Sabtu, Januari 03, 2009

Fakumnya organisasi, paradigma mahasiswa

Menyadari bahwa mahasiswa merupakan abdi bagi masyarakat sabagaimana tercantum dalam tridharma perguruan tinggi dan disebut-sebut sebagai agent of change yang bisa ikut dan turut serta melakukan perubahan: alergi terhadap penyimpangan dan kritis pada dinamika sosial-budaya maupun carut-marutnya dunia perpolitikan saat ini.
Organisasi dalam sebuah lembaga idealnya dapat menjadi media pemberdayaan kualitas SDM bagi anggotanya untuk bisa mengantarkan pada perubahan yang lebih baik.
Tapi lain halnya dengan sumber daya manusia yang ada di kampus kita: Universitas Putra Indonesia, tidak semua ikut berpatisipasi dan mendukung perubahan yang dicita-citakan itu malah ada juga yang cuek bebek tak perduli. Itu bisa kita lihat dari persentase maba (mahasiswa baru) angkatan tahun 2008/2009 sebesar 30% yang ikut berpartisipasi dalam berorganisasi. Mengapa hal itu bisa terjadi?
Salah satu faktor utamanya adalah belum aktivnya kembali berbagai UKM dan OKP yang ada dikampus kita karena tertidur panjang mengalami libur menjelang tahun ajaran baru. Hal itu bisa didukung pula oleh pelaku-pelaku inti dari beberapa organisasi yang ada di Unpi yang terlihat ogah-ogahan dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Padahal keberhasilan akan jatuh pada organisasi-organisasi yang menjaga fleksibilitas mereka, terus-menerus memperbaiki kualitas mereka. Bukankah tidak pernah ada pasukan yang buruk yang ada hanyalah pemimpin yang buruk?
Hal ini disinyalir ada sistem birokrasi yang rumit dari lembaga. Yang berwenag terpusat, rentang kendali yang sempit dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando. Hal ini sangat berpengaruh pada eksistensi suatu organisasi. Karena lingkungan sanagat berpengaruh pada kinerja suatu organisasi.
Adapun kendala dalam berorganisasi dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yang stasis. Hanya sedikit kekuatan di lingkungan mereka yang berubah. Lingkungan statis menciptakan ketidakpastian lebih besar bagi para pelaku organisasi dari pada lingkungan yang dinamis. Dan karena ketidakpastian merupakan ancaman bagi keefektifan organisasi, maka organisasi ditantang untuk untuk bisa meminimalkannya. Salah satu cara mengu rangi ketidakpastian lingkungan adalah adalah melalui penyesuaian stuktur organisasi 1 dan menjadi menjadi “PR” bagi para pelaku organisasi.yang wajib dilakukan untuk mencapai perubahan. Karena kalau bukan kita, siapa lagi?
( Astri, Fikom Tingkat 1 )
* Stephen P Robbins

0 komentar:

Posting Komentar

Kasiiiih koment yang membangun yaaah....biar tetep semangat nulisnya...hehehe...tp insya allah kita terima apapun juga yang penting Kalian isi buku tamu okay !!!