewujud dalam suatu bangsa.

Globalisasi merupakan proses yang secara nature terjadi. Mau tidak mau, Indonesiapun harus siap menghadapinya. Pendekatan professional menjadi kata kunci baru untuk ini.
Masalah dasarnya mudah diterka. Pada awal titik-titik tertentu terjadilah benturan antara “budaya dari langit” yang tak mengenal “budaya bumi nasional”. Adanya komunikasi yang tak terarah dan proteksi pribadi bangsa, membuat globalisasi merupakan ancaman dan tantangan yang takan pernah mati untuk Masih bisa mengatakan beruntung, karena ternyata produk dalam negeri masih menempati waktu yang prima dalam penyiaran meskipun segala macam “gerutuan” kita masih menyenangi produk sendiri untuk waktu yang tak bisa diprediksikan. Entah lusa atau 1 tahun mendatang lagi. Hanya butuh hitungan waktu, dimana nilai budaya bangsa akan makin terabaikan.

Adakah siasat yang bisa mengimbangi “budaya global” yang datang dari langit, yang barangkali terasa nakal, terasa banal dan terkesan liar serta mengancam??

Dalam dunia persilatan terkenal jurus dari tokoh ‘Buyung Hok” yang datsyat mengalahkan lawan dengan jurus andalannya. Kalau jagoan pedang harus ditaklukan dengan pedang. Barangkali jalan yang kita pakai menjadi bagian dari “budaya langit”. Yaitu menjadi bagian dalam proses globalisasi dan menjadi salah satu unsure di dalamnya. Bukan hanya mengimpor, tetapi juga mengekspor.
( c-k4 )
Read more

KIRIMAN PUISI

DIORAMA KEMATIAN SOPHIA

Ketika senja muram
Aku telah mati…
Dimana aku disimpan
tepat kau tutup rapat pintu
melaju menuju perjamuan.
Lampu kota sepanjang jalan
redup memuncak harga diri retak.
Nasib terkelam anak manusia
Plot pengkhianatan sebuah epic.
Enggan aku ditambah berbilang
Rhetoric bulan ketiga pecah
Scenario musnah ketika panggung
Tak layak buat kemanusiaan.

Ego menyelimuti salah
Apalah lisan
jika tangan tak lagi dijabat erat.
Kuikuti rasa terkoyak
Meninggalkan rumah
Memasuki lorong tersempit
Dari kebekuan jiwa manusia.

Pada malam nyanyian Tuhan
Malaikat melebarkan sayap
Menyingkirkan batasan.
Aku memandang potret
Hamba bersimpuh diseputar altar
Pengakuan kata
Airmata tekanan jiwa
Bukan kepasrahan.

hijab terbuka sudah
Rekayasa sebuah epic
Meruntuhkan harapan
Melemparkan kepercayaan pada sosok.
Dengan jiwa semesta
Kuikuti arus nasib
Berjalan meninggalkan
Sosok keterasingan
Menaiki kendaraan
Menuju tatanan dunia baru
Dimana kejujuran keikhlasan
Tak lagi menampakan wajah lainDitempat usang aku terlelap dibatasi dinding khayalan



Suara terkelam datang dari masa lalu
mengusik tidur……………
Kenangan seperti pelangi pada senja yang kabur
Sekejap muncul
Indah namun rapuh
Membangunkan rindu yang makin luntur.
Inilah rasa yang tak mungkin digenggam lagi…………

Pada waktu separuh malam
Jiwa terkoyak sempat berucap
Jika sekiranya
Engkau hawwa itu…
Akan kupeluk
Kudekap erat
Dalam wangi sorga…..
Namun sileut kecil
Dari sebuah plot menyisakan
Kisah terkelam
Socrates dan Suhrawardi
Tanpa sebongkah kata
Dilempar pergi.
aku hilang
Biar senja beri pesan lain
Dan pada malam itu tepat
Baginya aku telah mati.

kupersembahkan buat mereka yg
Mempertemukan filo dan Sophia

MELIHAT DUNIA
Disimpang tiga kita bercerita
Lewat semangkuk es,
Sepotong sajak,
Sebatang rokok tepat 14 ramadan 1428 H
“Melihat dunia saat senja memudar sepinya hati hampa tak termiliki
Melihat dunia saat senja menghilang aku mencari engkau dimana”
Kata – kata dari mulut kawanku
Ketika rindu dipuncak ubun –ubun
Sementara dilain cerita
Josephira tengah asik
Bermain peran diranjang
Dengan cinta keduanya…
Tangan biru lebam diatas bis kota
Menetes terkoyak ditikam rasa
keyakinan memudar
Pengkhianatan pujaan.
Biarlah kawan
Josephira… mu tak lagi Maria perawan suci

Hati yang tergores menganga
Menghempaskan mimpi dan harapan
melihat dunia
melaju meninggalkan sakit
diiringi nyanyian radio yang hampir putus

“Lihat langkahku*”
“Mulai nyalakan kembali dunia yang terlupa”

Bis kota melaju dari ibu kota
Meninggalkan kenangan
merindu dan membiru
Sebotol vodka diteguk tak lebih mabuk dari kisah ibu kota.
Percakapan terakhir disaranx
Tepat sebelum tegukan terakhir……..
Aku teringat masa lalu dan cinta terbesarku pada josephira…
Rindu yang makin luntur.
Manis sedikit perih kawan.
Masa lalu membangunkan luka-luka yang lama tertidur…………
Josephir…kini aku melukai diriku sendiri dalam hening.
Hempasan rindu duka dan cinta
Tak lagi kisah yusuf zulaykha
Maznun layla.
isi dunia tak lebih
Maut hidup dan cinta.
Kawan…
( The Bohemian Poet )
Read more

Tantangan bagi pengurus Organisasi

Sejak bergulirnya reformasi, ruang penyampaian pendapat dibuka seluas-luasnya baik di depan umum maupun lewat media. Tidak ada lagi tindakan refresif, tidak ada lagi mahasiswa yang ditahan karena bersikap keras terhadap pemerintah dan pemerintak tidak lagi alergi dengan demonstrasi mahasiswa. Mencermati situasi ini sebuah keniscayaan organisasi mahasiswa harus merubah paradigma. Harus ada warna kekinian yang menjiwai gerakan organisasi mahasiswa.

Penulis merumuskan paling tidak ada 3 paradigma baru yang mesti menjadi roh organisasi mahasiswa. Pertama, ideologi kemanusiaan. Organisasi mahasiswa sampai hari ini masih terjebak pada persoalan ideologi yang membuat mereka saling bertarung satu sama lain. Akibatnya, terjadi perebutan lahan dan kader-kader baru. Hal ini menjadi kontra produktif dalam penyelesaian masalah-masalah bangsa. Oleh karena itu, perlu dilakukan migrasi dari ideology sektaria menuju ideologi kemanusiaan yang bersifat universal. Kedua, aksi berbasis intelektual. Selama ini demonstrasi yang dilakukan oleh organisasi mahasiswa cenderung tidak matang karena emosi dan keharusan respon yang cepat. Sehingga pembahasan konsep tidak matang.
Ketiga, tak sekedar wacana, organisasi mahasiswa memang telah berhasil membentuk kader yang kritis, vokal dan pintar beretorika, namun persoalan tidak terpecahkan hanya lewat diskusi dan tataran teori saja. Oleh karena itu, wacana yang diusung oleh mahasiswa juga mesti menyentuh aspek-aspek aplikatif. Misalnya ketika mahasiswa marah karena pemerintah menaikkan harga BBM seharusnya dibarengi dengan aksi nyata membudayakan memakai sepeda di setiap penjuru negeri.

Demikian 3 tantangan yang menjadi pekerjaan rumah khususnya bagi para pengurus organisasi mahasiswa, dan mahaiswa secara general keseluruhan, yang mesti segera ditindaklanjuti. Mudah-mudahan dengan dinamisasi ini, organisasi mahasiswa tetap eksis dalam peran perubahan bangsa menuju rakyat yang adil, makmur, dan sejahtera. (C - as3)

Sumber: grelovejogja.wordpress.com
Read more

Issue Terbentuknya Aliansi Senat??

Gonjang-ganjing seputar akan terbentuknya Aliansi Senat di UNPI, ternyata memang benar adanya. Pasalnya organisasi yang berdiri di luar kepengurusan senat ini, tergabung atas kesepakatan dua senat fakultas yang memiliki basis mahasiswa terbesar di UNPI yaitu fakultas Ekonomi dan fakultas Teknik. Dan secara otomatis pula digawangi oleh ketua senat di fakultasnya masing-masing yang secara terang-terangan akan segera menindaklanjuti pembentukan aliansi senat tersebut kearah yang lebih serius lagi. Bahkan ketika berita ini diturunkan, niatan untuk memunculkan ide yang sama di Universitas lain tengah dipersiapkan oleh “ ke-dua senat sejoli ” ini.

Terlepas dari positif atau negatif respon yang ditujukan atas rencana tersebut, aliansi senat pun disebut-sebut sebagai organisasi “pelarian” yang basic tujuan berdirinya, ingin menampung aspirasi senat yang tengah membludak dan membutuhkan wadah organisasi lain untuk bisa menampungnya lebih dari sekedar kepengurusan di senat. Apakah fakultas lainpun akan turut mendukung berdirinya aliansi senat ini??? Dan apakah ada unsur-unsur tertentu yang sengaja digulirkan untuk sebuah kepentingan??? Apapun itu, Kita tunggu berita terbaru yang akan mereka tawarkan nanti!! (c-k4)
Read more

Jadi Rebel, Yuk !!!

Kita sering banget denger kata rebelius. Untuk sebagian orang, kata ini punya konotasi yang negatif. Ini karena mereka menggunakannya dalam konteks yang negatif juga. “Anak yang rebelius” diartikan sebagai “anak yang selalu bikin masalah”. Coba aja kamu liat di kamus thesaurus kata rebellious disejajarkan dengan kata disobedient, disloyal alias gak nurut, gak setia.
Untuk sebagian orang lagi, kata ini sangat positif. Gue sendiri suka banget ama kata ‘rebelius’ ini ;-). Coba kita liat lagi di thesaurus. Kata dasar rebel disejajarkan dengan kata revolutionary atau revolusioner! Ini berarti, rebel itu pasti inovatif dan sering menghasilkan sesuatu yang dberi istilah ‘groundbreaking’!Cool banget kan ? Inget gak sama Steve Jobs? Nih orang ngedesain sebuah MP3 player yang terlihat kuno, and who knows what, iPod malah menjadi ikon anak muda, ngegantiin walkman dan discman.

Terus, gimana bedain rebel yang beneran ama yang sok rebel ?
Rebel yang palsu bisaanya cuma asal berontak, tapi sebenernya mereka gak punya visi. Mereka cuma berani berkoar dan bisa jadi fisiknya kuat tapi sebenernya pikiran dan hatinya gak nyampe buat melakukan perubahan. Bisa jadi mereka pake kaos bergambar “Che Guevara”, rebel terkenal asal Argentina itu. Tapi kalo ditanya tau gak Che melakukan perubahan apa, bisa gak mereka jawab ?

Pasti di kelas lo ada murid yang susah banget diatur, dan selalu bikin onar. Rebel-kah dia ? Coba teliti lagi. Rebel yang sejati, bukan semata-mata orang yang susah diatur atau sering bikin masalah, apalagi merugikan orang lain. Tapi lebih karena dia selalu mempertanyakan berbagai persoalan yang dihadapi, mempertanyakan peraturan-peraturan yang dibuat, atau pakem-pakem yang bisaa digunakan oleh kebanyakan orang. Mereka tidak puas dengan hanya mengikuti jalur yang “biasa”.

Mereka selalu mencari jalur-jalur alternative. Mereka ingin melakukan perubahan atas sesuatu yang mereka anggap statis sehingga mematikan kreativitas. Pada dasarnya mereka percaya bahwa hidup ini dinamis dan merupakan tantangan untuk membuat perubahan yang positif untuk banyaj orang. Terus, salahkah jadi anak yang penurut dan mengikuti semua peraturan ? Bukankah hidup lebih tenang dan gak terjebak dalam masalah, kalo kita turuti semua peraturan ?

Pola pikir kayak gitu sebenernya gak salah. Tapi penting banget kita ketahui kalo peraturan yang kita ikuti itu adalah peraturan yang bagus untuk semua orang. Dan kalo gak kita ikuti, keaadaan bisa kacau. Contohnya, ada undang-undang yang mengatur kejahatan kita. Kalo sampai itu gak diikuti, kacau gak sih dunia ini ? Belum lagi ada system norma yang berbeda antara timur dan barat. Sehingga kadang kita suka “risih” kalo ngeliat bule jemuran toples di Kuta Bali, hehehe.

Oh well, jadi ngelantur kemana-mana. Pada dasarnya, orang-orang rebelius adalah orang-orang yang kreatif, berani mengambil resiko dan yang pasti gak boring. Mereka bisaanya orang-orang yang menciptakan trend, bukan pengikut trend.
Pernah denger nama Chip Conley ? Dia adalah pencipta Hotel The Phoenix yang inovatif di San Fransisco. Hotel ini dijuluki sebagai hotel “rock n roll” yang pertama, dan Chip menciptakannya disaat umurnya 26 tahun ! Baru-baru ini dia bikin nuku yang dikasih judul The Rebel Rules. Menurut Chip, pemberontak yang kreatif adalah orang-orang yang punya kecintaan, insting, dan kepekaan serta visi untuk merubah peraturan !

Ini beberapa ciri-cirinya, menurut Chip Conley :
1. Rebel selalu terjun dalam aktifitas yang bikin diri mereka excited hingga mereka lupa waktu
2. Rebel membangun karir mereka sebagai reflejsi diri mereka dan merupakan perkembangan alamiah dari bakat yang terpendam sejak usia dini
3. Rebel biasanya akan terjun dalam pekerjaan yang memang mereka posisikan dalam “top-ten” favorite future jobs waktu mereka remaja
4. Rebel biasanya bukan murid yang selalu nilai dapat nilai “A” , biasanya mereka adalah idealis yang naif, gak konvensional atau “seniman” waktu remaja
5. Rebel gak takut gagal dan selalu mengikuti untuk mengejar impian merka
6. Rebel biasanya akan jadi pakar di bidangnya, jadi miliuner..atau masuk penjara (masuk penjara disini bukan karena dia bermasalah, tapi karena dia ditakuti bisa mempengaruhi orang dengan pikiran radikalnya)
7. Rebel tidak akan berubah prinsip hidupnya ketika bertambah usia, malah kecintaan mereka terhadap hal-hal yang mereka dukung akan bertambah kuat dengan berjalannya waktu
8. Rebel tidak pernah mau menerima “tidak bisa” mereka akan selalu mencari jalan keluar atau solusi dalam setiap tantangan hidupnya

Nah gimana??, Adakah jiwa Rebel dalam diri kamu?? Pada dasarnya setiap orang, terutama remaja punya jiwa rebel. Tinggal bagaimana kamu berbuat sesuatu buat mewujudkan naluri rebel kamu itu.So, apakah kamu punya prinsip yang kuat buat memperjuangkan naluri rebel kamu and ready to challenge life??. Yuk jadi rebel, Ikutin naluri dan panggilan hati serta bikin perubahan hidup mulai dari sekarang..!!

(No-3y / M-13)
Read more

MAKRAB; SC YANG TERLALU OVER LAP !!

Setelah acara PPSK (Program Pengenalan Studi Kampus), para mahasiswa baru kembali disibukkan dengan acara makrab (mahasiswa akrab) yang diselenggarakan pada tanggal 11-12 Oktober 2008 dan masih bertempat di kampus UNPI. Dengan mengusung tema Melalui Makrab, Kita Bangun Pemahaman Mahasiswa yang Kritis dengan Menanamkan Kembali Kesadaran Mahasiswa Sebagai Makhluk Sosial dan Menghilangkan Pandangan Mahasiswa Sebagai Golongan yang Eksklusif. “ Tapi aplikasi dari tema yang diusung terkesan tidak memiliki arah yang jelas, ” tutur senior.
Acara makrab ini dipelopori oleh Asep Tandang (ketua senat Fakultas Ekonomi) dan Bambang PG (ketua senat Fakultas Teknik) yang sekaligus menjabat sebagai SC (Steering Comitte). Sedangkan untuk OC (Organizing Comitte) diketuai oleh Aditya Nur Iman (ME/3). Nama makrab sendiri dicetuskan oleh Erys Resdiansyah (senior Fakultas Teknik). Adapun tujuan dari acara ini yaitu memberikan image positif tentang kegiatan ospek fakultas / makrab yang identik dengan tindak kekerasan.

Kegiatan yang digelar, berupa diskusi materi dan akrabisasi yang diisi oleh masing-masing senat fakultas, serta pengemasan apik malam inagurasi yang dilaksanakan pada waktu tengah mlam. Hambatan yang ditemui selama pelaksanaan makrab ini yaitu kurangnya koordinasi antar pengurus senat dan antar panitia,dan banyaknya kejadian di luar dugaan. Salah satunya yaitu stressing yang dilakukan oleh pengurus senat Sastra dan Fikom (Safik). Purek III sendiri menyayangkan adanya stressing yang dilakukan oleh pengurus senat Safik. Mengenai persoalan stressing itu sendiri, memunculkan beberapa pendapat. “ Mengenai stressing, nggak perlu !!” ujar Asep Tandang. Namun, pendapat yang berbeda dilontarkan Eka, ketua senat Sastra. “ Stressing itu perlu !” tegasnya. Sementara itu, beberapa senior berpendapat bahwa stressing adalah wajar karena stressing merupakan keharusan untuk membentuk dan pelatihan kekuatan mental.

Meskipun terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan banyaknya hambatan tak terduga yang ditemui selama pelaksanaan, acara tetap berjalan lancar hingga waktu yang direncanakan yang berakhir pada Minggu pagi. Tak diayal, acara ini begitu memberi kesan yang mendalam bagi 85 orang mahasiswa baru dari 4 fakultas tersebut..

SC Yang Terlalu Over Lap
Selama persiapan 2 bulan berlangsung, segala urusan dan tindak-tanduk kegiatan makrab ini, “ SC “ dinilai terlalu mendominasi dan over lap. Hal ini tentu menyalahi porsi ruang lingkup kerja mereka. Selama ini kita ketahui bahwa tugas SC adalah hanya sebatas memberi masukan dan mengawasi kegiatan yang berlangsung bukan menentukan segala kebijakan dan keputusan. Selain itu, banyaknya panitia yang berjumlah 56 orangpun terkesan tidak efektif. Sehingga dalam pelaksanaannya panitia banyak yang nganggur . Hal ini tentu menjadi kontradiktif ketika ketua Senat Teknik mengatakan bahwa, panitia sebanyak 56 orang itu terlalu sedikit bahkan kurang. Idealnya untuk acara seperti ini panitia harus lebih banyak.

Kata Mereka Ttg Makrab
“Satu kemajuan bisa terselenggara, tapi masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki serta konsepan acara yang kurang jelas”. (Eka/Ketua Senat Sastra)
“Good for Begineer, coz mitos osfak sesuatu hal yang menakutkan dan tabu, ternyata tidak terbukti.“(Hudan/Sen Teknik)
“Tak masalah hanya beberapa bagian acara yang sukses. Namun, kesolidaritasan, kebersamaan, koordinasi antar panitia senat dan alumni, rada kurang.“(Obet/Alumni)
“Betapa hebatnya panitia, ketika meminta bantuan alumni yang sedang ngopi tanpa koordinasi. Dilatarbelakangi ketidaktahuan panitia apa yang harus dilakukan dalam konsep acara!!” (Bohemian Senior)
( no-3y & c-k4 )
Read more

PPSK 2008

Mahasiswa adalah sebuah bingkai baru dalam perjalan hidup khususnya seorang siswa menjadi maha nya, mahasiswa adalah sebuah arti yang disebut agent of change atau juga disebut dengan agen perubahan, identik dengan idealismenya, jiwa muda, semangat tinggi, sehingga aplikasi menjunjung Tri Dharma Perguruan Tinggi yang menjadi landasannya.

PPSK (Program Pengenalan Studi Kampus) tahun 2008 kali ini, cukup mempunyai perbedaan yang significant dengan PPSK tahun-tahun sebelumnya. Perbedaannya, untuk tahun 2008 ini PPSK secara murni diurusi oleh organisasi tertinggi di kampus yaitu oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang sudah berdiri sejak bulan Juni lalu. Dengan ini, kepanitiaan yang terbentukpun berasal dari keanggotaan BEM sendiri, yaitu sebanyak 30 orang..Tema yang diangkat untuk menyambut penerimaan mahasiswa barupun dikemas dengan sedemikian rupa berdasarkan visi dan misi yang ingin diterapkan pada calon penerus tongkat estafet pendidikan di UNPI ini, yaitu : “MELALUI PPSK KITA WUJUDKAN MAHASISWA SEBAGAI INTELEKTUAL MUDA YANG KRITIS, DINAMIS dan MENJUNJUNG TINGGI TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI”.

Dengan mengusung tema tersebut diharapkan dapat menjadi gerbang awal bagi mahasiswa baru memasuki sebuah perguruan tinggi yang di dalamnya terdapat proses penanaman jiwa kritis, pelopor, perubahan, dan membangun system yang baik untuk manusia lainnya secara konsisten terhadap cita-cita bersama didalam Tridharma Perguruan Tinggi serta dapat dipertanggungjawabkan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.

Jumlah peserta PPSK yang mencapai 169 orang dan tergabung dari 4 fakultas ini, diketuai oleh Mahendro Sulistyo (ME/7) yang sekaligus memegang jabatan sebagai Menteri Dalam Negeri dalam kepengurusan BEM UNPI. Mengenai penerapan disiplin dalam kegiatan PPSK yang berlangsung selama 2 hari (09-10/10/08) lalu dinilai sangat kurang, terbukti dari banyaknya maba yang kurang menghargai intruksi-intruksi yang diberikan oleh panitia termasuk pula berbagai tindak protes yang dilontarkan para maba seiring berlangsungnya kegiatan PPSK ini. Hal ini disinyalir pula sebagai parameter keberhasilan dalam membentuk jiwa-jiwa kritis sebagaimana tercanang dalam tema PPSK 2008. Meski begitu, kesolidan diantara maba kian terbentuk seiring dari suguhan acara yang terlaksana. Acarapun ditutup dengan acara halal bihalal sampai berburu tanda tangan panitia dan alumni yang meninggalkan berbagai kesan akrab dan hangat.
(c-k4)
Read more

CARUT MARUT ORGANISASI MAHASISWA Edisi 6 November 2008

Disadari atau tidak, para mahasiswa baru merupakan target-target empuk sebagai korban dari kebijakan mutlak sebuah organisasi. Mereka harus siap secara mental, moril dan materil ketika masa transisi dari SMA ke Mahasiswa menjadi trend unik yang menarik untuk ikut dan tergabung di dalamnya. Para penggiat kegiatan ini terus melahirkan konsep-konsep brilian nan cemerlang, agar agenda rutinan ini tetap terjaga keberadaanya tanpa impuls perpeloncoan di dalamnya.

Terlepas dari itu semua, organisasi pun secara paten menggambarkan dinamisasi kehidupan mahasiswa baik secara visual maupun secara bingkai lahiriah, yang juga turut mempunyai andil cukup besar dalam misi pembentukan pribadi dan karakter yang mumpuni pada “generasi baru” ini. Hal tersebut tentu mengungkapkan bahwa mahasiswa sebagai “Agent of change” adalah kenyataan yang secara lansung tertanamkan di wliayah perguruan tinggi yang sarat pendidikan dan objektif cultural. Bukan hanya sekedar iseng atau numpang pamer saja. Banyaknya mahasiswa yang gandrung dunia organisasi di UNPI ini tentu menjadi asset yang berharga. Karena secara tidak langsung, kampus telah mampu mencetak pribadi-pribadi yang berkualitas.
(c-k4)
Read more